RSS || With Rey🌻

57 12 43
                                    

Readers, jangan lupa napak!
Nanti kalau gak napak dikira mbak kunti😆, noh mbak kunti😂😂. Canda mbak kunti🙏♥.

^^^

Hancur, itulah yang Rey rasakan. Jutaan kesedihan menghampiri Rey, berjuta kesakitan pun juga dirasakan Rey.

Air matanya terus mengalir dibalik bantal kesayangannya, Rey akan selalu mengumpatkan kesedihannya dibalik bantal itu.

Rey sangatlah berbeda dari banyaknya laki-laki, kebanyakan jika laki-laki sedang sedih pasti melampiaskan keseseorang.

Namun berbeda dengan Rey, dia sangat benci dengan pertengkaran. Lebih tepatnya Rey adalah pencinta kedamaian, dia sangat mencintai ketenangan.

Benar kata Rey, dia adalah laki-laki berhati kupu-kupu. Mukanya saja seperti orang nyebelin, tapi hati Rey akan selalu menjadi kupu-kupu.

Rey berkali-kali memukul-mukul kasur yang ada dibawahnya, berkali-kali pula ia merasakan sesak didada.

Rasa sesak yang menghampirinya ketika ia sakit hati. Ini adalah momen pertama ia jatuh cinta, namun jatuh cinta ini sungguh terasa sakit jika dirasakan.

Tiba-tiba ada suara bukaan pintu, Rey dengan sigap dan cepat menghapus air matanya.

Rey terduduk dan melihat siapa yang membuka pintu. Dia Abram, Kakak tercintanya.

Abram yang baru saja masuk dan merasa kebingungan karena mata Rey yang sembam.

"Kamu nangis, Rey?" tanya Abram.

Dengan senyuman penuh luka Rey pun membalasnya, "Enggak kok Kak, Rey kurang tidur ini." ucap Rey.

"Emang semalem kamu gak tidur?"

"Kakak kalo mau jadi reporter mending jangan sama Rey deh, Rey mau lanjutin tidur." ucap Rey.

"Ye...kamu ini. Kakakkan cuma nanya, takutnya kamu lagi sakit hati. Hahaha," ucap Abram disertai tawa yang kencang.

"Apaan sakit hati, makan tuh sakit hati!" Rey pun melempar bantal yang ada digenggaman tangannya.

Abram yang melihat tingkah adiknya pun hanya bisa menggelengkan kepala.

"Oh ya Dek, by the way Asyima udah jadi pacar kamu?" tanya Abram.

"Ngapain sih Kak, nanya begitu. Kalo mau lamar Kak Marisa mah, lamar aja sekarang!"

"Bener nih, Kakak lamar sekarang ya?" Ucap Abram sedikit menggoda.

Rey hanya membelakangkan matanya dan berucap, "Iya,"

Singkat, padat, dan penuh makna. Itulah Rey ketika sedang marah, dia akan selalu menutupi amarahnya tanpa sepengetahuan orang.

"Ada masalah apa sama Asyima?"

"Ngapain sih ngurusin dia?" timpal Rey.

Abram pun tak menyangka dengan ucapan Rey barusan, dimana budak cintanya Asyima sekarang? Mana Rey si raja gombal?

Sudah diduga, bahwa Rey sedang sakit hati.

"Haha, kasian ditolak cintanya!" maki Abram.

"Siapa yang ditolak?" ketus Rey.

"Gimana, enak gak jatuh cinta?" tanya Abram.

Rey hanya bisa memalingkan wajah, dia sedang menyembunyikan air mata yang ingin tumpah.

Dia mengingat kembali perjuangan cintanya dari awal. Setelah dipikir-pikir perjuangannya sangatlah menyakitkan, mengejar orang yang tak ingin dikejar sangatlah menyakitkan.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang