Kembali Jadi Jomblo

53 12 32
                                    

WARNING!!!!
.
.
.
TYPO BERTEBARAN

~~~•••~~~

Suasana kantin yang ramai, di penuhi oleh suara teriakan siswa yang berebut untuk membeli makanan. Setiap meja di kantin hampir penuh, terisi oleh siswa-siswa yang sedang makan, bercanda, ghibah, dan lain sebagainya.

Di sudut kanan depan tokoh bakso, Rendra duduk ditemani kedua temannya, yaitu Beni dan Sandi.

Rendra sedang menusuk-nusuk baksonya dan dengan cepat ia masukkan dalam mulutnya. Beni sedang menelan bakso yang sama seperti yang Rendra makan, namun ia terlihat lebih santay makannya dibanding Rendra yang terlihat takut makanannya dicuri orang.

"Wah kalian udah pada makan semua, gue kalian tinggalin makan sendirian nih." ucap Sandi yang baru datang sambil meletakkan mangkok somaynya yang terlihat penuh dengan kepulan asap.

Rendra menoleh menatap Sandi sejenak, lalu beralih menatap mangkok yang baru dibawa Sandi. Dengan tidak berdosanya ia menusukkan pentol somay Sandi dan memasukkannya ke dalam mulutnya dengan cepat.

"Muakyasyih Candyi," ujar Rendra dengan mulut yang penuh dengan pentol somay Sandi.

Beni menatap Rendra datar. "Dosa makan punya orang tanpa iz-"

Rendra dengan cepat menusukkan tahu yang ada dalam somay Sandi dan memasukkannya dalam mulut Beni.

"Dosanya bagi-bagi sama teman. Itulah guna teman, kita saling berbagi beban dunia akhirat." Rendra tersenyum manis mendapati wajah Beni yang terlihat sebal.

Sandi melipat kedua tangannya di dada. Memperhatikan kedua temannya ini membuat ia merasa gerah. Belum juga tuan pemilik somay ini memakannya, somay ini sudah tinggal dua kentang dan dua pentol somay.

"Gak ada yang peduliin gue nih?" sindir Sandi menatap kedua lelaki yang sedang mengunyah isi mulut mereka masing-masing.

Beni menelan makanannya. Lalu menatap Sandi cuek. "Buat apa peduliin lo? Gue sibuk sama diri gue sendiri." ujarnya dengan nada datar.

"Gue itu nyindir begok!" kesal Sandi sambil mengambil air mineralnya, ia merasa haus setelah berbicara dengan dua manusia laknat yang sayangnya adalah temannya.

Rendra tertawa sambil menunjuk Sandi. Sandi menatap Beni, yang ditatap hanya mengedikkan bahunya.

"Lo kenapa dah? Kalau gila buruan daftar RSJ sana!" Sandi meletakkan tangannya di kening Rendra. Tapi, tidak panas sama sekali.

"Fiks, Rendra gila. Bukan temen gue."

Lagi-lagi Rendra tertawa, lalu tangannya mengusap sudut matanya yang berair.

"Lo minta dipeduliin? Makanya nyari pacar! Situ jomblo mau minta di peduliin, gue sih ogah!" Ujar Rendra yang langsung membuat wajah Sandi menatapnya tajam.

"Woy! Gue baru mau tobat dari pacaran yah! Situ yang baru pacaran sekali sombongnya nauuzubillah. Kena karma jadi jomblo, baru tau loh. Gue sih nomor satu ngucap Alhamdulillah!" balas Sandi ngegas Rendra.

Rendra berdecak tidak suka dengan ucapan Sandi. "Jangan asal ucap dong! Gue mah ogah ngikut lo jomblo. Udah punya pacar gue nih."

"Orang nikah aja bisa cerai. Apalagi baru pacaran, putusnya mah gampang. Tinggal diucapin aja, gak perlu urus surat cerai." sahut Beni sambil meminum es tehnya santai.

"Udah woy! Gue gak mau pu-"

"Rendra!"

Rendra, Sandi dan Beni segera menoleh kearah sumber suara. Malika berjalan cepat diiringi ketiga temannya yang berusaha menyeimbangi langkah mereka.

SAVAGE GIRL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang