^^^Huhs...
Itulah suara nafas yang Asyima keluarkan, ia menetralkan nafasnya kembali sembari memegang lututnya yang terasa sangat pegal. Bagaimana tidak pegal, jika tadi Asyima harus berlari sangat kencang.
Dia berlari mulai dari kelasnya hingga gerbang masuk, dia juga sangat kesal dan mulai menyumpahi orang yang menyuruhnya berlari.
Dari tadi pagi Asyima selalu mendapatkan kesialan. Mulai dari jamkos, dipanggil wali kelas, hingga berlari dari kelas menuju gerbang.
"Mana sih...kutu...kupret?" Ucapnya dengan terengah-engah.
Nafasnya masih saja belum netral, tetapi ia harus mencari dalang yang baru saja membuatnya sangat kelelahan.
"Nyusahin!" hardiknya sembari mulai melangkah perlahan mencari si dalang pembuat masalah.
Dia sama sekali tidak melihat batang hidung si dalang disekitar sini, dia pun terus mencari hingga parkiran luar. Parkiran tersebut dikelilingi oleh banyak gerobak jualanan, berbagai jajanan anak sekolahan ada disana.
Mulai dari bakso, mie ayam, ayam krispy, jamur krispy, rujak, bakso bakar, sate, dan cilok yang menjadi makanan favorite Asyima.
"Aduh, ada kang cilok. Gua jajan dulu aja dah, ngumpung si kupret gak ada." cicit Asyima yang ingin menghampiri tukang cilok.
"Siapa yang gak ada?" tanya seseorang yang berada dibelakangnya.
"Si kupret." jawab Asyima dengan santai.
"Hai...kupret datang," seseorang itu pun menyapa Asyima dan Asyima sangat terkekut.
"Eh-"
Asyima pun mengumpatkan pipi meranya dari hadapan Arga, sedangkan Arga hanya bisa terkekeh kecil.
"Lu dari mana sih?!" omel Asyima.
"Rokok,"
"Hah...lu ngerokok?" Tanya Asyima dengan membulatkan kedua matanya.
Yang Asyima tau Arga itu lelaki baik-baik, dan Arga tidak merokok.
"Ya kali gua ngerokok, ngehirup asap aja udah batuk." ucap Arga.
"Trus?"
"Ayok, keburu hujan nanti!" bukannya menjawab, Arga malah menarik tangan Asyima menuju motor yang terparkir disana.
"Loh, gak naik mobil?"
"Mobil gua dibengkel." ucap Arga dan memberikan helm kepada Asyima.
Asyima pun memakai helm yang Arga berikan, sedangkan Arga mulai menaiki motor kesayangannya dan menyalakan mesin motor.
"Ayok, naik!"
Tanpa babibu Asyima pun menaiki motor Arga, sebelum itu ia melepaskan tasnya dan menaruh ditengah-tengah antara dirinya dan Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sebuah Senyuman [End]
Teen Fiction[WARNIG! FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] [Completed✔] ••• Aku Asyima Nuraini gadis berusia 16 tahun, gadis yang mempunyai senyuman semanis gula. Namun tanpa di sangka ia memiliki arti lain dalam senyuman tersebut, orang lain pernah menyangka bahwa As...