Luka yang paling dalam

146 22 4
                                    

"Kamu gak ada niat buat pindah tempat kerja, nak?"

Hendra menatap putrinya yang tengah menikmati makanannya, malam ini Naysha menyempatkan waktunya untuk pergi makan malam bersama kedua orang tua dan adiknya, setelah kemarin dia tidak sempat hadir karena ada operasi darurat, akhirnya sekarang Naysha bisa karena tidak ada jadwal operasi malam ini, dan juga Eiden mengizinkannya untuk pulang cepat.

Naysha meletakkan sendok di piring kemudian menatap Ayahnya sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak ada niat untuk pindah tempat bekerja, meskipun setiap hari harus bertemu dengan mantannya, itu tidak membuat Naysha untuk pindah, dia sudah terlanjur nyaman bekerja di sana, partner bekerjanya juga menyenangkan.

"Emang kamu gak terganggu, sayang?" Nadya ikut bertanya kepada putrinya.

"Enggak, kalian tenang aja." Jawab Naysha berusaha meyakinkan orang tuanya.

Orang tuanya sempat marah atas keputusan Arka karena meninggalkan putrinya demi menikahi perempuan lain, orang tua mana yang tidak sakit hati melihat anak yang di sayanginya di sakiti oleh orang lain, apalagi orang itu sudah mereka anggap seperti anak mereka sendiri.

Tapi setelah Naysha menjelaskan semua tentang alasan Arka meninggalkannya, orang tuanya mulai mengerti, namun itu tidak bisa mengurangi rasa kecewanya terhadap Arka, Laki-laki itu saja belum pernah datang secara baik-baik ke rumah orang tuanya, walaupun hanya sekedar minta maaf, mereka pasti akan sedikit luluh hatinya.

Entah apa yang dipikirkan Arka, mengapa laki-laki itu tidak pergi ke rumahnya setelah keputusan sepihaknya, itu juga yang membuat Naysha berat menerima permintaan maafnya, meski dia tau pasti juga berat bagi Arka menjalaninya, tapi, Arka terlalu cepat mengambil keputusan, kalau saja bisa di bicarakan berdua dengannya secara baik-baik, pasti bisa menemukan jalan keluarnya tanpa menyakiti banyak orang.

"Ayah masih gak nyangka Arka bisa setega itu sama kamu, padahal persiapan pernikahan sudah hampir seratus persen."

"Untungnya belum sebar undangan, Yah." Sambung Nadya.

"Udahlah dilupain aja, aku juga gak mau ingat masa itu lagi." Lontar Naysha karena merasa kurang nyaman orang tuanya membahas seseorang yang tidak mau dia bahas.

"Kamu udah maafin dia, Nay?" Tanya Nadya.

"Belum, Bun, gak tau nanti."

"Nay, sebenarnya ada teman Ayah yang mau datang kesini." Jelas Hendra mengalihkan pembicaraan.

Naysha mengerutkan keningnya, "teman yang mana, Yah? aku kenal, gak?" Lanjutnya bertanya, karena hampir semua teman Ayahnya Naysha kenal, karena saat kuliah dia sering di ajak makan malam bersama.

Hendra yang merupakan seorang Dokter Spesialis Ortopedi punya kenalan yang cukup banyak di berbagai Rumah Sakit, itu yang membuatnya sering makan bersama dengan sesama Dokter jika mereka punya waktu luang.

Namun, antara Ayah dan anak bekerja di Rumah Sakit yang berbeda, Naysha memilih untuk tidak satu tempat bekerja dengan sang Ayah, karena dia tidak mau Ayahnya melihat dia kesusahan saat pertama kali menjadi Dokter Residen.

"Ayah belum sempat kenalin sama kalian, mereka dalam perjalanan, bentar lagi sampai."

Naysha hanya menganggukan kepalanya mengerti, dia kembali melanjutkan makannya yang dia rasa tidak habis-habis sedari tadi.

"Anaknya juga seorang Dokter di Rumah Sakit yang sama kaya kamu, Nay." Ucap Ayahnya membuat Naysha sedikit tertegun.

"Oh ya? Dokter apa, Yah?" Tanya Naysha penasaran.

"Ayah lupa tanya soal itu, nanti anaknya juga ikut, kalian bisa langsung kenalan." Jawab Hendra sembari tersenyum menatap putrinya.

Sedangkan Naysha menatap Ayahnya curiga, "Ayah gak lagi jodohin aku, kan?"

My Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang