RSS || Permintaan Asyima🌻

61 20 71
                                    

Jangan lupa makan ya readers, orang membaca juga butuh tenaga😭♥.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Pak, saya ada permintaan." ucap Asyima setelah melepaskan pelukannya.

"Apa?"

Semua orang pun merasa penasaran, terutama Rey lelaki yang berada di ambang pintu.

"Saya mau...," ucap Asyima dengan hembusan nafas yang kasar.

Pak Rizki menatap Asyima dengan penuh rasa penasaran, sedangkan Arini dan Airin menatap Asyima dengan rasa ketakutan.

"Saya mau kalau Kak Airin dan Kak Arini tidak dikeluarkan dari sekolah." Ucap Asyima dengan nada memohon.

"Tidak seharusnya orang yang bersalah langsung dikeluarkan dari sekolah, saya mohon, Pak." sambung Asyima.

Pak Rizki pun selaku Ayahnya Rey tersenyum kepada Asyima, dan dibalas dengan anggukan kecil.

"Airin dan Arini tidak dikeluarkan dari sekolah, tetapi dia akan tetap mendapatkan hukuman lebih ringan dari itu." Ujar Pak Rizki penuh penekanan.

"Terimakasih, Pak." ucap Asyima sebelum Pak Rizki keluar dari ruangan itu, dan Pak Rizki hanya memberikan senyuman singkat.

Mister botak pun membuntuti Pak Rizki, mungkin kepala sekolah itu akan dihukum oleh Pak Rizki karena sudah bersikap tidak adil kepada siswa.

Semua orang pun mulai meninggalkan ruang rapat ini, hanya tersisa Asyima, Rey, Pak Randa dan Ibunya.

"Kamu hebat Rey, ternyata kamu gak pintar gombal doang, ya." ucap Pak Randa sembari menepuk punggung sang murid.

"Ye...si Bapak, Rey gini-gini pinter ya." bela Rey.

Lalu Pak Randa dan Ibu pergi keluar meninggalkan ruangan ini, sebelum pergi. Ibu tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Rey karena telah membantu Asyima.

Sekarang hanya tersisa Rey dan Asyima, mereka hanya saling bertatapan tanpa mengucapkan satu kata pun.

Asyima sangat rindu dengan Rey yang ini, Rey yang peduli terhadapnya. Tanpa disengaja, air mata Asyima mengalir dipipi chubynya.

"Kenapa nangis, Rey gak suka Asyima yang cengeng." Ucap Rey sembari menghapus air mata Asyima.

Asyima tidak bisa berkata-kata, kerinduannya hanya bisa disampaikannya dengan tangisan kecil.

"Maafin Rey ya, Rey sebenarnya gak mau giniin Asyima. Sebenarnya Rey juga jijik deket-deket si kembar," ucap Rey sedikit lebih dewasa.

Asyima hanya bisa mengigit bibir bawahnya, begitulah ia menahan tangis. Dia menghapus air matanya, dan kembali tersenyum.

"Kak Rey janjikan gak akan begitu?" tanya Asyima.

"Iya, Rey minta maaf, Syi." timpal Rey.

"Gak papa, Rey itu udah kayak Ayahnya Asyima. Rey selalu ada buat Asyima," ucap Asyima.

Rahasia Sebuah Senyuman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang