Sampai Bertemu Di Pelaminan

8 0 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat Membaca💗🌷
.
.
.

🍒🍒🍒


Sore ini, semua orang yang berada di rumah Syifa di sibukkan dengan tugas masing-masing. Rianti dan Syifa yang memasak bersama Bi Atun, Raffa yang membersihkan rumah dan Dimas yang bertugas memesan snack kue dan antek-anteknya.

Besok pagi adalah hari dimana Alif dan keluarganya akan mengkhitbah Syifa dan menentukan tanggal pernikahan mereka.

Sungguh, Syifa pikir pernikahan ini tidak akan terjadi atau perjodohan ini di batalkan? Pasalnya sejak Alif menjemput Syifa tempo hari, lelaki itu tidak ada kabar sama sekali. Ditelfon tidak di angkat, di chat pun tidak dibalas. Sampai Syifa diberi tahu kalau, Alif dan keluarganya jadi ke rumah untuk mengkhitbahnya. Itu pun, ia diberi tahu Ayahnya.

"Bunda, ini rendangnya udah matang?" tanya Syifa yang dari tadi sibuk mengaduk rendang di wajan.

Bunda Rianti menghampiri Syifa dan memeriksa rendangnya. "Nah! Udah matang ini, tolong ambilkan wadah di atas meja itu, ya, Ci."

"Yang ini, Bunda?"

"Iya, yang itu, bawa sini!"

Syifa memberikan wadah itu kepada sang Bunda dan memperhatikan Bundanya yang cekatan memindahkan rendang di wajan ke dalam wadah.

"Ini sisanya kita catering aja, ya? Kayanya nggak cukup waktu dan tenaga kalau kita masak semua."

"Nggak apa-apa Bunda, 'kan, udah Syifa bilang kemarin buat catering aja, biar Bunda nggak capek."

Bunda Rianti hanya terkekeh menanggapi ucapan anaknya itu, lalu kembali ke tugasnya. Sekarang waktunya bersihkan dapur dengan di bantu Syifa anaknya dan Bi Atun.

"Enak sekali anda, berleyeh-leyeh," ucap Syifa ketika mendapati Raffa yang tiduran di sofa, fokus memainkan game di ponselnya.

"Enak dong," balas Raffa sedikit meledek.

"Udah di bersihin semua, kah, ini?" tanya Syifa memastikan.

"Nggak liat itu kinclong semua?" bukannya menjawab Raffa malah balik bertanya, membuat Syifa mendengus tak suka.

Syifa menghempaskan dirinya di sofa depan Raffa. Ia membuka ponselnya yang tidak tersentuh sama sekali dari tadi pagi, banyak sekali pesan masuk dari grup kampusnya. Ia memilih tidak membuka pesan itu, biar saja ia timbun sampai beribu-ribu.

Syifa lebih tertarik melihat story whatsApp kontaknya sampai matanya tertuju pada story Alif yang dibuat 20 menit yang lalu, sebuah gambar bangunan setengah jadi.

'Bikin story bisa, bales chat nggak bisa.' batin Syifa heran.

Adzan Magrib berkumandang, bertepatan dengan Dimas yang baru saja pulang. Melihat anak-anaknya masih berkutat dengan ponsel di tangannya, membuat Dimas dengan tegas menyuruh anak-anaknya itu untuk segera berwudhu dan melaksanakan sholat Magrib berjamaah.

🍒🍒🍒

Pagi hari, tiba. Hari dimana keluarga Dimas akan kedatangan tamu spesial dengan niat baiknya. Semua orang sibuk dengan tugasnya, Bunda Rianti yang sedari tadi bolak-balik dapur dan kamar Syifa. Raffa dan Ayah Dimas yang sibuk bantu menata makanan yang akan disuguhkan untuk para tamunya.

Syifa menatap pantulan dirinya di cermin, ia mengenakan kebaya berwarna biru pastel dan kain batik abu-abu. Dengan polesan makeup natural di wajahnya.

SYIFA UNTUK ALIF [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang