1

1.4K 128 1
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                                          💜💜                                                
Jay, pemuda itu sedang menyesap rokok yang selalu ia bawa kemana-mana. Lalu menatap sekelilingnya, perasaan was-was masuk kedalam hatinya. Bukan karena takut maling memasuki markas nya ini, tapi takut salah satu barang disini terbang akibat ulang penghuni yang tak kasat mata itu. Jay melotot kaget saat melihat bayangan seseorang lewat, itu terlihat jelas dimatanya. Ia melepas sebelah sepatunya dan memegangnya erat, lalu menodongkan sepatu itu mengarahkan sepatu kesegala arah. Beberapa kali terdengar suara kaki melangkah, jay menelan ludahnya kasar, matanya tidak bisa diam dan terus melihat sekelilinginya.

Jay bisa merasakan seseorang berdiri dibelakangnya, dengan secepat kilat jay melemparkan sepatu yang ia pegang dan itu berhasil membuat seseorang dibelakangnya teriak keras. Jay menegang, ia tak menyangka sepatunya tepat mengenai seseorang itu, tapi kalau dipikir-pikir hantu tidak bisa merasakan sakit ketika terkena lemparan sepatu mahalnya itu. Jay menarik nafas, lalu melepaskan sebelah sepatunya berjaga-jaga kalau itu beneran maling. Berbalik ke belakang dengan mata tertutup lalu membuka perlahan kedua matanya dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua temannya terbaring secara berurut.

"Lemparan lo keren juga jay" ucap korban dari lemparan sepatunya, jay terkekeh menatap teman segengnya itu, lalu menyodorkan tangannya untuk mwmbantu temannya berdiri. "Ya sorry, gue kira maling" sahut jay sambil menggaruk kepalanya, ia jadi takut teman-temannya tau bahwa ia penakut terhadap makhluk halus.

"Lagian mana ada maling yang berani masuk sih, aneh-aneh aja lo" ucap heeseung yang sudah duduk di sofa dan sisanya duduk dibawah. Mereka semua berdua puluh tiga, sofa tidak cukup untuk mereka yang sebanyak ini. Mungkin nanti jay akan membeli sofa yang cukup untuk menampung dua puluh tiga orang.

"Tau nih, eh masa kemarin gue ketemu cewek aneh" sahut jungwon, membuat semua pasang mata menatapnya penasarab, cewek mana yang berhasil mendapat jululan aneh  dari jungwon. Jungwon itu baik, dia tidak mungkin memberi julukan sembarangan untuk orang lain, apalagi itu cewek, jungwon sangat menghormati kaum hawa.

"Cewek mana lagi yang dapat julukan dari lo?" tanya hanbin yang tengah menghidupkan rokok yang ia minta dari tangan kei, kei mendengus tapi tak urung membiarkan hanbin mengambil sebatang rokok dari tangannya. "Ini ga ada minuman apa? Haus woi, serek leher gue kenak rokok" sunoo dengan kekuatan julidnya menjawab pertanyaan yang berujung pernyataan dari sunghoon.

"Ambil sono didapur, punya kaki kan? Sana ambil" sunghoon memicing matanya tajam ke arah sunoo, baru saja membuka mulut bibirnya sudah di sumpali satu botol air mineral dari geonu. Lalu tertawa mengejek kearah sunoo, geonu memutar matanya malas, niatnya ingin memberhentikan mereka berdua, sepertinya tidak bisa.

"Diam, lo berdua ga bisa diam gue dorong ke kelas laura" sunghoon dan sunoo serempak menggelengkan kepalanya, siapa yang mau masuk ke kelas laura? Perempuan itu dengan segala pakaian ketat, muka bermake up tebal, bibir berwarna merah pekat, dan tingkah menyebalkannya saat mendekati mereka, membuat mereka jijik. Oh ayo lah, laki-laki mana yang mau didekai perempuan seperti itu?

"Ogah, bang geonu aja sono, dia kan naksir abang" menarik nafas sebanyak apapun sifat julid temannya yang satu itu tidak bisa berkurang. Semakin diladeni mulutnya itu semakin menjadi, jadi sebaiknya didiami biarkan ia merasa kemenangannya sendiri.

"Ga tau gue, anak mana, tinggal dimana, ga tau" jawab jungwon sambil memainkan hp nya, membuka beranda instagramnya lalu membuat instastory foto ganteng dirinya. Ayo lah, dia memang ganteng, dan satu sekolah sudah mengakui visualnya bahkan visual mereka berdua puluh tiga. Baru beberapa detik jungwon membuat instastory, fans nya ramai mengirimkan dm membuat hp nya itu berbunyi karena notifikasi instagram.

"Ribut anjir"

"Matikan won, gue lempar hp lo kalau masih ribut"

"Diam won, ah elah gue lagi vc nih sama bebeb gue"

"Huuuuu pakboi, pakboi, seon pakboi"

"Jomblo harap diam"

"Diam woi"

"Ribut mulu anjir, heran gue"

"Bang seon pakboi, bang hubi sedboi"

"JAEHO BANGKEK LO YA!!"

"SIAL, HAHAHA"

"ADUDUH SEDBOI"

"OH IYA LUPA, KEMARIN KAN DITINGGAL NIKAH"

"ULULUU, HAHAHA"

"SANA SAMA LAURA AJA"

"HUBI KU SAYANG, SINI SAMA ABANG KEI AJA"

"Homo lo najis!!"

"Bang kei, belok astaga"

"Tolongin woi, bisa mampus kita kalau ditaksir bang kei"

"Nih, sodorin si laura aja, mungkin lurus"

"BERCANDA DOANG ANJIR"

"Halah, itu si bambang, bercanda doang jadi beneran"

"LO DOAIN GUE BELOK HAH?"

"Siapa tau emang itu niat lo?"

"Tau dih"

"Belok mah belok aja bang, tapi jangan naksir gue ya"

"Sialan"

"HAHAHAHAHA"

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang