Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
💜💜"Undangan? Lo, nikah chul?"
"Bukan, ini undangan ulang tahun pernikahan bunda sama ayah yang ke sembilan belas tahun, datang yah"
"Gue pasti datang, ada makanan soalnya"
"Makan terus"
"Lama-lama perut lo meletus"
"Kok lo kasih ke gue dua chul?"
"Untuk indira, tolong ya jay kasih ke indira, bunda pengen ketemu sama calon menantunya" sungchul tertawa saat semua temannya menyorakinya, jay menatap tidak suka sungchul, oh ayo lah, indira sudah dirinya tandai jadi tidak ada yang bisa menikungnya.
"sosisnya mana? Mau gue potong ini"
"Ayam juga mana, ini bumbunya udah siap"
"Sosisnya didalam kulkas, masuk aja chul. Kalau ayamnya lagi dicuci sama sunghoon, kei, geonu"
"Gue masuk ya, permisi tante"
Malam ini mereka memanggang sosis dan ayam, rencana ini sudah mereka niatkan satu bulan yang lalu, mereka juga memberi iuran lima ribu perhari, supaya bisa membeli banyak sosis dan ayam. Perut mereka ini tidak akan cukup kalau diberi sedikit, apa lagi mereka ada dua puluh tiga. Untungnya uang yang mereka kumpul bisa membeli 2kg ayam, 15 bungkus sosis, beserta kecap, magarin, sambal, dua bungkus tusuk sate dan satu karung beras untuk mengganti beras mami nya jay.
"Ini cukup ga sosis sama ayamnya?" tanya mami jay ke sunghoon yang tengah membersihkan ayam di wastafel dapur.
"Cukup tan, kalau ayamnya habis kan masih ada sosis" mami jay menggelengkan kepalanya heran, teman anaknya ada dua puluh dua, kurus semua tapi porsi makannya melebihi porsi suami tercintanya jungkook.
"Kenapa mi?"
"Itu loh, temannya si jay, beli sosis ga ngira banget pi"
"Biar aja mi, mereka juga beli pakai uang mereka"
"Mau manggang berapa bungkus ini?" tanta jungkook ke sungchul yang tengah menyusun beberapa bungkus sosis ke dalam keranjang yang sengaja mami jay letakkan disana. "Rencana nya mau masak lima bungkus om, sisa nya untuk nanti lagi" jungkook mengangguk, lalu berjalan menjauh mendekati putri kecilnya.
"Pi, mau liat abang"
"Ayo, tapi liat aja ya"
"Iya"
Mami jay yang memang sudah tidak tahan untuk membantu jay, geonu, dan kei pun turun tangan meracik bumbu agar ayamnya tidak amis saat di panggang.
"Eh, ga usah tan, jadi ngerepotin"
"Engga kok, tante ga tahan liat kalian"
"Ga papa nih tan?"
"Iya, kalian kaya sama siapa aja, ini bawa kedepan sana, nanti ayamnya tante bawain"
"Iya tan"
"Makasih ya tan"
"Sama-sama"
Di halaman depan rumah jay, mereka masih menusuk beberapa sosis dengan tusukan sate, malam ini mereka akan makan besar. Terakhir kali mereka seperti ini lima bulan yang lalu, saat hanbin memenangkan lomba dance satu kabupaten, mama jay dan para orang tua ilander membuat acara dihalaman rumah jay. Karena, hanya halaman rumah jay yang luasnya minta ampun, mampu menampung puluhan kepala disana.
"Ayamnya mana hoon?" tanya jake yang tengah memanaskan arang yang ia bawa dari rumah kakeknya di komplek sebelah. "Tante tadi suruh bawa ini dulu"
"Terus mama ngapain didalam?"
"Bersihin ayam"
"Oh ya udah"
"Bang, kak dila suluh sini, main cama lia" jungkook mengangguk saat matanya melihat jay menatapnya, tidak apa-apa kalau indira ikut, dia ingin melihat sosok indira anak dari mingyu, sahabat masa kecilnya.
"Loh, indira bos? Rumahnya dimana? Kok lo jalan kaki?" tanya jaeho yang tengah membantu mama jay membumbui ayam yang akan di panggang dan sisanya ada yang membantu heeseung memanggang sosis, bahkan ada yang rebahan disamping lia, adik jay.
"Rumahnya dekat" dua puluh dua kepala, melongo menatap jay yang berdiri didepan rumah berwarna putih pink tepat didepan rumah milik jungkook. Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat indira keluar dari rumah dengan menggunakan daster yang biasa ibu mereka pakai saat dirumah.
"Kenapa kak?" indira menatap jay dengan pandangan malasnya, kakak kelasnya ini menganggu acara me time nya, baru saja dia duduk tenang dirumah pohonnya, ditemani satu mangkuk cookies dan satu gelas susu hangat serta beberapa novel kesukaannya.
"Mau ikut kerumah gue?"
"Boleh emang?"
"Boleh"
"Bentar, izin sama mami dulu" indira masuk kerumah dengan tergesa-gesa lalu keluar kembali tanpa mengganti baju dasternya. Jay mendelik meljhat gadis didepannya ini, sungguh berbeda dengan gadis yang lain.
"Ga ganti baju?"
"Buat apa? Yuk ah, gue mau main sama lia!!"
Sampai dihalaman rumah jay, indira berlari ke arah lia yang tengah memangku dua buah barbie yang dia minta ambilkan dari dalam lemari ruang tamu. Siapa yang disuruh oleh adik kecil jay? Tentu saja sunghoon, dia kan bucin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN
Fiksi Penggemar[] END [] Part masih lengkap Apa jadinya kalau badboy yang ditakuti satu sekolah ini sangat takut dengan namanya hantu? Oh, jangan sampai satu sekolah tau rahasia terbesarnya ini. Lalu tanpa sengaja bertemu gadis berkulit putih, yang ternyata indigo...