Usai menghadiri interview film terbaruku Josee, aku mengendarai mobilku menuju kantor manajemen Soop untuk menemui Suzy. Aku ingin mendengar penjelasannya terkait pengunduran waktu yang kami minta kepada pihak manajemen. Hal ini sangat penting mengingat aku perlu bantuan Jisoo agar Suzy bisa satu suara denganku menolak permintaan manajemen.
"Ah, akhirnya kau datang juga." Suzy menyapaku di lobi. Ia memakai pakaian hitam dan jaket tebal berwarna nude. Di lihat dari penampilannya, ia baru saja selesai latihan menari untuk projek terbarunya.
"Pekerjaanmu hari ini sudah selesai?" tanyaku padanya.
Suzy mengangguk, "Seperti yang kau lihat sekarang. Aku tidak mungkin bisa menemuimu jika pekerjaanku belum selesai."
"Di tempat sepi saja."
"Apa?" Suzy menatapku bingung saat kami berdiri di depan lift, menunggu pintunya terbuka.
"Maksudku, bicarakan hal ini di tempat yang sepi saja. Aku tidak ingin ada yang tahu sebelum hasil akhirnya terlihat."
"Oh, tentu saja bisa. Ayo, keruangan meeting."
Tiba di ruang meeting sesuai dengan keinginanku, ruangan itu kosong. Memberikan banyak privasi untuk kami mendiskusikan hal yang sangat sensitif ini. Sedikit saja beritanya terdengar, penggemar bisa membuat alur ceritanya sendiri dan berbeda-beda tiap alur yang ditulis di kolom komentar.
"Aku ingin mendengar darimu dulu," ucapku sembari menarik kursi untuk Suzy.
Gadis itu mengangguk sembari tersenyum manis, "Pihak manajemen menyetujui memberikan kita waktu untuk berdiskusi mengenai hal ini selama seminggu."
"Semudah itu mereka menyetujui permintaanmu?"
"Tidak semudah yang aku ucapkan. Beberapa hari yang lalu saat aku mengatakan hal itu, mereka tidak setuju, tetapi aku berusaha semampuku untuk meyakinkan mereka."
"Kau tidak bilang pada akhirnya kita akan setuju, kan?"
Suzy menggeleng, "Tentu saja tidak. Apa gunanya meminta waktu lebih yang pada akhirnya menyulitkan posisi kita?"
"Syukurlah, jika begitu." Aku menghela napas lega, "Jisoo ingin membantu kita selama satu minggu ke depan."
"Jisoo Blackpink?"
Aku tertawa selama beberapa detik menyadari nama itu yang ia pikirkan. Tebakannya tidak salah. Jisoo memang salah satu anggota Blackpink. Namun, aku bahkan belum pernah berinteraksi dengan Jisoo Blackpink. "Bukan Jisoo yang itu, tapi Ji-soo teman baikku."
"Ji-soo maksudmu?"
Masih tertawa, aku mengangguk, "Ya, Ji-soo. Dia seorang aktor bukan penyanyi. Dan dia laki-laki."
"Oh, ya Tuhan! Maaf, aku salah mengenali," balas Suzy tersipu malu, "mengapa dia ingin membantu?" tanyanya kemudian.
Aku menceritakan dari awal hingga akhirnya aku menyetujui tawaran yang diberikan Jisoo padaku.
"Kau tidak keberatan?" Aku bertanya.
"Tidak," Suzy menggeleng, "aku pernah beberapa kali bertemu dengannya. Tidak masalah jika Jisoo ingin membantu kita."
"Jisoo akan senang kau menerimanya."
Suzy tertawa, "Bukan masalah besar bagiku."
"Selama seminggu ke depan, aku akan disibukkan dengan jadwal promosi dan wawancara Josee. Hanya tersisa waktu di malam hari setelah semua pekerjaan selesai."
"Itu berarti kita tidak bisa menggunakan ruangan ini jika ada Jisoo."
"Aku hanya memikirkan melalui video call," ujarku setelah lama terdiam.
"Tidak bertemu?"
Aku menggeleng, "Wartawan ada dimana-mana. Aku tidak ingin ada berita yang muncul di internet menyebutkan aku dan kau pergi ke tempat yang sama. Publik pasti langsung terpancing dan hal itu bisa dimanfaatkan menjadi keuntungan bagi pihak manajemen."
"Kau benar sekali. Posisimu juga akan semakin sulit keluar bersama saat promosi film."
"Posisi kita sangat terjepit. Hanya itu satu-satunya cara."
"Baiklah. Aku coba menarik kesimpulan. Latihan penolakan kita lakukan malam selepas pekerjaan selesai dan melalui video call." Suzy mengucapkannya dengan hati-hati.
"Ya, langkah pertama yang bisa kita ambil hanya itu dulu. Waktu yang terbatas mengharuskan kita bergerak lebih cepat."
"Sulit sekali melewati masa-masa ini."
Suzy memalingkan wajah. Memandangi kosong dinding ruang meeting. Ekspresi wajahnya kontan sekali berubah. Aku tahu, kondisi seperti ini sangat sulit. Sekali pun menolak tetap memberikan dampak pada kami. Kendati demikian, menyetujuinya juga tidak berarti jauh lebih baik.
"Seiring berjalannya waktu kau akan tahu mengapa aku menolak melakukan ini, Suzy," ucapku pelan padanya. Suzy memalingkan wajahnya kembali padaku. Bola matanya membesar, memberikan kesan imut di sana. "Untuk saat ini kau cukup tahu saja; aku takut tidak bisa melakukannya dengan sepenuh hati."
*****
I love you, all. Thank you so much for giving me feedback <3
![](https://img.wattpad.com/cover/251021558-288-k423708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Start Up PR Stunt
Fanfiction[WARNING: THIS IS ONLY A FAN FICTION] Kesuksesan drama Start Up yang dibintangi Nam Joo Hyuk dan Bae Suzy di luar ekspetasi pihak manajemen. Kesempatan ini lantas dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk menambah popularitas keduanya dengan cara meng...