RSS || Salah Paham 🌻

221 115 68
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

"Ih sedih banget, ah.... Pokoknya gak boleh gitu!" ucap Arna saat membaca sebuah novel diatas meja kantin.

Seisi kantin pun langsung melirih kearah Arna yang sedang menggerutu, terutama Asyima dan Wira yang satu meja dengannya.

"Kenapa sih?" tanyaku.

"Ehm...biasalah, dia lagi ngehalu," ucap Wira yang melahap bakso kedalam mulutnya.

Arna pun membelakangkan matanya dan berucap, "Gak halu sumpah. Ini si pangeran es jahat banget," jelas Arna yang dari tadi sibuk membaca novel milik Asyima.

"Kebiasaan!" ucapku sambil mengetuk kepala Arna.

Dan Arna hanya bisa meringis kesakitan karena ketukan kepala Asyima.

Sekarang seisi kantin mulai sepi, karena 10 menit lagi bel masuk berdering. Begitu pula dengan meja Asyima, mereka semua sibuk dengan makanannya sendiri.

"Lu gak makan apa-apaan Na?" tanya Wira ditengah kesunyian.

Arna hanya memamerkan roti coklatnya dan kembali membaca bukunya.

"Diet, lu?" tanyaku.

"Alah sok-sokan diet, nih makan!" Wira mengambil kotak makanku dan menaruh nasi keatas rotinya Arna.

"Wira!" teriak Arna.

Muka Arna pun berubah menjadi warna merah padam, ia sangat marah karena tingkah sang sahabat.

"Ya Allah Ra. Sumpah gak lucu kayak begitu," omelku.

"Enak tau sumpah," ucapnya.

"Pala lu enak, jijik tau Ra!" pangkas Arna yang amarahnya sedikit mereda.

"Gua dirumah makan beginian sumpah, enak banget." Jelas Wira sembari menyeruput es jeruk miliknya.

"Kalo lu doyan makan aja Ra," cibir Arna.

"Iya sih gua makan,"

"Sebelum itu lu ganti dulu rotinya Arna," usulku.

"Iye sih iye," ucap Wira.

Arna pun berucap, "Masalahnya roti dikoprasi habis ya."

"Yaelah segala abis, bakso mau gak, Na?" tanya Wira.

"Maunya mie ayam," Arna memasang wajah puppy eyes.

"Hem, Bu pesen mie ayam 1 ya!"

"Iya neng,"

Disisi lain ada orang yang memperhatikan meja dimana Asyima duduk, dia sedang merencanakan sesuatu yang jahat.

"Yang mana kira-kira?" tanyanya.

"Yang paliinggg cantik yang mana?" tanyanya lagi.

"Oke, ayo Ar."

Sebelum melangkah, salah satu gadis itu mengatakan sesuatu.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang