Setelah bus berhenti di tempat tujuan pertama mereka, yaitu museum, Angga menggenggam tangan Lia. Menuntun Lia agar berdiri di belakangnya agar ia dapat mengawasinya.
"Jangan sampai hilang."
Lia pun hanya menganggukkan kepalanya, walaupun ia harus menahan tawanya yang hendak pecah.
"Gue udah pernah ke sini, sering malahan." gumamnya.
Pandangan mata Lia teralih ke sebelah kirinya. Tepatnya pada barisan kelas Putri yang berjejer rapih. Dapat ia lihat bahwa Putri membuang pandangan mukanya, setelah melihat smirk yang sengaja Lia tunjukkan.
"Baru permulaan. Salah siapa sih yang begok." ujar Lia mengejek Putri.
Angga menggoyangkan lengan kanan Lia yang ia genggam. "Lo ngomong sama siapa? Sampai ngatain dia begok, lo diam-diam ngatain gue, yah?"
Lia melepaskan paksa tangannya. Mendengus sebal, ia mencubit lengan Angga yang membuat empunya meringis.
"Gue ngomongin cewek lo yang begok itu. Lo su'udzon aja sama gue, ogah gue bantu," sebalnya.
Lia hendak pindah berbaris di belakang saja. Namun, tangannya ditahan oleh Angga.
"Lepasin!" kesal Lia.
"Enggak! Please bantuin gue, yah Lia?"
Lia sendiri mengedikkan bahunya acuh. Malas melihat ekspresi Angga yang menggemaskan, ia kembali membuang muka.
"Makanya jangan jadi orang yang menyebalkan!"
"Iya-iya, maaf neng Lia."
~~~•••~~~
Putri semakin kesal melihat kedekatan Lia dan Angga. Dari ekspresi wajahnya saja sudah menunjukkan semua perasaannya. Cemburu, kesal, marah, bercampur aduk.
Putra yang berdiri di depannya harus meringis, saat tangannya yang dijadikan Putri sebagai tempat pelampiasan amarahnya.
"Put, udah deh. Lo yang minta putus, yah udah jangan perhatiin mantan lagi," peringat Putra seraya menjauhkan tangan Putri dari lengannya.
Putri menatap tajam Putra, membuat ia harus menelan salivanya yang terasa sulit.
"Lo udah putus sama dia. Move on dong,"
Putri semakin mencubit kuat lengan Putra, membuat ia harus menahan suara teriakannya dengan menutup kedua bibirnya erat.
"O-oke, gue minta maaf. Please, ini sakit banget sumpah!"
Pandangan mata Putri kembali melihat Lia dan Angga yang bergandengan tangan masuk ke dalam museum bersama.
"Cih! Sok mesra banget sih!" sebalnya, ia pun melepaskan tangan Putra begitu saja.
Putra mengibas-ibaskan tangannya. Bercak memerah pun terlihat jelas di kulitnya. "Gila tuh cewek! Sakit banget cubitannya."
~~~•••~~~
Putra mengikuti kemana pun Putri pergi. Sekarang mereka terlihat seperti penguntit. Mengikuti kemanapun perginya sepasang manusia yang terlihat mesra di depan mereka.
Putri berpura-pura melihat patung di hadapannya. Padahal pandangan matanya terarah pada Angga yang merangkul Lia.
"Kenapa mereka kayak bahagia banget sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK [TAMAT]
Teen Fiction"Mungkin udah saatnya bagi kita untuk break. Entah itu break sementara atau break selamanya," ujar Putri seraya menatap manik mata cowok dihadapannya. Ekspresi wajah cowok itu awalnya terkejut setelah mendengar ucapan dari Putri, pacarnya yang telah...