Part.3 Pertemuan kedua.
"Aku kira cuma brownies bunda yang manis, ternyata kamu juga nggak kalah manis"
-Arya Laksmana
Semenjak pertemuannya dengan gadis bernama Rayn, Arya semakin semangat untuk ikut ibunya belanja sayur di depan gang. Tapi sudah 3 hari setelah pertemuan mereka Arya tak pernah lagi melihat Rayn, kemana dia?
Ingin rasanya bertanya pada ibu ibu yang ada disana sekiranya mereka tau tentang Rayn. Tak dapat dipungkiri Arya memang tertarik pada gadis manis itu, mata sayu dengan warna coklat terang itu yang membuatnya rindu, Arya sempat berfikir kalau ia memang sudah gila, bagaimana bisa dirinya yang gagah berwibawa sekaligus tampan tak tertandingi ini tertarik pada gadis biasa seperti Rayn.
Mengabaikan rindunya Arya mengambil wortel dari abang sayur lalu memakannya seperti biasa, dan seperti biasa pula ibunya akan mengomel penuh energi yang sudah pasti ia abaikan.
Sorakan penuh pujian dari ibu ibu alay membuyarkan lamunan Arya, ia bingung apa yang membuat mereka berteriak begitu histerisnya, jangan lupakan ibunya tercinta yang ikut bersorak tak kalah heboh.
Membalikkan badan Arya melihat gadis yang 3 hari ini membuatnya rela bangun pagi demi bisa belanja ke tukang sayur sebagai modus tengah duduk di kursi rodanya dengan didorong oleh seorang lelaki yang umurnya mungkin tak jauh beda dengan dirinya.
"Masyaallah, calon mantu." seru salah satu ibu disana.
"Eits itu yang di dorong pasti istrinya." celetuk abang sayur yang langsung mendapat lemparan bayam serta kawan kawannya.
Entah apa yang terjadi pada diri Arya, ia merasa nyeri atau lebih tepatnya sesak di hatinya mendengar perkataan abang sayur tadi, jadi ia tertarik pada istri orang?
Semakin dekat ibunya pun semakin girang bukan main.
"Yaallah, Neng, mau jadi mantu bunda ngga?" gombal ibu Arya yang langsung mendapat tatapan tajam penuh permusuhan dari mata Arya.
" Aa' ganteng sama bunda aja sini." kembali ibu Arya menggombal yang langsung membuat Arya mengelus dada.
"Bunda gila, terus ayah mau dikemanain?" ujar Arya.
"Selamat pagi ibu ibu, lagi pada belanja sayur?" sapa pria yang dari tadi menuai banyak pujian dari ibu ibu komplek.
"Enggak, ini lagi pada nyari duit receh." jawaban sarkas dari Arya yang langsung mendapat jitakan manja dari sang ibu.
"Kalo jawab yang bener!"
"Maaf bun, udah tau lagi ngerubungin abang sayur masih aja nanya ligi bilinji siyir?, abang salah?" ucap Arya sambil menirukan gaya bicara pria yang tak lain adalah Rafka.
Sekali lagi jitakan penuh perasaan menghampiri kepala Arya, yang langsung mendapat ringisan dari sang empu.
"h-hai Arya" sapa gadis yang sedari tadi hanya diam yang sontak membuat Rafka kaget, adiknya tau nama pemuda kurang ajar di depannya ini
Bukan hanya Rafka yang terkejut ternyata Arya juga sama halnya. Ada sedikit rasa yang membuncah di hatinya saat gadis manis berkursi roda itu mengingat namanya, ia hanya tersenyum malu malu sambil membalas sapaan sang gadis.
"Eh, hai Rayn"
Pipi merah sang anak tak luput dari pandangan ibunya, ia merasakan aura kasmaran dari Arya saat mendapat sapaan sederhana dari gadis manis yang 3 hari lalu ia sebut bidadari nyasar.
"ehem, kayaknya bentar lagi mau ada hajatan nih Bu Maya." goda seorang ibu.
