Suara sorak-sorak murid yang mendukung kelas mereka memenuhi lapangan bulu tangkis, tempat diadakannya lomba badminton.
Disisi lain, Angga memperhatikan kelasnya yang selalu berhadapan dengan kelas Putri. Ia hingung, harus mendukung siapa? Putri yang sudah menjadi mantannya, atau Lia sahabatnya dan perwakilan dari kelasnya.
Tanpa sengaja mata Angga bertabrakan dengan tatapan mata Putri yang sangat tajam. Tatapan itu, seperti tatapan, marah?
"Salah apalagi dah gue?" gerutu Angga yang sekarang mulai membiasakan diri menerima kenyataan.
Dilihat dari permainan yang sengit. Putri tidak seperti biasanya, sangat bersemangat menyerang Lia dengan cepat. Kepala Lia terkena pukulan keras dari Putri, kock tersebut dengan cepat menghantam keningnya.
"Lia!" seru Angga yang refleks.
Tatapan matanya terarah pada Putri yang sedang ber tos ria dengan Putra di lapangan lawan. Berusaha bersabar dengan sikap kekanakan Putri, Angga lebih memilih memeriksa kening Lia.
Tangannya bergerak menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi kening Lia.
"Angga, gue gapapa." tolak Lia secara halus, tidak lupa ia mundur satu langkah.
"Tapi, gue-"
"Jangan kayak gini. Gue berusaha buat lupain lo mulai sekarang." ujar Lia dengan menundukkan kepalanya, takut menatap mata Angga.
Angga menatap Putri yang terlihat sangat dekat dengan Putra.
Gue cemburu Put.
Menghembuskan napasnya pelan. Angga menggenggam tangan Lia, lalu mengangkat dagu Lia agar ia bisa menatap matanya secara langsung.
"Lia lo-"
Lia mencium pipi Angga di depan umum. Setelah itu, ia mendorong Angga agar keluar dari lapangan.
"Gue gapapa!" serunya.
Permainan pun dilanjut, Lia berusaha semaksimal mungkin melawan Putri. Dengan usahanya tersebut, ia memenangkan pertandingan ini.
Banyak yang menyoraki nama Lia, karena kemenangannya mewakili kelas mereka. Angga mengucapkan selamat juga untuk Lia, lalu menyeretnya menuju ke taman belakang dengan cepat.
Lia menghempaskan tangan Angga.
"Lo mau marah kan karena gue cium pipi lo depan Putri?" tebak Lia terlebih dahulu.Angga berdecak kesal.
"Lo jangan asal cium orang dong!"
"Terus mau lo apa?!" tanya Lia dengan kesal. Ia sudah bingung harus bersikap seperti apa pada Angga.
"Yah, lo ngikutin permainan gue aja,"
Lia bersedekap. Tatapan matanya penuh dengan kekecewaan.
"Angga lo mikir gak sih? Yang punya hati itu bukan lo sama Putri doang. Gue juga punya hati."
"Iya, gue tau-"
"Lo enggak tau! Lo enggak bakalan ngerti!" bentak Lia dengan kuat.
Ego Angga sedikit terluka saat Lia berteriak dihadapannya. "Coba bilang sama gue, apa yang enggak gue ngerti!" bentaknya.
Lia menatap Angga tidak percaya. "Ternyata lo udah berubah,"
"Lo juga udah berubah. Semua manusia pasti bisa berubah Lia."
Lia menahan perasaan terlukanya. Mau Angga itu apa? Dia berusaha melupakan, tapi Angga malah memanfaatkan dia untuk membuat Putri cemburu.
"Lo pikir gue gak tau, kalau lo tadi sengaja bersikap sok manis dihadapan gue karena mau liat Putri cemburu. Kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK [TAMAT]
Teen Fiction"Mungkin udah saatnya bagi kita untuk break. Entah itu break sementara atau break selamanya," ujar Putri seraya menatap manik mata cowok dihadapannya. Ekspresi wajah cowok itu awalnya terkejut setelah mendengar ucapan dari Putri, pacarnya yang telah...