Putus

53 14 33
                                    

Kemarin, saat kembali ke rumahnya. Rendra dimarahi habis-habisan oleh Mamanya. Yang pertama, gara-gara wajahnya yang lebam-lebam. Lalu, karena perkataaannya kemarin yang mau menikah dengan Malika.

Sampai di meja makan pagi ini pun, Mama Rendra masih mengocehi putranya.

"Masih kecil gaya-gaya an mau nikah,"

Suara cangkir yang diletakkan di samping Rendra dengan keras membuat Rendra hanya memejamkan matanya.

"Ya maaf atuh Mah,"

"Jajan aja masih duit orang tua-"

"Yaudah nanti aku kerja,"

Plakk

"Sakit Mah!" kesal Rendra menatap Mamanya dengan jengah. Sedangkan Kakaknya Karin sedang menahan tawa sambil melirik Papanya yang melakukan hal yang sama.

"Kalau orang tua lagi ngomong itu jangan suka di potong, dosa-"

"Nahkan bagus, berarti dosa aku kepotong juga dong."

Mama Rendra memejamkan matanya.  Malas berdebat dengan Rendra ia biarkan saja putranya itu bertingkah sesukanya.

"Mulai hari ini, kamu gak dapet uang jajan. Kunci mobil sama kunci motor kamu mama sita!" ketusnya tanpa penolakan.

Rendra hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia merasa tidak terbebani sama sekali.

"Bik tolong cariin surat-surat mobil sama motor Rendra yah!"

"Siap Den!" jawab Bibik yang masih berada di dapur.

Karin menatap adiknya dengan penasaran.

"Buat apa surat motor sama mobil?"

Rendra menoleh dengan mulut yang cemotan penuh dengan mayonaise dan kecap. Membuat kakak perempuannya itu melempar wajahnya dengan tisu.

"Lo jorok banget sih! Siapa yang mau sama lo?!"

Rendra mendengus.

"Buat gue jual modal usaha. Pasti adalah, yang suka sama gue. Buktinya Malika tuh klepek-klepek sama gue." bangganya.

Karin tersenyum mengejek adiknya. "Kebalik kali yah. Setau gue lo yang klepek-klepek sama dia. Belom aja dia tau tingkah lo yang kayak bocah ini, udah ditinggalin lo."

Rendra mengelap wajahnya dengan tisu. Ia meletakkan sendok dan garpunya dengan keras.

"Rendra!" tegur Papanya dengan tatapan memperingati.

"Bodo amat!" Rendra pergi dengan wajah yang penuh kesal. Ia sangat tidak suka dengan ucapan Karin. Bukankah itu terlalu kejam?

Nah kan, sekarang Rendra takut. Bagaimana nanti kalau Malika tau semua yang terburuk tentang Rendra? Mungkinkah Malika akan meninggalkannya?

Tangan Rendra mengambil ponselnya yang terletak di dalam saku celananya. Baru saja ia menyalakan ponselnya, ia sudah mendapati satu notifikasi.

"Tumben," gumamnya pelan.

Tangannya menekan pesan tersebut.

Lo sibuk enggak?

Enggak

Bisa ketemuan?

Dimana?

Taman yang biasa kita kumpul dulu.
Pukul 4.20?

Okey.

"Kenapa yah dia hubungin gue lagi?" monolognya.

SAVAGE GIRL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang