15

536 58 2
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                                 💜💜                

7 tahun kemudian

Keluarga kecil park, datang dari jauh untuk kembali kerumah kedua orang tua mereka dan kembali ke komplek yang penuh warna itu. Beberapa menit lagi mereka akan sampai kedepan gang, jay menatap istrinya yang tersenyum senang dengan bayi manis dipangkuannya.

Yah, sudah tujuh tahun berlalu. Umur pernikahan mereka sudah tiga tahun, dan mereka baru mempunyai momongan ditahun kedua. Tidak ada pertikaian yang berarti, hanya pertikaian kecil, seperti berebut guling, remot tv, kipas angin dan lain-lainnya.

Mari kenalan dengan si kecil kita, Park Wonu. Bayi itu berumur sebelas bulan, dan minggu depan tepatnya tanggal 15 oktober hari ulang tahunnya yang pertama. Dilimpahkan kasih sayang amat besar dari kedua orang tuanya tidak lupa dua puluh dua pamannya yang sudah memiliki calon masing-masing.

Dan tidak disangka, laura berjodoh dengan hanbin, si sedboi kelas kakap. Seon yang berhasil di taklukan dengan gadis bermata belok -besar-, geonu yang dijodohkan dengan gadis dari kanada, kei yang lebih memilih menjadi pilot bertemu dengan gadisnya si pramugari cantik, echan -jaebom- yang masih menjomblo sibuk bergosip dengan sunoo. Sedangkan yang lain statusnya masih di pertanyakan, dan hal yang paling disyukuri jay adalah sunghoon bukan pedofil 🙂.

"Bubububu"

"Iya sayang iya, mau apa hm?" tanya jay ke putra kecilnya yang duduk manis di pangkuan sang istri. Wonu memainkan jemari bunda nya yang sangat berat saat dia mengangkatnya untuk digigit, gusinya gatal.

"Hahahaha aduh lucu banget sih anak ayah, sebentar ya sayang" wonu menyandarkan badannya ketubuh bundanya, lalu berusaha membuka kancing baju bundanya. Indira yang paham apa yang diinginkan si bayi, membantu membuka kancing bajunya memudahkan si bayi mencari apa yang dicarinya.

"Bubububuuu" indira tertawa saat si bayi memandangnya kesal karena sumber airnya belum terlihat di mata suci anak itu. Setelah melihat apa yang dicarinya, wonu meminumnya dengan rakus bahkan jay meringis melihat bayinya yng tidak bisa diam saat minum. Duduk dipangkuan indira -model koala- lalu menggerakkan tubuhnya kekanan dan kekiri, indira sudah tak heran lagi dengan tingkah anaknya saat minum asi.

Tak berselang lama, mereka sampai dikediaman kedua orang tua mereka. Halaman rumah dipenuhi beberapa motor dan mobil yang diyakini oleh jay kalau itu kendaraan teman-temannya. Wonu, bayi itu belum tertidur walau sudah meminum asi sepanjang jalan memasuki gang. Jay turun lalu membukakan pintu mobil untuk istrinya, dan mengambil alih tubuh gempal anaknya.

"Aduh, wonu sayang ini muka ayah loh"

"Hahahaha" tawa khas bayi keluar dari mulut wonu, bayi itu sangat suka melihat ekspresi kesakitan ayahnya. Indira berusaha menahan tawanya saat anaknya tertawa lucu. Jay menghela nafas, anaknya ini kecil-kecil sudah bisa membully.

"Ayah, popok wonu ketinggalan nih bawa yah" jay mengangguk lalu membawa pergi anaknya yang teriak kesal karena berpisah dari bundanya. Indira tersenyum, lalu menatap pintu didepannya yang terbuka dan indira tersenyum menatap adik perempuannya yang berusia tujuh tahun itu.

"Kakak pulang!! Yeayy" indira tertawa lalu menggendong tubuh berisi adiknya yang sudah beberapa bulan ini tidak ia lihat. Saat sedang berpelukan dengan kakaknya, nina tertawa saat keponakannya yang menggemaskan itu mencoba berjalan pelan dengan jemarinya yang memegang lengan ayahnya.

"WONU, NUNA KANGEN" bayi itu bertepuk tangan saat nuna -bibi- nya mencium seluruh permukaan wajahnya. Tak berselang lama kedua orang tua mereka keluar dan jangan lupakan satu anak perempuan dengan wajah cemberutnya berjalan pelan ke arah jay.

"Kakak lama pulangnya!!" jay meringis saat adiknya ini teriak tepat ditelinganya. Lia, anak itu tumbuh dengan cepat.

"Iya maaf" wonu menatap sengit tante nya yang satu itu, sedangkan lia menatap keponakannya itu dengan senyum jailnya. Bayi itu sangat pintar dan waspada kalau berada disekitar lia saat usianya memasuki bulan kesepuluh. Saat itu wonu sedang belajar berjalan dengan nuna nadira nya dan lia datang membuat kegaduhan. Lia menggendong paksa wonu yang sudah berteriak kesal tidak sampai menangis. Oh jangan lupakan joshua bayi kecil jungkook, ya mama jay melahirkan bayi laki-laki yang menggemaskan.

"Huwaa!!!" lia tertawa saat bayi itu memukul wajahnya, pedas sih tapi ya gimana si bayi lucu. Nadira tertawa keras saat melihat kak lia nya dipukuli oleh keponakannya. Joshu yang berusia dua tahun mendekat ke arah kakak iparnya, lalu meminta gendong.

"Ulu-ulu, gantengnya ponakan tante"

"Hm!! Pa, pa, pa, shu ten!!" jungkook tertawa lalu mengangguk dengan rambut yang sudah ditumbuhi uban. Sangat cepat waktu berlalu, anak kakak nya kini sudah berkeluarga bahkan mempunyai satu buntut. Indira memeluk maminya dan papinya, lalu memeluk ibu mertuanya.

Saat mereka melangkah kedalam, suara tawa semua teman jay terdengar. Mata jay melotot saat melihat kei membawa istrinya -jay juga tidak tau kapan nikahnya- yang sudah hamil sepertinya tujuh bulan, lalu geonu yang menggandeng lengan tunangannya, jangan lupakan seon yang sudah mempunyai bayi, hanbin yang sedang memperhatikan gerakan istrinya yang jay lihat perutnya membuncit, dan yang lainnya membawa gandengan masing-masing.

"Yooo jay balik ges"

"Ngerujak lagi yuk, bini gue ngidam nih"

"By, cari mangga muda ya"

"Mbak dira, sini kita duduk"

"RUJAK LAGI DONG!!"

"oek, oek, oek" echan cengengesan saat mata seon melihatnya dengan tajam.

"MINTA PAK RT AJA UDAH"

"CURI MANGGA BU DAMI"

"YESS, AKHIRNYA BISA MALING BUAH LAGI"

"AYUK, JAY GA USAH MALU-MALU KITA MALING BERSAMA"

Indira menggeleng pelan melihat kelakuan teman-temannya yang belum berubah. Lalu menatap suaminya yang tengah tersenyum. "Yaudah sana maling lagi, ntar aku siapin dulu barangnya"

"EHH, LAURA DUDUK AJA YA SAYANG"

"IYA CANTIK DUDUK AJA YA"

"KAMU JUGA HYO, DUDUK AJA KASIAN BAYI KITA"

Dan akhirnya mereka kembali bernostalgia dengan kelakuan masa remaja mereka. Dimana mereka sering mencuri mangga dan jambu tetangga, bukan mencuri sih lwbih tepatnya minta. Dan ya, akhirnya cerita ini berakhir dengan indah.

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang