^^^
Asyima baru saja turun dari angkutan kota, dia pun langsung masuk kedalam gerbang sekolah. Dia berjalan santai dengan menghirup dalam-dalam udara pagi disekolah ini, segarnya saat melihat embun yang menempel dirumput-rumput kecil.
Asyima masih teringat bayang-bayang saat kemarin ia bertemu dengan Arga, Asyima yang marah lalu dikejar oleh Arga. Shus, rasanya Asyima ingin memeluk sang pujangga, namun apadaya Asyima hanyalah pengagum rahasia.
"Asyima!" panggil seseorang.
Asyima pun menengok kearah bunyi tersebut, ternyata dia adalah Rey. Si cowo super konyol, tapi Rey adalah cowo yang galak jika dia sudah melatih sang juniornya dieskul olahraga.
"Asyima, Rey mau nanya sesuatu." tanya Rey ketika berpapasan oleh Asyima.
"Ya?"
"Kemarin sore, kamu jalan kemall bareng Arga, ya?" tanya Rey.
Asyima menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk, dia hanya bisa mengangguk kecil sembari menatap elang Rey.
"Ka-kalian ngapain aja?" tanya Rey dengan nada yang terbata.
"Gini Kak, kita itu kemall gak seperti yang Kak Rey pikirkan." jelas Asyima.
Rey hanya bisa mengerenyit kebingungan, dan berbicara. "Ha, kenapa?"
Asyima tersenyum kepada Rey, dan berkata, "Inget cerita Asyima tentang Ibu, Asyima?"
"Inget banget, kenapa?" tanya Rey.
Asyima akhirnya menjelaskan semuanya kepada Rey, dan Rey akan selalu mendengarkan cicitan kecil dari wanita yang memiliki senyuman paling manis itu.
"Dasar modus, tuh cowo itu modus biar bisa jalan sama kamu!" grutu Rey ketika Asyima telah selesai berbicara.
Asyima tidak bisa mengucapkan kata-kata apalagi, dia hanya bisa menatap Rey.
Akhirnya Asyima berkata, "Keinginan aku itu pengen ngajak adik-adik aku untuk ketemu ibu, tapi Asyima bingung Kak,"
"Gak usah bingung Syi, Rey juga mikir apa yang Asyima pikirin. Dua orang kembar dalam satu orang?" tanya Rey penuh dengan penasaran.
"Kata Kak Arga, Ibu Asyima yang dirumah Asti itu mengalami amnesia pas kecelakaan kapal dipelabuhan Bali." Pangkas Asyima.
Rey berucap sembari menaruh jarinya di dagu layaknya seorang detektif. "Aku makin curiga sama Mamanya Asti, mungkin aja apa yang kamu pikirkan itu benar, Syi."
Asyima tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang lurus seorang Rey yang tengah berdiri didepannya.
"Rey punya ide, gimana kalau nanti sore kita kerumah Arga." Usul Rey. "Jangan lupa bawa adik-adikmu,"
"Beneran, Kak?"
"Iya Asyima, kamu ajak saja ketiga adikmu itu ya!" perintah Rey.
Setelah itu bel sekolah berdering, Asyima dan Rey berpisah begitu saja. Dengan senyum yang manis milik Asyima, Rey pun merasa hidupnya lebih berwarna lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sebuah Senyuman [End]
Novela Juvenil[WARNIG! FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [Completed✔] ••• Aku Asyima Nuraini gadis berusia 16 tahun, gadis yang mempunyai senyuman semanis gula. Namun tanpa di sangka ia memiliki arti lain dalam senyuman tersebut, orang lain pernah menyangka bahwa As...