Di pojok kanan kantin, Angga-Putri dan Putra-Lia duduk berhadapan. Makan siang mereka sudah tersedia di meja sejak 2 menit lalu. Namun, tidak ada yang memulai terlebih dahulu, semuanya lebih memilih diam.
Lia tengah mengaduk-aduk es tehnya, sedangkan Putra sedang mencuri pandang Putri sesekali. Angga hanya diam sambi menatap makanannya.
"Kalian pada kenapa sih?" tanya Putri yang jengah menatap mereka satu- persatu.
Sontak mereka hanya menggelengkan kepalanya. Putri pun berdecak sebal, lalu mengapa mereka hanya diam? Sangat membuang waktu istirahat yang berharga.
"Yaudah kalau gitu makan sekarang!" perintahnya.
Dengan lesu mereka makan masing-masing. Garpu Putri menancap bakso yang ada di mangkoknya. Tangannya bergerak kearah mulut Angga.
"Suapan pertama itu harus Angga."
Angga membuka mulutnya, lalu mengunyah bakso tersebut dengan senyuman tipis di wajahnya.
Sedangkan Putra membuang muka, tidak mau melihat ke uwuan orang, begitupun dengan Lia, yang berusaha menelan gado-gadonya. Sama seperti hatinya saat ini, gado-gado sekali.
"Put, kita kan break, yah?" tanya Angga.
Putri menganggukkan kepalanya, dengan mulut yang terisi penuh oleh baksonya.
"Bukannya kamu yang bilang, kamu mau jauhan gitu. Terus sekarang kenapa?"
Putri menelan baksonya terlebih dahulu, lalu mengambil selembar tisu untuk mengelap bibirnya.
"Gini yah Angga, aku itu mau baikan kayak dulu. Kamu sih yang enggak peka!" gerutu Putri sampai bibirnya bergetar, karena ia tadi salah ambil bakso.
"Oh, gitu yah?"
"Iya, gitu. Maunya kamu gini?"
"Itu aja."
"Ini aja."
Putra dan Lia memutar kedua bola mata mereka malas, karena melihat keanehan Putri dan Angga yang tiba-tiba tertawa setelah membahas hal yang tidak jelas.
"Kalau mau pacaran harap toleransi terhadap jomblo." sindir Putra.
"Bilang aja iri." sindir Putri dan ikuti suara tertawa dari Angga.
Lia mendengus. "Bukan iri, kita itu phobia orang-orang yang suka uwuww di depan jomblo."
Putri menatap Lia dan Putra bergantian. Jemarinya berjentik lembut. "Kenapa kalian enggak pacaran aja? Kan biar bisa uwu-uwuan gitu."
Lia dan Putra sontak tersedak bersamaan. Mereka sontak langsung menenggak minuman bereka.
Angga menatap Putri yang antusia untuk menjodohkan Putra dan Lia. Tangannya bergerak menggenggam jemari tangan Putri.
"Udah Put, kasian mereka. Kalau nanti jodoh, mereka juga bakalan bersama." ucapan Angga membuat Putri menganggukkan kepalanya perlahan.
"Bener juga yah." ujarnya seraya meminum esnya.
"Dih! Pokoknya gue ogah jadian sama Lia. Titik, gak pakek koma!" sewot Putra setelah menghabuskan segelas air minumnya.
Lia seolah tak terima mendengar ucapan Putra. Melototkan matanya tajam menatap Putra. "Lo kira gue mau sama lo?!"
Putra menyugar rambutnya ke belakang. Bergaya sok ketampanan, tapi memang tampan sih. "Gue ganteng, pake banget malahan. Pasti lo suka lah sama gue. Ayoloh, ngaku aja."
Lia memperagakan dirinya seolah-olah mau muntah setelah mendengar ucapan Putra. Menjijikkan menurutnya. "Amit-amit jabang bayi."
Angga dan Putri melahap makanan mereka dengan menonton drama kehidupan antara Putra dan Lia.
"Kayaknya Lia memang suka Putra deh." ujar Angga pelan, membuat Lia langsung menoleh menatap Angga di hadapannya.
"Maksud lo apa?" tanyanya jengah. Yang benar saja, orang yang ia suka itu Angga bukan Putra.
"Yang nangis waktu di toilet. Waktu liat Putri digendong Putra, waktu ituloh." ujar Angga menjelaska secara perlahan.
Lia termenung, berusaha mengorek memorinya. Inilah Lia, mudah melupakan suatu kejadian.
Putra semakin menjadi. "Nah kan, bener kata gue. Lo suka sama gue. Lagian siapa sih yang bisa menolak pesona Putra." ujarnya berbangga diri.
Putri yang tengah menyendokkan makanannya ke dalam mulutnya terhenti. Mendongak menatap Putra.
"Ada tuh, buktinya gue."
Jawaban singkat Putri membuat Putra terdiam. Wajahnya kaku. Ngejleb banget sih ucapan lo Put. Nyampe ke ulu hati, sakitnya.
Putra berusaha tersenyum. "Ya iyalah, lo kan temen gue. Gak ada tuh yang namanya temen suka temen." ujarnya sok tau.
Lia sontak menjawab dengan cepat. "Adalah, banyak kok yang kena friendzone. Apalagi mereka suka diam-diam nyimpen perasaan mereka." jawab Lia. Seolah-olah ia mengode orang yang ia suka.
Angga tersenyum menatap Lia. "Sadgirl."
Lia menatap Angga sebentar, lalu kembali memasukkan makanan kembali ke dalam mulutnya. "Iya, gue emang sadgirl."
-END-
Kamis, 12 November 2020
Nekoptr24
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK [TAMAT]
Teen Fiction"Mungkin udah saatnya bagi kita untuk break. Entah itu break sementara atau break selamanya," ujar Putri seraya menatap manik mata cowok dihadapannya. Ekspresi wajah cowok itu awalnya terkejut setelah mendengar ucapan dari Putri, pacarnya yang telah...