RSS || Sidang🌻

62 20 83
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Jarum jam terus berputar, namun seseorang yang ditunggu tak kunjung tiba. Suara bising pun menghiasi ruang kelas X IPS 2, kelas dimana Asyima berada.

Asyima tengah duduk melamun dengan tatapan kosong dikursi kesayangannya, dan yang lainnya tengah berbincang-bincang mengenai ospek pembullyingan Asyima.

Sesekali Arna ataupun Wira menanyakan sesuatu keAsyima, namun sesekali pula ia menjawabnya. Entah hanya dengan anggukan kepala sampai kata-kata singkat yang terlintas diotaknya.

Karena malas untuk menanggapinya, dia pun menidurkan kepalanya diatas meja, dia sama sekali tidak merespon apa yang mereka bicarakan.

"Woy Rie, Bu Tita ngajar gak?!" tanya seseorang murid dikelasnya.

"Free, Bu Tita katanya lagi masuk angin." balas sang ketua kelas bernama Arie.

"Yes,"

"Yuhu,"

"Alhamdulillah...lanjut nge-drakor, yuk!"

"Mabar yuk mabar,"

"Gibah aja gimana nih guys?"

"Merdeka!"

Itulah sorak sorai yang terdengar dikelas Asyima, dalam waktu sekejap kelas Asyima mulai menjadi ramai, mungkin lebih ramai dari pasar.

Wajar saja kelas ini sering dijuluki kelas bermasalah, lihatlah para muridnya yang rata-rata suka bikin onar semua.

Saat ini Asyima sangat bosan, dia berkali-kali menghela nafas kasarnya dan menggerutu didalam hati karena sang guru tak masuk kelas.

Mungkin menurut para murid, free class adalah hal yang paling menyenangkan, kita semua bisa melakukan apapun sesuai kemauan pada saat free class.

Beda halnya dengan Asyima, dia itu sangat membeci free class, dia membenci kebosanan yang terjadi saat free class.

Dia bingung untuk melakukan apa saat free class, ngerumpi? Nge-drakor? Mabar? Baca novel? Main HP?

Itu semua hanya membuatnya semakin muak, dia pun memejamkan matanya sembari menenggelamkan kepalanya diatas meja.

Dia juga merilekskan pikirannya, dia sepertinya ingin tertidur, namun tiba-tiba Asyima terduduk sembari membulatkan matanya.

"Kenapa, Syi?" tanya Arna yang melihat Asyima tiba-tiba terduduk.

"Emmm-emm-emm, gak papa," ucap Asyima sembari terbata-bata.

Bagaimana Asyima tidak kaget, jika tadi saat dia memejamkan mata, ada senyum seseorang yang terlintas dipikirannya.

"Lu mimpi Syi?" tanya Wira yang berada disebelahnya.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang