I promise

184 25 0
                                    

•flashback•

🍂🍂🍂

Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah mampu memberi ketenangan dalam hati, Deburan ombak serta senja di pantai menambah suasana menjadi sangat menyenangkan,cahaya senja di pantai sangatlah indah memukau mata, membuat siapa saja yang melihatnya melupakan sejenak tentang penatnya kehidupan.

"Sayang?"

Seseorang disampingnya tidak kalah indah dengan senja yang ada di depannya, bibirnya melukis senyum yang begitu indah, tangannya terulur untuk merapikan rambut kekasihnya dengan lembut.

"Udah puas liat senjanya?"

Gadis itu mengangguk, "tapi aku belum puas liatin wajah kamu."

Laki-laki itu hanya tertawa kecil sembari merangkul kekasihnya, mereka saling bertatap kemudian tertawa, entah hal apa yang sedang mereka pikirkan.

Inara selalu menatap wajah teduh laki-laki disampingnya, dia sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mengirim seorang yang baik hati dan mampu menyempurnakan hidupnya. Seseorang yang selalu menjadi garda terdepan untuknya, seseorang yang tidak pernah meninggikan nada bicaranya ketika sedang marah, seseorang itu begitu sempurna bagi Inara.

"Kenapa sih liatin terus?" Tanya Aksa yang sedari tadi mendapati Nara yang selalu menatap wajahnya.

"Kok kamu ganteng banget sih, Mas?"

"Kamu aja cantik banget, masa aku jelek?" Jawabnya dengan mencubit gemas pipi Nara.

Tiba-tiba ada yang mengejutkan mereka dari belakang, membuat keduanya terhentak kaget, seorang laki-laki duduk disamping Nara sembari memasang ekspresi wajah yang menyebalkan.

"Bikin kaget aja kamu, Ar." Ucap Aksa kepada adik kandungnya itu.

"Tau, ih." Sambung Nara dengan memanyunkan bibirnya, kesal.

Arka menjulurkan lidahnya kepada mereka berdua, "lagian mesra banget, kaya dunia milik kalian berdua aja."

"Emang iya kan? Kamu kan cuman ngontrak." Jawab Nara asal.

"Iya deh iya." Balas Arka pasrah, membuat Nara dan Aksa tersenyum mendengarnya.

Mereka bertiga sudah dekat sedari kecil, dan sampai sekarang mereka selalu bersama, saling mendukung satu sama lain. Aksa dan Nara memilih untuk menjadi pasangan, karena keduanya saling mencintai, sedangkan Arka, Laki-laki itu selalu mendukung mereka berdua, usia Arka lebih muda satu tahun dari Aksa dan Nara.

Dan juga, mereka bertiga merupakan lulusan kedokteran di Universitas yang sama, bahkan saat menjalani Coas, mereka ditugaskan di Rumah Sakit yang sama pula. Sekarang, Ketiganya sudah menjadi Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular, sungguh panjang perjalanan menjadi seorang Dokter Spesialis, sangat menguras banyak pikiran dan tenaga, namun, perjalanan itu mempunyai banyak kenangan indah dan berarti yang tidak akan bisa terulang kembali.

Arka beranjak dari duduknya. "Kalian gak mau pulang? Udah mulai dingin banget anginnya."

"Kaya sifat kamu yah?" Ledek Nara.

"Padahal aku jauh lebih hangat dari Ka Aksa, loh." Ucap Arka dramatis.

"Si paling hangat." Pungkas Nara sembari berlari kecil mendahului kedua laki-laki itu.

Aksa hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu dan melambaikan tangan kepadanya.

"Sebesar apa sih, rasa sayang Ka Aksa untuk Ka Nara?" Tanya Arka tiba - tiba.

Aksa menghentikan langkahnya, "rasa sayang aku untuk Nara, gak bisa diukur oleh apapun, dan gak ada kata yang pas untuk menggambarkan betapa aku menyayanginya, bahkan setiap kali aku melihatnya tersenyum, setiap kali juga rasa sayang aku bertambah."

My Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang