Rona jatuh cinta di suatu Rabu sore kelabu, saat hujan merintik dan hawa dingin merambah bumi. Saat itu, Leo berlari kecil menerobos gerimis, menggunakan tangan sebagai pelindung kepala. Sekilas, itulah yang terjadi. Rona yang hari-harinya dipenuhi angka dan data, tiba-tiba punya penyegar mata. Tetapi, persoalan rasa tak semudah mengolah data. Analisisnya tak punya pakem pasti. Begitu banyak variabel yang tak diketahui. Leo yang suka musik. Leo yang wangi. Leo yang suka milkshake stroberi. Leo yang suka membicarakan mimpi-mimpi para pemimpi. Leo yang suka Daisy. Daisy yang menyukai pohon dan bunga, gambar-gambar pensil warna, buku sketsa. Lalu Daisy pergi, tapi Leo bergeming. Rona masih menaruh hati. *** Tapi, mungkin ini bukan tentang Rona dan Leo. Mungkin juga, kisah tentang cinta-cinta yang tinggal dan tanggal.