13

335 64 0
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                                 💜💜                

"Eh bos, ini udah jam tujuh lewat dua puluh"

"Iya terus?"

"Bu bos mana nih, kok belum datang?"

"Mana gue tau!"

Bertepatan dengan itu, gadis cantik keluar dari dalam mobil dengan gaun hitam putih miliknya, lambut yang bergelombang, serta dandanan tipisnya, membuat para ilander serentak berdiri dari duduk mereka. Cantik,  pikiran mereka menjerit kata yang sama, indira yang merasa di perhatikan menatap balik mereka lalu berjalan pelan ke arah pos ronda.

"HALO BRO" kata cantik seketika berlari dari pikirab mereka digantikan dengan kata aneh yang lebih mendominasi indira. Tapi, mereka benar-benar pangling dengan indira malam ini, ingat hanya malam ini.

"Dir, mimpi apa lo semalam jadi cantik begini?" tanya taki kepada indira yang tengah menyubit tangan jay, karena pria itu berusaha merusak dandanannya.

"Oh iya dong, gue mau buat kalian pangling sama kecantikan gue!!"

"Sorry gue ga pangling tuh"

"Gue juga"

"Apalagi gue"

"Sonia paling cantik"

"Laura mah cantiknya masih diatas lo"

"Sip, gue tinggal buat sw doang"

"INDIRA BANGKEK! SINI LO!" hanbin berlari mengejar indira yang memasuki halaman rumah sungchul, bisa bahaya hidupnya kalau video dirinya yang memuji laura dijadikan sw oleh gadis itu, bisa-bisa besok laura mendekatinya lagi.

"Masuk yuk, ga enak kalau nunggu sini"

"Yuk"

"WLEE"

"Jay, awas, cewek ini mau gue gulung jadi dadar"

"Jay sayang" semuanya diam bak patung karena kedatangan tamu tak diundang yang sekarang tengah merangkul manja lengan jay. Bahkan indira yang tadinya tertawa karena kepalanya di dijitak pelan berulang kali oleh hanbin terdiam, menatap jijik cewek berambut merah di lengan jay.

"Kamu kok ga hubungin aku lagi?"

"Iyuh" merasa tersinggung, cewek berambut merah itu menatap sinis indira yang sedang berdiri sambil menatap jari kuku nya yang baru di cat.

"Apa lo?"

"Engga ada apa-apa, ngerasa banget gue iyuh kan?" teman-teman jay menahan tawa mereka apa lagi jay, dia berdehem beberapa kali agar tidak tertawa keras, beda lagi dengan jaebom dan sunoo mereka berdua tertawa keras bahkan berdiri di kedua sisi indira.

"Tau tuh"

"Bagus sih kalau ngerasa, jadi ga perlu disindir"

Sunghoon menggelengkan kepalanya, ia bimbang, ikut percakapan atau tidak? Ia juga ingin julid sekarang ini. Dengan kepercayaan diri yang meningkat, sunghoon mendekat ke sunoo, jaebom dan indira lalu mengeluarkan suara batin nya yang selama ini di pendam.

"Dari dulu gue ga ngeluarin suara karena gue malas, tapi makin kesini gue ga suka sama tingkah lo. Lo juga sung, ngapa ngundang dia sih?!"

"Lah mana gue tau dih"

"Sunghoon, kok gitu sih sama gue?" sunghoon menggaruk seluruh tubuhnya bak alergi karena ucapan tengil gadis yang masih bergelayut manja. Jay melepas rangkulan gadis itu karna deheman seseorang yang amat dia sayangi.

"Ih jay?!"

"Lo sama gue, dari dulu ga ada yng jadi kita. So, pergi jauh-jauh gue ga suka lo"

"JAY!! JAHAT!!"

"Udah sampah, di hempas pula"

"Kasian"

"Kalau gini sih lebih baik di dekatin laura gue"

"Yoi"

"Mau di bantai yeonjun kalian?"

"Yeonjun udah jadi pawangnya si laura"

"Yah, padahal mau gue gebet"

"Sehat lo sung?"

"Sehatlah anjir, si laura kalau ga make up cantik banget"

"Kepincut lo?"

"Iya"

"Masuk kedalam yuk, udah mau mulai"

Satu jam mereka menikmati pesta yang di selenggarakan keluarga sungchul, satu jm juga mereka berbicara di satu meja yang sama dengan 25 orang didalamnya. Sebelum pembawa acara berbicara di panggung jaebeom, seon, geonu menggabungkan empat meja persegi panjang dan mengambil 14 kursi sisanya memakai kursi panjang yang di letak dihalaman depan rumah sungchul.

"Dan kami disini bukan semata-mata hanya menyelenggarakan hari pernikahan kami yang kesekian, ini acara kolaborasi saya, mingyu, dan jungkook. Saya mohon untuk ke atas panggung menyampaikan apa maksud dari kolaborasi kita bertiga" indira menatap ayahnya tidak percaya, dia menatap curiga ketiga lelaki paruh baya yang berdiri di atas panggung kecil.

"Baiklah malam ini saya ucapkan selamat untuk yogyeom dan nari, saya kira pernikahan kalian ga berjalan mulus eh tau nya mulus banget"

"sial" untung yogyeom menjauhkan mic yang berada di tangannya, sehingga umpatannya tidak terdengar. Mingyu disamping jungkook tertawa pelan, memang teman satu nya ini tidak pernah berhenti menjahili kawannya yang lain.

"Malam ini saya akan mengumumkan berita bahagia dari keluarga saya dan keluarga mingyu"

"Dengan bahagia, kami meminta untuk anak sulung kami berdua berdiri dan maju ke atas panggung"

"Ra? Jay?"

"Ga tau gue"

"Indira, terima lamaran-"

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang