RSS || Arga Tau?🌻

110 49 76
                                    

Guys liat sampul dulu sebelum baca ya😄 tolong kasih kritik sarannya ya guys🙏

Jangan lupa vote dan coment nya ya!!💛

Happy reading para readers tercinta💛😍

Happy reading para readers tercinta💛😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Kringggg

Bel pulang pun sudah berdering menandakan sekarang adalah waktunya pulang, banyak siswa yang berhamburan keluar kelas, entah mereka ingin pulang ataupun ingin bermain dahulu bersama kawan tersayang.

Suasana sekolah sekarang mulai sepi, karena semua siswa sudah berhamburan menuju gerbang. Asyima baru saja selesai menjalankan piket hari ini, setelah mengunci kelas, Asyima langsung bergegas menuju gerrbang.

Tiba-tiba ada air yang jatuh diatas kepalanya yang dibalut kain berwarna putih.

"Hujan?" Asyima pun mulai menatap langit hitam.

Kali ini Air hujan mendarat ditangannya yang mungil.

"Gerimis!" Grutu Asyima, dan dia pun melangkah lebih cepat dari sebelumnya.

"Mana gak bawa payung atau pun jas hujan lagi," grutu Asyima lagi dan lagi.

Asyima pun telah tiba digerbang sekolah, dia melihat ada mobil sport warna merah. Kungkinkah itu Arga?

Asyima sudah tidak peduli akan cintanya kepada Arga, yang dia pikirkan saat melihat Arga yaitu tentang keberadaan Ibunya.

"Tunggu!" ucap Arga dengan suara seraknya ketika melihat Asyima pergi begitu saja.

Asyima masih memiliki rasa kesal dengan orang itu, bahkan sekarang ia tidak merespon Arga dan tetap berjalan lurus.

"Lu budek?" tanya Arga dengan suara lantang, Asyima pun berhenti dan menoleh kebelakang dimana Arga sedang berdiri.

"Lu manggil gua?" tanya Asyima.

"Lah iya lah, masa gua manggil pohon sih." setelah mengucapkan itu, Arga menghampiri Asyima yang sedang berdiri lebih depan darinya.

"Nih, tititpan dari tante Nervi." Ucap Arga lagi, dan dia pun meyodorkan sebuah kotak kecil bewarna hitam.

"Tante Nervi, siapa?" Ujar Asyima sembari mengerutkan dahinya.

"Mamahnya Asti,"

'Nervi, nama Ibu bukan Nervi!' batin Asyima.

Tes

Dan ada setetes air yang mendarat dipipinya. Itu bukanlah air hujan, melainkan air mata Asyima yang terus menerus membasahi pipinya.

Saat Arga ingin membuka pintu mobil, dia pun melihat langit hitam dan melihat rintikan hujan yang membasahi tanah, dia berpikir sejenak.

"Asyima!" panggilnya lalu menghadap Asyima yang sedang menangis dibawah rintikan hujan.

"Asyima?" Arga pun tanpa berfikir panjang segera menghampiri Asyima yang sedang berdiri sambil memegang kotak hitam.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang