Bahagiamu adalah bahagiaku. Maka tujuanku hanya satu, yaitu memberikan kebahagiaan untukmu.
~~~•••~~~
"Assalamualaikum calon ma'mum." ujarnya dengan tersenyum lebar.
"Waalaikumussalam. Bang Adit, eh? Rendra?" ucap Malika dengan ragu, saat ia tersadar bahwa itu adalah suara cowok yang ia rindukan.
Rendra tersenyum. Kakinya bergerak-gerak gelisah.
"I miss you." ujar Rendra dengan cepat. Suasana hening diseberang telpon, membuat Rendra menjadi takut. Takut bahwa Malika tidak merasakan hal yang sama.
"Too. I miss you so bad." setelah hening selama beberapa detik. Malika menjawab dengan cepat. Baru saja Malika hendak berbicara lagi, namun telponnya sudah dimatikan oleh Rendra.
Kesal? Wajar lah.
"Halo? Woy! Rendra? Halo?!" Saking kesalnya Malika mematikan ulang ponselnya lalu menyalakannya lagi. Masih sama, tidak ada suara Rendra. Dengan kesal ia melempar ponselnya asal, untung ponselnya mendarat di sofa kamarnya.
"Rendra!!! Ay mis yu, ay mis yu. Bangkek! Kalau rindu yah temuin gue." frustasi Mika seraya memukul-mukul bantalnya.
Malika baru selesai mandi, bahkan rambutnya masih terbungkus oleh handuk. Sekarang ia malah berguling-guling tidak jelas di atas kasurnya, membuat seprei yang memiliki motif bunga mawar tersebut mengkerut.
"Gue benci!"
"Gue kesel!"
"Pengen nyekik!"
"Tapi, sayang!" kesalnya seraya melempar bantal-bantal yang ada di atas kasurnya.
Tidur terlentang membuka mulut menganga. Malika tidak pernah sefrustasi ini. Bahkan ia tidak pernah seperti ini saat ia stress karena soal-soal yang sulit, tapi pengaruh Rendra? Wow, sebesar ini pada dirinya.
"Gue bakal tonjok lo Rendra saat kita ketemu. Liat aja!" kesalnya seraya menunjuk atap kamarnya.
"Eh, ketemunya aja gue gak tau kapan bisanya? Sialan."
Tiba-tiba bunyi dering ponsel Malika terdengar kencang, membuat ia segera berdiri dan berlari mencari-cari keberadaan ponselnya yang ia lempar tadi secara asal.
"Sialan. Mana sih ponsel gue?" gerutunya seraya berusaha fokus mendengar nada derang tersebut berasal darimana.
"Dapat!" ujarnya dengan senang.
Malika segera mengangkat telpon tersebut, tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Rendra sialan. Gue mutilasi lo, saat gue liat lo nanti."
"Hah mutilasi? Rendra? Woy! Ini gue Karin, temen lo." ujar Karin protes saat temannya tersebut mengira dia Rendra.
Malika tersentak kaget, dengan cepat ia melihat nama tertera di layar. Karin. Ia menepuk keningnya perlahan.
"Eh, sorry-sorry. Kenapa nelpon?"
"Lo gimana? Gue nelpon lo sebagai perwakilan dari prens lo nih. Buruan istirahat gih, sama obatin muka lo. Entar yang ada Rendra kabur liat muka lo kayak mons--"
Tut tut tut
"Sialan." ujar Malika seraya melempar ponselnya. Lebih baik ia matikan telpon tersebut sekarang, daripada bikin dia naik darah.
Sudah terhitung sebanyak berapa kali hari ini Malika mengumpat. Ia berdiri di depan kaca, memperhatikan struktur wajahnya. Tangannya bergerak menyentuh wajahnya, mengelus bercak sedikit lebam di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE GIRL [TAMAT]
Humor"Semuanya berawal dari tatapan mata kita yang saling bertemu" ✨✨✨ Malika Putri, cewek bermulut pedas yang selalu menghindari anak cowok yang mendekatinya. Dihari pertama ekskulnya ia mendapat masalah, hingga ia berpindah ekskul. Di ekskul barunya, i...