"hehe, iya, kayaknya sih tanda tanda bakal gendong cucu saya" balas Maya, ibu Arya.
"Bunda apaan sih!"
Astaga Maya tak pernah melihat anaknya se-salting ini hanya karna godaan receh ibu komplek, sepertinya anak perjaka nya sedang proses jatuh cinta pada gadis manis berkursi roda itu.
"Kamu nggak mau ngenalin bunda?" tanya Maya sambil menyikut pelan.
"Eh, emm, Rayn kenalin bunda Arya." Arya mengenalkan ibunya, yang lalu mendapat salam perkenalan dari ibunya berupa kecupan kanan kiri. 'ish bunda bikin malu, kan Arya juga mau' batin Arya.
"Tante, ini kak Rafka, kakak kedua Rayn." nah sekarang giliran Rayn yang mengenalkan kakaknya yang sedari tadi hanya mengamati pada ibunda Arya.
"Oh namanya Rafka, ganteng banget." ucap bu Maya lalu berjabat tangan, "oiya panggil bunda aja ya, bunda punya 3 anak dan semua cowok, pengen banget punya anak cewek, tapi kalau dapet nya mantu cantik kaya gini nggapapa deh bunda mah iklas lahir batin" curhat bu Maya.
Kan... Kann, bunda Arya ini memang sedikit mengesalkan, tapi kalau memang ibunya setuju tak apalah, ia ngikut saja, eh ada yang salah sepertinya.
Sesi perkenalan mereka ditutup ketika Raka memanggil Rafka dan Rayna di ujung jalan sana, ia begitu khawatir saat tak mendapati kedua adiknya yang katanya hanya ingin keluar menghirup udara segar diteras. Tapi saat ia hampiri hanya ada sepotong roti coklat milik Rayn yang terjatuh di depan pagar.
----
"senang nya dalam hati, oe, kalau bersuami dua, ue, nanana nanana nananana"
Suara nyanyian dari dapur mengalun begitu merdu, sampai sampai seluruh penghuni rumah berlari kocar kacir mencari sumber suara. Bukan apa, hanya saja mereka ingin menghentikan suara surga itu agar tak merusak gendang telinga tetangganya.
"Bunda... Udah... " jerit Surya frustasi.
"Ayah kenapa sih, kan bunda cuma menghibur diri." elak Maya.
"Hilih, pasti masih keinget sama berondong di tukang sayur tadi kan bun? Bunda lagi kasmaran tuh, Yah
" adu Arya.Surya langsung menatap tajam Maya.
"Apa?" tanya Maya polos.
"Berondong siapa?, Berondong mana yang bikin, Bunda kekgini?"
"Yaampun, Ayah, percaya aja sama perjaka karatan. Bukan bunda ya, bukannya kamu, Bang, yang lagi jatuh cinta?" ejek bu Maya.
Sontak Surya dan dua orang lain dalam ruangan itu menatap Arya dengan tatapan sulit diartikan. Nino, adik terakhir Arya berceletuk tanpa beban, "Halah, Abang cuma cinta monyet itu mah"
Dengan tanpa persiapan tangan Arya melayang pada adik bungsunya.
"Gue bukan monyet ya bocah!"
"Sekarang udah bukan monyet, udah jadi gorila lo Ar," kali ini Bara yang bersuara, anak tertua dikeluarga itu memang tak banyak omong tapi sekalinya ngomong apel aja kebelah jadi dua sangking tajamnya, enggak deng boong :v
Melihat wajah Arya memerah entah karena malu atau marah sontak membuat keluarga cemara itu tertawa terbahak, ralat kecuali Bara.
Lampung, 2021
Hppy reading guyss☔
Salam cinta dari author love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
General FictionKisah gadis 21 tahun bernama Rayn mengalami kelumpuhan total yang kecil kemungkinan dapat berjalan secara normal, hidupnya yang hanya seputar hitam dan putih perlahan kembali berwarna seiring hadirnya seorang wartawan TV swasta bernama Arya laksmana...