5

530 89 2
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                               💜💜                                             

"Jalan yang cepat coba!!"

"Ga bisa, kaki gue pendek"

"Tumbuh ke atas, bukan ke bawah"

"Dih"

"Cepat, lama gue tinggal!!"

"Sabar elah, langkah gue pendek ini, susah banget samain sama langkah kaki lo"

Jay menarik nafas pelan lalu memperlambat jalannya agar gadis aneh itu bisa berjalan cepat, apalagi sekolah masih ramai karena bel pulang baru berbunyi. Jay menatap sebuah tangan yang terulur didepannya lalu menatap ke pemilik tangan, yang ternyata gadis aneh disebelahnya ini.

"Mau apa lo? Minta uang saku?" gadis aneh itu mendengus kesal, enak saja kakak kelasnya ini bilang seperti itu, eh kalau kakak kelasnya ini ingin memberi uang saku ia tak apa, ia akan menerima dengan senang hati.

"Kenalin, nama gue indira, panggil dira, nama lo?"

"Jay"

"Jay? Kayak pernah dengar, ah nama pasaran mungkin"

"Sialan lo!!"

"Gue beneran kayak pernah dengan, nama lengkap"

"..."

"Jawab elah, jual mahal banget sih! Gue jual juga lo sama mbak kunti"

"Bacot anjir"

"Jawab makanya!!"

"Park jong seong, lebih kerennya lagi jay"

"TUH KAN!! GUE PERNAH DENGAR NAMA PANJANG LO DARI MAMA!!"

"Mama lo kenal gue? Ga salah sih, gue kan terkenal banget"

Indira? Nama gadis aneh ini indira? Dipanggil dira? Namanya terlalu bagus untuk orang aneh seperti dira, bahkan jay bisa mendengar bisikan-bisikan kembaran setan dari anak sekolahannya. Biarlah, jay tidak terlalu peduli dengan itu semua, biar dosa jay pindah ke mereka dan pahala mereka pindah ke jay. Err, betapa percaya diri sekali cowok yang satu ini, komen di bawah seberapa cinta kalian dengan si penakut  yang satu ini.

Di parkiran motor, jay terkejut saat melihat helm pink berada di motornya, perasaan ia tidak membawa helm lebih, kenapa bisa ada helm pink? Kalau warna lain jay bisa mentoleransikannya, masalahnya ini berwarna pink, image cool nya nanti hilang karena helm berwarna pink itu.

"Helm siapa tu?"

"Helm gue hehe, gue numpang taruh situ"

"Ga ada warna lain gitu?"

"Ga ada, gue suka nya warna pink"

"Macam cewek aja lo"

"GUE MEMANG CEWEK, BANGSAT LO!!"

Jay tertawa senang saat perempuan disampingnya ini kesal dengannya, ah ada apa dengannya? Kenapa dia tertawa hanya karna kekesalan gadis disebelahnya ini, oh sepertinya ada yang salah dengan otaknya!! Dia yakin seratus persen kalau gadis disampingnya ini memasang pelet untuk dirinya jatuh hati pada gadis disampingnya ini. Baru membayangkannya saja sudah membuat jay merinding, sebelum pelet untuknya beraksi akan dia santet gadis disampingnya ini, supaya tidak mendekatinya terus.

"Naik ga lo?" tanya jay sambil memberi helm pink ke gadis itu, indira menatap kesal jay, ingin rasanya dia menyuntik mati manusia didepannya ini, tapi ingatkan indira sekali lagi kalau dia benar-benar tertarik dengan manusia didepannya ini dn juga tujuan utama indira, membuat jay tidak takut pada setan, masa iya dia pemberani, cewek lagi, dapat pacar modelan jay yang takut setan. Big no!!

"Bentar elah, gue pasang helm dulu" jay memutar matanya malas, lama sekali indira-indira ini memakai helm, kalau bukan cewek udah jay pukul pakai palu itu helm yang udah melindungi kepalanya.

"Naik cepat!"

"Tapi kak, motor lo tinggi banget, gue ga bisa naik" rengek indira, ah dia membenci motor seperti ini, terlalu tinggi seperti ini. Oh ayo lah, kakak kelasnya ini sangat-sangat tidak pengertian, menolongnya saja tidak mau, malah diam ditempat, sialan memang.

" Naik, pegangan sama tangan gue" indira memegang tangan hangat jay lalu berusaha naik ke motor tinggi kakak kelasnya itu, ah bukankah mereka seperti pasangan romantis pada umumnya? Uwu, ini sangat-sangat mendebarkan jantung indira, ingatkan dia kalau didepannya ini laki-laki yang menarik perhatiannya bukan pangeran berkuda besi.

"Pegangan, lo jatuh gue ga tanggung jawab!" dengan senyum yang mengembang indira memeluk lelaki didepannya ini, sungguh modusnya kali ini berjalan dengan lancar, tidak seperti lelaki pujaannya yang kemarin. Jay sudah biasa dipeluk sama wanita-wanita nya, tapi kali ini entah kenapa rasanya beda, seperti ada sepercik bahan peledak yang meledak dijantungnya.

"Let's go!!"

Tanpa mereka berdua sadari, beberapa siswa memandang mereka dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu. Tidak jauh dengan geng ilander diujung sana, menatap bos mereka dengan pandangan tidak percaya.

"Bos kita udah besar"

"Iya, sukanya sama cewek aneh"

"Tapi kalau dilihat-lihat itu cewek manis juga"

"Punya bos itu, jangan lo ambil!!"

"Dih, ogah kali, gue suka sama modelan irene red velvet"

"Noh cari di empang nya juragan daud"

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang