BREAK-|7|-

224 29 57
                                    

WARNING!!!
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
BREAK-|7|-
.
.
.

Angga dengan berlari tergesa-gesa, bahkan beberapa kali menabrak orang yang ia lewati. Meminta maaf pun tidak sempat terucap, karena Putri lah alasannya.

Dengan napas yang memburu ia tiba di depan toilet cewek. Mengusap peluh keringat yang membasahi keningnya, ia menatap pintu toilet yang telah terbuka. Satu pertanyaan langsung terlintas di kepalanya.

Putri baik-baik aja kan?

Ia segera melangkahkan kakinya masuk ke toilet. Disana, ia melihat Putri yang sedang tertawa dengan Putra. Dimana Putri berada dalam gendongan Putra. Lalu, Lia yang sedang berkaca merapikan pakaiannya.

Angga tersenyum saat Putri menatapnya. Ia memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya. Berjalan mendekati Putri yang di gendong oleh Putra menuju keluar toilet.

"Angga telat!" Putri menatap jam tangan berwarna soft blue, warna kesukaannya.

"Telat 2 menit." ujar Putri mendengus kesal. Ia mengeratkan pelukannya tangannya di leher Putra.

"Sesek Put!" gerutu Putra.

Angga hanya tersenyum. Ada yang mengganjal hatinya. Apa sih yang lebih menyakitkan bagi Angga, saat ia rela meninggalkan makanannya baru ia makan sebanyak 3 suap. Berlari-lari menabrak orang. Itu pun demi siapa? Putri tentunya.

Saat kamu merasa tidak dibutuhkan lagi oleh orang yang kamu sayang, apa yang akan kalian lakukan?

Marah-marah? Tidak, Angga merasa Putri tidak pernah salah. Ia tidak akan pernah memarahi Putri.

Pergi? Sulit untuk dilakukan, Angga terlalu nyaman bersama Putri.

Kecewa? Tentu.

Sakit? Sangat.

Disaat seperti ini pun Angga memberikan senyuman manisnya.

"Maaf, Angga telat." ujarnya dengan penuh sesal.

Lia mendengar suara Angga pun menoleh. Ia menatap Putri yang berada di atas punggung Putra. Lalu beralih menatap Angga. Ia tersenyum, dan hanya ialah yang mengerti arti dari senyuman tersebut.

"Angga lo bodoh!" umpat Lia sambil berjalan menuju sisi Angga.

"Dan lo Put! Lebih dari kata bodoh. Kekanakan, manja, dan menganggap semuanya hanya mainan." ucap Lia seraya bersedekap dada.

"Lia, tutup mulut lo! Putri enggak gitu." bela Putra. Yang diangguki oleh Putri yang berada di Punggungnya.

"Udah dong Pangeran. Langsung aja ke kantin! Kantin kami akan segera sampai!" teriak Putri heboh sendiri.

Putra pun tersenyum, membawa Putri melewati Angga. Namun, saat mereka baru akan melangkah keluar dari toilet, Angga menahan tangan kiri Putri.

"Put, Angga cemburu." ujarnya langsung to the point.

Lia menyugar rambutnya ke belakang. Ia menatap sepatunya, mendongak menatap atap. Ia tahu, sangat. Semua yang ia rasakan salah, menahan air matanya dengan mendongak keatas adalah jalan terbaiknya.

BREAK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang