Cuaca pagi ini sangat cerah. Udara sejuk terasa menenangkan. Hangatnya mentari terasa indah. Namun, berbeda dengan suasana hati Putri.
Baru saja masuk gerbang sekolah, sudah berhadapan dengan orang yang paling tidak ingin ia temui. Siapa lagi jika bukan Angga.
Angga dan Putri saling bertatapan, namun mereka sama-sama menunjukkan sisi dingin mereka.
"Cih! Baru juga putus udah maen pelukan sama cewek lain." sindir Putri berjalan melalu sisi kanan Angga, dan sengaja menyenggol bahunya.
Angga hanya memegang bahunya, dengan wajah datarnya ia melangkahkan kakinya menuju keluar sekolah. Sekarang ia tidak mau perduli lagi, apapun itu tentang Putri.
"Angga, lo mau kemana!" teriak Lia yang baru saja turun dari mobilnya.
Namun, Angga tidak menoleh sama sekali. Dari jauh Lia menatap Angga sedang berbicara melalui telpon, mungkin.
"Angga teleponan sama siapa, yah?" gumamnya dengan penuh penasaran. Pelan-pelan ia mulai mengikuti setiap langkah Angga dengan bersembunyi.
Bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar. Lia sedikit mengintip Angga yang sedang naik motor seseorang.
"Siapa?" monolognya.
"Gue harus ikutin!" serunya. Namun, sepertinya harapannya harus pupus saat menatap sekelilingnya yang sepi. Tidak ada ojek satupun.
~~~•••~~~
Saat ini pertandingan basket akan dimulai dari kelas XII IPA 5 melawan kelas XII IPA 4. Kelas Putri, yaitu XII IPA 5, di pimpin oleh Putra sebagai kapten basket dikelasnya. Sedangkan, kelas IPA 4 katanya dipimpin oleh Angga.
Semua anggota basket mulai memasuki lapangan. Nama Angga dipanggil beberapa kali, namun tidak ada yang muncul.
"Angga!"
"Sekali lagi, panggilan kepada Angga dari kelas XII IPA 4 untuk segera menuju lapangan basket sekarang juga. Atau kelas kalian akan di diskualifikasi dalam hitungan ke sepuluh."
Bisik-bisik terdengar gaduh. Banyak yang menggosipkan tentang kabar putusnya Angga dan Putri. Kebanyakan siswi bergosip mengenai Putri yang telah menyebabkan Angga tidak datang hari ini. Namun, Putri yang sedang digosipkan hanya diam dan memberi dukungan pada Putra.
"Liat, dia baru putus dari Angga langsung berpaling gitu aja sama yang lain." Ujar gadis berambut pendek yang duduk tidak jauh dari Putri.
"Gue sih yakin, kalau Putri yang mutusin Angga. Secara kan Angga itu terlalu sayang sama Putri, hubungan mereka aja udah dijalin lama. Dasar Putrinya aja yang ganjen." sahut gadis berkacamata bulat disampingnya.
Putri mendesis kesal. "Sayang darimananya keles. Kemaren aja udah main peluk-pelukan sama temen lamanya itu. Ditempat sepi pula." gumam Putri dengan wajah suramnya.
Kemarin Putri hendak pergi ke taman. Niatnya untuk menyendiri setelah ia melepaskan pelukannya dari Putra. Taunya, ia malah melihat Angga sedang berpelukan mesra dengan Lia.
"Sangat menyebalkan." gerutunya.
Hitungan sudah sampai ke angka sembilan. Dan orang dicari pun baru datang.
"Maaf terlambat!" ujar Angga yang sedang berlari-lari dari gerbang menuju ke lapangan.
Angga menggunakan pakaian basket berwarna hitam, sesuai dengan pakaian timnya. Serta mengenakan headband berwarna sama, untuk menahan rambutnya yang cukup panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK [TAMAT]
Teen Fiction"Mungkin udah saatnya bagi kita untuk break. Entah itu break sementara atau break selamanya," ujar Putri seraya menatap manik mata cowok dihadapannya. Ekspresi wajah cowok itu awalnya terkejut setelah mendengar ucapan dari Putri, pacarnya yang telah...