4

614 89 1
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                                     💜💜
                                                                                             
"Gue terima permintaan lo yang kemarin!"

"Yang mana ya?"

"Ck, buat gue jadi ga penakut!!"

"Oh, boleh sih, pulang nanti aku nebeng tapi"

"Banyak mau lo sumpah"

"Eits, mau atau ga?"

"Lo lama gue tinggal!!"

"Ga rugi buat gue sih kak kalau lo tinggalin gue"

"Bacot anjir bacot!!"

"Itu aja kan kak? Gue balik ke kelas kalau gitu"

Jay menatap kepergian gadis itu, entah kenapa lebih menyebalkan dari yang kemarin. Kalau bukan karena rasa penakut yang harus dihilangkan, jay ga bakalan datang ke gadis menyebalkan itu. Setidaknya dia harus membuat rasa takutnya hilang sedikit demi sedikit, rasanya tidak lucu kalau pentolan sekolah sepertinya sangat takut dengan setan yang derajatnya jauh dari derajat manusia.

Jay harap gadis itu benar-benar bisa membantunya menghilangkan rasa takutnya, rasanya tidak enak kalau ia masih diselimuti rasa takut. Terkadang itu sangat mengganggu dirinya, apa lagi saat ia sendiri, ngomong-ngomong soal sendiri, jay baru sadar kalau dirinya berada di tempat yang sepi, dirinya tiba-tiba merinding, bulu kuduknya berdiri. Karena tidak mau berlama disana, jay berlari kencang menjauhi tempat itu, kenapa juga dia mengajak gadis menyebalkan itu berbicara disana, penyesalan memang datang belakangan. Demi bibir merah delima laura, eh jay lebih takut dengan laura, baiklah kita ganti, demi rasa takutnya jay akan mencoba melawannya tapi bukan sekarang. Situasinya berbeda, saat ini dia belum bisa melawannya, entah kenapa dia merasa diawasi dari belakang. Er, tempat ini sangat menyeramkan saat sepi, dan sangat enak untuk bersantai saat dia bersama dua puluh dua sahabatnya.

"Anjir, sakit bangkek!!" teriak jaebom, jay tiba-tiba datang menabraknya dengan keras membuat pantat semoknya mencium lantai kelas. Jay meringis pelan, dia tidak sengaja, dia mencoba menyelamatkan dirinya dari tempat menyeramkan tadi, dan tidak bisa mengerem akhirnya menabrak jaebom. Jaebom menatap miris pentol yang baru saja ia beli dan jatuh begitu saja dilantai kelas, untung hanya satu biji, kalau semua nya berjatuhan apa jay mau membelikannya lagi?

"Pentol gue" katanya sambil memungutnya lalu membuangnya keluar jendela, ditatapnya pentol yang jatuh tadi. "Gara-gara lo, pentol gue jatuh!!" hanbin memutar matanya malas, temanny yng satu ini sangat lebay, bahkan benar-benar lebay.

"Satu doang yang jatuh, pentol lo masih dua biji didalam celana"

"ANJING!! BANG HUBI MESOM!!" hanbin menutup wajahnya takut salah satu kertas yang dilemparkan daniel mengenai wajahnya. Sisanya tertawa keras, bahkan jaebom hampir tersedak pentol yang ia makan barusan. Hanbin itu, selain tidak memandang bulu, mulutnya ini sangat frontal, yang dikeluarkan dari mulutnya itu kalimat mesum semua.

"Kalau kata pemeran wattpad lainnya ya, ga mesum itu bukan laki, nah lo laki apa bukan?" daniel memicing matanya tajam sambil memeluk tubuhnya dari mata mesum abang kelasnya itu. Hanbin yng melihat itu mendecih kesal, ya kali dia tertarik dengan body laki-laki, masih mending didepannya ini laura, er tapi jangan deh kuta ralat oke? Masih mending didepannya ini readers yang baca cerita ini.

"Bacot sumpah bacot, gue ga dengar gue ga dengar" taki yang sedari tadi menutupi telinganya diikuti aron berteriak keras, dia tidak ingin mendengar kalimat mesum seperti itu.

"Emang didalam celana ada pentol bang?" pertanyaan ni-ki mengundang tawa teman-temannya, didalam benak daniel, ni-ki ini benar-benar polos atau sok polos? Seharusnya yang begitu kan dia? Kenapa jadi ni-ki? Ah, authornim ini sangat tidak peka:(

"cari aja sendiri" aron dengan cepat memegang tangan ni-ki yang hampir menurunkan celananya, ah anak ini membuat semua pasang mata melotot kaget. Ta-ki melotot tajam ke arah hanbin, enak saja berbicara seperti itu, matanya hampir tidak suci lagi karena tindakan ni-ki. Hanbin menggeleng kepala, tidak percaya bahwa ni-ki menuruti apa yang ia bilang.

"Lo cari nya dirumah, jangan disini! Gue sunat lo, kalau cari disini!!" ni-ki menganggukkan kepalanya, betapa bodohnya dia hampir menurunkan celananya, untung ditahan sama aron. Kalau tidak, kolor batmannya akan terlihat er, sangat memalukan. Heeseung menghela nafas melihat tingkah teman-temannya itu, sangat beragam, layaknya budaya indonesia. Mereka semua serentak menoleh ke arah pintu, disana ada gadis aneh berdiri sambil cengengesan.

"Hai bro, apa kabs bro?" sunghoon menatao aneh gadis itu, tidak salah memang tidak salah kalau jungwon menjuluki gadis ini gadis aneh, tingkah nya saja seperti ini.

"Ngapain lo kesini?"

"Tau, sok akrab lagi"

"Gue mau pulang, kak antarin"

"Ck, gue duluan"

"Lah, bos lo kok?"

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang