05

1.8K 183 16
                                    

"krist pulaang" teriak krist

Ana yg sedang duduk di sofa pun langsung beranjak menuju pintu depan

"krist, kau kemana saja nak, mae lihat di ponsel kalau kau berada di perusahaan ruangroj" ujar ana lalu mengalihkan pandangan nya ke belakang, ada seseorang yg anak nya bawa

"mae, dia singto yg kemarin di taman" ucap krist tersenyum

"oohh nak sing.. Siapa??"

"perkenalkan nama saya singto prachaya ruangroj" ucap singto memperkenalkan diri sembari memberi wai kepada orang yg lebih tua

"ohh nak singto, maafkan anak mae kalau sudah merepotkanmu"

"tidak mae, tidak masalah, krist tidak merepotkan sama sekali, malahan saya senang bisa melihat kalian berdua lagi" ucap singto tersenyum

"tampan nya" ana tersenyum melihat singto.

"ayo masuk nak singto" singto menerima ajakan ibu nya, karna tak sopan jika menolak kalau seorang ibu menawarkan masuk ke rumah nya

Singto menduduki diri nya di sofa keluarga milik krist. Walau pun kecil namun nyaman, sesekali singto melirik krist

"apa ibu dan krist tinggal berdua saja?" tanya singto basa basi

"iya nak, kami tinggal berdua saja, ayah krist sudah meninggal 10 tahun yg lalu, dan sebentar lagi 11 tahun kematian ayah nya"

"nak singto mau minum apa, biar mae buatkan"

"oh tidak apa bu, Aku sudah minum tadi di kantor"

"emmm, bu, kalau begitu singto pamit dulu mau ke kantor, masih banyak pekerjaan yg harus di kerjakan"

"baik lah nak, kalau begitu mae antar kan sampai depan ya"

"mae, krist ikut mengantar phi singto"

Singto hanya bisa tersenyum dan tak menolak sama sekali

"hati2 di jalan ya nak"

"baiklah bu"

Baru saja singto melangkahkan kaki nya krist memanggil diri nya

Ana yg melihat pun masuk ke dalam. Takut nya singto merasa canggung karna diri nya melihat krist dan singto berbicara

"ada apa krist?"

"bisakah phi kemari??" tanya krist

Singto pun melangkah mendekat., memikirkan apa yg akan di lakukan krist  pada diri nya

"katakan ada apa?" tanya singto memandang netra krist yg hitam

"phi, bisakah aku menyentuh wajahmu?? Aku dengar ibuku bilang dirimu sangat tampan" krist tersenyum

Tanpa di sadari air mata singto jatuh menetes
"beginikah cara mu agar kau kenal dengan seseorang krist" batin singto
Singto mengusap air mata nya dengan kasar, sangat jarang sekali singto menangis. Jangan kan jarang. Sama sekali tidak pernah, terakhir singto menangis di waktu ibu kandung nya meninggal

"ini, sentuh lah wajahku" ucap singto menuntun tangan krist ke wajah nya

Di dalam rumah di balik jendela, ana sudah meneteskan air mata nya, melihat sang anak seperti itu
"ya tuhan, aku tidak sanggup melihat senyuman anakku, aku tidak tahu arti senyum nya yg ia ukirkan"

Krist meraba wajah singto, dari pipi, bibir, hidung, kening, rambut, krist pun mencium bau parfum yg singto pakai, dan juga bau nafas singto pun ia ciumi

"parfum beraromakan kayu cendana bercampur mint"

"dan bau mulutmu yg masih tercium bau mint segar" ucap krist tersenyum
Singto tersenyum namun tetesan air mata nya tetap jatuh
Krist pun menempelkan jari jemari nya di mata singto, krist pun merasakan kalau kelopak mata singto basah

Love Of A Blind ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang