Pacaran?

285 82 130
                                    

Tolong tandai yah kalau ada typonya🙏 terimakasih💛

🌼🌼🌼🌼🌼

Proses move on bisa berlangsung cepat saat kamu menemukan seseorang yang bisa membuatmu jatuh cinta lagi

🌼🌼🌼🌼🌼

Deringan bel pertanda jam pulang menggema ke seluruh kelas membuat para murid bergegas untuk membereskan barang-barang mereka dan segera pulang.

Rendra merangkul bahu Sandi, mereka berdua terkikik pelan menatapi wajah Sandi yang terlihat sudah menahan kekesalan akibat sepatunya hilang sebelah.

"Gimana Ben, udah ketemu?" tanya Rendra dengan wajah yang sebisa mungkin ia tahan agar tawanya tidak pecah.

Beni hanya mendongak sambil menggeleng pelan, lalu kembali fokus menatapi selokan maupun rak sepatu yang hanya terdapat sepatu bagian sebelah kiri. Sandi berbisik pelan pada Rendra mengenai ulah mereka.

"Ren, kasian tuh bocah," bisiknya.

"Biarin, gue mau liat Beni pulang-pulang bertelanjang kaki." balas Rendra sambil terkikik pelan yang disetujui oleh Sandi. Melihat Beni kebingungan seperti ini, tentu saja menjadi suatu hal yang menghibur bagi mereka berdua.

Dari tadi, Beni sudah berdiri menatap kedua punggung sahabatnya yang bergetar saat membelakanginya dan kembali bersikap khawatir jika berhadapan dengan Beni. Oke, Beni sekarang paham.

"Gimana Ben, udah ketemu belom?" lagi-lagi Rendra bertanya.

Sayangnya Beni sekarang sedang malas diajak bercanda, membuat ia segera melemparkan tatapan tidak sukanya itu. "Gue tahu kalau kalian yang sembunyiin sepatu sebelah punya gue. Cukup bercandanya, sekarang balikin!" terkesan datar nun terdapat ketegasan dalam ucapannya.

Rendra langsung berdecak sebal, mengapa Beni bisa secepat itu sih tahu kalau ia dan Sandi lah yang menyembunyikannya. Dengan malas ia mendekati pohon di depan kelasnya dan menjinjit sedikit agar dapat mengambil sepatu Beni yang ia tadi letakkan diranting pohon itu.

"Nih, ambil!"

Sebelah sepatu milik Beni itu melayang bukan kearahnya, melainkan kearah Sandi yang dengan cepat menyambut kedatangan benda itu dalam tangkapannya.

"Ambil gih, buruan!" seru Sandi sambil tertawa meledek Beni yang sudah berdecak dengan kuat namun tak ditanggapi dengan rasa kasihan oleh kedua sahabat laknatnya.

"Balikin!" geramnya tertahan.

"Ambil sendiri kalau bisa,"

"Ren! Tangkap!!!" sebelum benda itu dirampas oleh Beni yang sudah terpancing emosi, Sandi dengan cepat melempar sepatunya dengan kuat yang harus Rendra tangkap dengan tepat agar tidak jatuh ke sembarang arah.

Sayangnya Rendra telat menangkap sepatu itu yang sudah terlebih dahulu mendarat mengenai kening seorang gadis yang berjalan sendirian di belakang Rendra. Tubuh gadis itu awalnya seimbang, mungkin efek dari rasa pusing yang tiba-tiba menyerang akibat benda kuat menabrak keningnya yang membuat tubuhnya ambruk.

"Eh, sorry!" jerit Rendra yang berusaha berlari cepat agar bisa menangkap tubuh yang mulai limbung itu.

Grep

Deruan napas yang memburu segera masuk ke indra pendengaran gadis yang berada dalam rangkulan Rendra ini. Mata gadis ini berusaha fokus menatap wajah orang yang telah membantunya ini, namun sayangnya sedikit blur.

"Lo gak apa-apa?"

"Kepala gue pusing," lirihnya sambil terus menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan blur dari pandangan matanya. Sungguh, ia penasaran terhadap orang yang telah membantunya.

SAVAGE GIRL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang