Kenyataannya Arlino Mahendra hanyalah remaja berusia 17 tahun yang terperangkap akan kejamnya takdir, hidup yang semula terasa baik baik saja bahkan bisa dibilang cukup beruntung. Tiba tiba berubah menjadi hal yang tak pernah Arlino pikirkan akan terjadi di kehidupannya, semesta menunjukan arti dari sebuah kehidupan yang sesungguhnya. "Katanya bakal jadi cahaya buat setiap jalan yang Arlino pilih, lah kok ini cahayanya redup lima-limanya." Ujarnya di tepi pantai, sambil menikmati temaram senja yang hampir meredup, seperti cahaya yang dimilikinya.