RSS || Gak peka🌻

118 46 63
                                    

Hai readers... Jangan lupa vote and coment ya😉😆

 Jangan lupa vote and coment ya😉😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Bel istirahat sudah berdering dari 5 menit yang lalu, namun cowo jangkung itu masih duduk dibangkunya sembari mencerna kembali omongan Kakaknya tadi pagi.

Dia menatap lurus isi kelas yang sekarang mulai sepi, mungkin hanya dia yang ada dikelas, tiba-tiba ada yang duduk disebelahnya.

Dia menengok ke arah cowok yang memiliki paras tampan melebihi dirinya, tak lain dia adalah Alvaro.

"Sedang meratapi hidup siapa lu?" tanya Varo sembari menompang dagunya.

"Sesedih itu ya, hidup gua." Rey menenggelamkan wajahnya diatas tangan yang terlipat dimeja.

"Nape lo?" tanya Varo sembari menyeruput es yang ada dimeja Rey.

"Tuhkan es gua diminum juga," rengek Rey.

"Hehe haus." Ucap Varo tanpa berdosa.

Rey hanya bisa berdecak kesal karena perbuatan sang kawan ini. Bisa-bisanya orang kaya raya seperti Varo mengambil minum Rey, sekarang dia sangat-sangat kesal dengan semua orang.

Diapun kembali menenggelamkan wajahnya diatas tangan yang tengah terlipat

"By the way, lu kenapa?" tanya Varo.

Rey kembali terbangun sambil berkata, "Gini, gua mau curhat sama lu,"

Flashback on

"Cepat, masuk Rey!" perintah Kak Abram.

"Sabar napa, kaki gua pincang nih." ucap Rey sembari berjalan menuju mobil dengan kaki yang terengah-engah.

Kak Abram pun masuk kedalam mobil dan berkata, "Kalo lu lama gak bakal dah ada yang mau ama lu,"

Rey hanya bisa membelakangkan matanya dengan malas, dan memanyunkan bibirnya seraya Abram menatapnya.

"Ucucucu bayi, jangan ngambek ya."

"Ihs, Kak Abram. Kan Rey udah bilang jangan panggil Rey bayi!" bentak Rey ketika sang Kakak selalu menggodanya.

Kak Abram akhirnya menyalakan mesin mobil dan segera melaju.

Ditengah perjalanan hanya ada suara musik yang diputar Abram, Rey yang badmood hanya bisa membalas singkat ocehan-ocehan dari Kakaknya.

Namun ada sebuah pertanyaan yang membuat Rey membalas perkataan Kakaknya.

"Kenapa, Kaka juga suka sama Asyima?" tanya Rey ketika Abram menanyakan tentang Asyima.

"Ya enggalah, Asyima bocah kecil kayak kamu. Mana bisa sih kaka suka sama dia," Jelas Abram.

Dan Rey pun menyeruput sebotol air mineral sambil berucap. "Ya, kali aja kayak difilm-film yang Kakak beradik suka sama orang yang sama."

"Lah beda cerita ini mah Rey," jawab Abram.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang