Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
💜💜"Nak, terima lamaran om ya?"
"Pa? Papa masih waras kan?" tanya jay yang melotot mendengar ucapan papa tua nya ini.
"Yang itu ya om? Heng"
"Jawab sayang, jawab aja ga apa"
"Dira, terima om"
"DIR! LO MAU JADI MAMA GUE?!"
"GA GITU BUJANG!! YA ALLAH PUNYA ANAK"
"MAMAH MUDAH"
"MAHMUD AWW"
"OM JEKA DOYAN BERONDONG"
"UNTUK APALAH SATU KALAU BISA DUA"
"UNTUK APALAH YANG TUA KALAU AD YANG MUDA"
"OM JEKA, MALAM BESOK SUNGHOON LAMAR LIA YA"
"HEH?!! JANGAN NGADI-NGADI KAU ANAK JIMIN"
Semua tamu undangan yang ada disana tertawa, ada yang tertawa karena lucu, ada yang tertawa ikut-ikutan bahkan ada yang tertawa malu dengan kelakuan anak-anak mereka. Jadi, yang di undang ayahnya sungchul ini orang tua dari geng ilander, ga hanya orang tua mereka, teman dekat sekolahan yogyeom juga diundang. Jadi lumayan ramai rumah nya malam ini, ditambah keluarga-keluarga jauh yang datang.
"Gini ya jay anak papa yang manis, papa ngelamar indira untuk kamu bukan papa, liat mama ketawa sampai nangis dengar kamu ngomong kek gitu"
"Ha? Gimana pa?"
"Lo tunangan gue malam ini dan seterusnya" kata indira sambil turun dari panggung, malu menyergap ke permukaan wajahnya setelah dia berbicara seperti itu. Indira berhenti ketika suara jay terdengar.
"Kalau kita tunangan, cincin nya ga di pasang?" indira berbalik dan yang ia dapatkan senyum manis jay dan sorakan dari geng kakak kelasnya itu. Jujur saja, hati indira tersenyum, jutaan petasan bunga dan kupu-kupu diperutnya meledak membuat indira tersenyum. Jay mendekat ke arah indira, pujaan hatinya. Dari awal dekat dengan indira, jay sudah merasa berbeda dn ternyata ini yang membuat indira berbeda dari beberapa cewek yang pernah mendekat ke arahnya tapi tidak terlalu dekat.
"Jadi judul cerita kita ganti?"
"Ganti?"
"Iya, lo tunangan gue"
"Engga, ga cocok"
"Lalu?"
"Penakut vs penggila, itu baru cocok. Kalau ga gitu kita ga dekat, untung gue indigo"
"Tangkap" indira menangkap mulus cicin yang dilempar jay, lalu memasang cincin itu sendiri dijari manisnya. Dan pergi mendekati mami nya yang serang mengelus perut buncit nya.
"Mi, malu"
"Ga papa"
"Malam tante camer"
"Malam jay"
Indira berusaha menahan rasa malunya, memakan sate ayam yang barusan diambil papinya. Mingyu mendelik menatap anaknya yang salting dengan wajah memerahnya. Anak sangarnya eh maksudnya anak gadisnya sudah besar, padahal baru kemarin kiming bawa masuk ke closed, berenang dikolam ikan, main dilumpuran, mancing ikan di sungai.
"Lo mah sok salting ra"
"Bacot lo kak"
"Cie malu cie"
"Ga dengar, ga dengar, ga dengar"
"Merah banget itu muka"
"Make up"
"Mana ada"
"Kak, lo sewot ya?!"
"Oh iya dong, harus"
"Bacot, mamam tu harus" jay mengusap wajahnya yang dilempari mie bihun, untung calon istri kalau bukan udah jay lempar ke ran- eh ke lapangan sekolah kali.
"Kak, minta maaf" indira menciut melihat tatapan sangar mami nya, ah semakin membuncit maminya semakin galak. Adiknya belum keluar saja udah nakal, apalagi pas udah brojol.
"Maaf"
"Yang bener" indira ngehela nafas dalam, selagi mengunyah bakso yang diambilkan oleh papinya. Uh kalian tau? Saat indira memakan makanannya mingyu mengambilkan gadis itu semangkuk bakso yang didalam mangkuknya penuh dengan bakso, ada empat tusuk sate ayam, tiga kerupuk, dan bawang goreng yang sengaja diambil banyak oleh mingyu. Papinya sangat pengertian, kalian mau jadi anak papi mingyu? Sini kita halu bersama.
"Maaf yang bener" katanya lalu kembali melahap bakso tanpa memperdulikan tatapan tidak percaya maminya dan papinya, jay rasa kehormatamnya diinjak-injak oleh gadis itu. Bisa-bisanya jay suka sama cewek modelan indira, garang, aneh, absurd yah paket lengkaplah hem, semodelan sama si jaebom yang sekarang udah ganti nama jadi echan.
"Echan, lo tau gak"
"Apa tuh jeng?"
"Si sintya, lo tau kan?"
"Iya tau gue, ngapa dia?"
"Dia sama dua cowok digudang, di grebek ama si luna lagi diremas"
"HA? SERIUSAN LO?"
"Iya, sama si luna, sintya di lapor ke pak buto"
"Gile sih, kemarin doi ngedeketin gue"
"Beneran seon?"
"Iya"
"Terus respon lo gimana?"
"Dia datang sama si bunga sih, jadi gue lebih kepincut sama temannya bunga si laudy"
"PLAYBOY LO BANGKEK!!"
"BIAR DONG, DIDIKANNYA PAPA JOSHUA INI"
"HEH BUJANG, PAPA LO GA KEK GITU YA!!"
"IYA, LEBIH PARAH TAPI"
"HAHAHA"
"PAPAH HOSHI DONG"
"KENAPA TUH?"
"GA PUNYA MANTAN"
"WOAHHHAHAHAHA"
"KURANG AJAR YA LO BOCAH"
"Hehehe, maaf pah ga lagi"
"Indira sama jay, tunangan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN
Fanfiction[] END [] Part masih lengkap Apa jadinya kalau badboy yang ditakuti satu sekolah ini sangat takut dengan namanya hantu? Oh, jangan sampai satu sekolah tau rahasia terbesarnya ini. Lalu tanpa sengaja bertemu gadis berkulit putih, yang ternyata indigo...