Bismillahirrahmanirrahim
Selamat Membaca💗🌷
.
.
.🍒🍒🍒
Tak terasa sudah 1 minggu berlalu, sejak Syifa di Khitbah Alif. Pagi hari ini rumah Syifa sangat ramai, banyak sanak saudaranya yang datang dari 1 hari yang lalu. Hari ini adalah hari dimana Syifa akan merubah statusnya menjadi seorang, istri.Saat ini, Syifa tengah dirias oleh MUA. Entah Syifa yang pada dasarnya sudah cantik atau bagaimana, tapi hari ini Syifa terlihat berbeda, kecantikannya bertambah beribu-ribu kali lipat. Bahkan MUAnya sendiri tak jarang mengagumi kecantikan Syifa. Aura pengantinnya sangat kuat, kalau orang Jawa bilang itu manglingi (pangling).
Syifa menatap dirinya pada cermin di depannya tak percaya. Terbuat dari apa, tangan MUA itu, hingga membuatnya seperti seorang dewi.
"Syifa, sayang. Bunda sama Ay–" ucapan Rianti terpotong kala Syifa menoleh kearahnya.
"MasyaaAllah," ujar Rianti dan Dimas barengan.
Baik Rianti maupun Dimas berjalan mendekati Syifa yang sudah rapi memakai kebaya adat solo putri, hijab.
"Yah, ini anak kita?" tanya Rianti kepada Dimas yang sama sekali tidak mendapat balasan. Dimas terlalu kagum melihat putrinya yang terlihat begitu cantik saat ini.
Syifa yang mendengar perkataan yang terlontarkan dari mulut Rianti pun mencebikkan bibirnya kesal.
'Memang anak siapa lagi kalo bukan anak Bunda Ayah,' batin Syifa.
Namun, kekesalannya hilang ketika Ayahnya yang tiba-tiba memeluknya erat. Berkali-kali Ayahnya juga mencium pucuk kepalanya lalu memeluknya kembali. Membuat Syifa tertawa kecil tetapi dengan mata yang berkaca-kaca. Lain di mulut lain juga di hati.
"Makasih, Nak, makasih. Makasih sudah menjadi anak penurut ketika masih bersama Ayah dan Bunda, makasih karena tidak menjadi anak yang pembangkang, makasih kamu selalu mendengarkan perkataan Ayah dan Bunda, makasih sudah menjadi anak yang baik, sholehah, dan selalu berbakti kepada orang tua mu ....."
Syifa terisak mendengar penuturan Ayahnya. Tidak dapat menahan air matanya lebih lama.
"Nak, pesan Ayah ... Lakukan lah hal yang sama terhadap suamimu, tugas Ayah akan berpindah pada suamimu. Berbakti lah padanya, hormati dia seperti kamu menghormati orang tuamu. Maafkan Ayah jika selama ini Ayah banyak kurangnya dalam mendidik kamu, itu semua Ayah lakukan karena Ayah sayang sama kamu. Ayah tidak ingin putri Ayah terjerumus dalam kemaksiatan dan hal yang buruk. Ingat terus pesan Ayah, Nak. Berbakti, hormati dan sayangi. Ayah sayang sama kamu, dan selamanya kamu akan tetap menjadi putri kecilnya Ayah."
Syifa menggeleng kepalanya pelan. "Harusnya Syifa yang bilang begitu. Ayah .... Syifa minta maaf kalo selama ini Syifa banyak salah sama Ayah, maaf selama ini kalo ada kata-kata atau perbuatan Syifa yang menyakiti hati Ayah ...."
Syifa menoleh kearah Bunda nya yang terisak dalam diam, ia menarik pelan tangan Bundanya agar ikut berpelukan bersama.
"Bunda ... Syifa juga minta maaf sama Bunda, maaf Syifa banyak salah sama Bunda, maaf atas sikap Syifa yang pernah menyakiti hati Bunda tanpa Syifa sadari. Syifa sangat, sangat, sangat sayang Bunda Ayah. Terimakasih sudah menjadi orang tua terbaik buat Syifa, Syifa sangat bersyukur, Allah kasih Bunda dan Ayah sebagai orang tua Syifa. Maaf, Syifa belum bisa membalas kebaikan Bunda dan Ayah. Syifa izin dan minta doa restu, Bunda Ayah. Doakan Syifa bisa menjadi Istri yang sholehah, serta ibu yang baik buat anak-anak Syifa nanti, doakan Syifa semoga rumah tangga Syifa nanti di diridhoi Allah SWT ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA UNTUK ALIF [ON GOING]
Spiritual[Romance - Spiritual] •••• Awalnya Syifa tak berpikir panjang. Bertemu dengan seorang pria, yang dengan enaknya menerobos antreannya di salah satu kedai gelato ternama, di Jakarta. Ulah pria itu sontak membuat Syifa memekik kesal dan menyumpah serap...