6

480 80 0
                                    

Warning ⚠️
Cerita ini mengandung kata kasar, bila ada kesamaan cerita ini dengan cerita yang lain harap dm segera agar bisa ditindak lanjuti!. Cerita ini hanya penghibur kalian disaat jenuh, dan diharapkan untuk tidak dibawa serius. Kalau mau serius, ajak geonu pergi ke pelaminan segera, kalau geonu mau. Dan satu lagi, bila ada kesamaan tempat, nama, harap maklum, kalau kesamaan nama tokoh itu bisa kalian maklum kan karena mereka artis, kalau kesamaan tempat saya minta maaf sebesar-besarnya. Yang terakhir, kalau cerita ini membosankan saya minta maaf karena beginilah adanya, selamat membaca.
                                 💜💜                

"Rumah lo di jalan apa?"

"Sepanjang jalan kenanga"

"Kenangan goblok! Kenanga mah bunga!!"

"Ya biasa aja dong, jangan ngegas!"

"Jadi, rumah lo di japan apa?"

"Jl.Melati 2 rt 3 rw, rw berapa ya? Ah pokoknya di jl.Melati 2, tau ga lo kak?"

"Ya kali gue ga tau" wong kita satu komplek batin jay, kenapa sih gadis aneh ini harus satu komplek dengannya, tidak disekolah bahkan di komplek pun jay akan bertemu dengan gadis aneh ini. Oh tidak, selamatkan jay dari makhluk tuhan yang satu ini. Jay merasa hidupnya sedikit terganggu dengan kehadiran gadis disampingnya ini.

"Kak, yang warna putih pink rumah mama gue" anjir, kenapa depan rumah gue sih batin jay, sudah lah habis nyawa nya saat tau rumah indira didepan rumahnya, digaris bawahi rumah indira didepan rumahnya. Betapa manisnya takdir yang dijalani jay, tidak disekolah dan dirumah dia akan bertemu dengan gadis aneh dan menyebalkan ini. Nanti dia akan meminta ayahnya pindah rumah, itu pun kalau ayahnya mau mendengarkan usulannya.

"Makasih ya kak, oh iya aku kasih tips sebentar jangan pulang dulu"

"Duit?"

"Dih mata duitan lo kak!!"

"Gue manusia, wajar kali"

"Terserah, intinya kalau lo mau ngurangin rasa penakut lo, lo harus rajin ibadah kak, deketin diri lo sama tuhan"

"Mati dong?"

"YA BUKAN GITU JUGA JAYNUDIN!!"

"Biasa aja kali!! Kalau satu komplek keluar terus samperin ke sini, gue dorong lo, terus gue kabur"

"Tai!!"

"Lagian ya, gue sering ibadah, otak lo ini overthinking banget ya sama gue?!"

"Lo kan berandalan kak, wajarin aja kali gue pikirnya kaya gitu"

"Wajarin? Lo? OGAH!!"

"Mulut lo bau bangsat!!"

"Dih, cewek omongannya kasar"

"Lo tuh ya-"

"Loh, dira udah pulang nak?" wanita paruh baya keluar dari rumah bercat putih pink, lalu berjalan menuju pagar rumah dan membukanya.

"Iya mi"

"Ini siapa dira?"

"Tukang ojek online mi, kebetulan satu sekolah"

"Wah, kerja adeknya?"

"Eh, engga tante, saya belum kerja" jay menatap tajam indira yang tengah tertawa bahagia karna sang ibu percaya dengan perkataannya, dalam hati jay, dia tengah mengabsen ribuan binatang dan mempersiapkan santet nya untuk indira malam ini.

"Kamu ini dir, kebiasaan banget!!" mama indira mencubit pinggang anak gadisnya, indira sontak meringis pelan, cubitan ibu nya ini tidak main-main, ini sangat menyakitkan!!

"Maaf ya dek, tante ga tau, kebiasaan dira suka bilang kaya gitu"

"Iya tante, ga papa" soalnya malam ini, saya mau santet anak dajjal tante ini batin jay terkekeh sinis, enak saja indira berkata seperti itu, dia masih muda belum bekerja. Memang tidak ada yang salah dari ojek online, tapi sekali lagi, jay belum bekerja.

"Nama nya siapa dek? Mau mampir dulu?"

"Jay tante, ga usah repot-repot, saya mau langsung pulang aja tante, mau rebahan"

"Oh ya udah, hati-hati ya dek" indira melongo tidak percaya saat melihat kakak kelasnya itu memasuki pagar rumah didepan rumahnya, oh astaga, ternyata mereka tetanggaan.

"Eh, itu rumah teman kamu nak?"

"Ga tau mi"

"Loh, berarti itu anaknya teman mami dong"

"Masa sih mi?"

"Iya, itu rumah om jungkook dek, yang mama cerita kemarin"

"Mami punya teman dulu? Wah, dira ga nyangka mi" indira tertawa keras lalu berlari masuk kedalam rumah, menghindari amukan dari mami tercintanya. Ya beginilah dia dirumah, dia akan menjahili mami nya sampai mami nya itu kesal setengah mati dengannya. Di dalam rumah, tawa indira masih bertahan sampai ia melihat papi ny tengah membaca koran, kebiasaan yang tak pernah terlewatkan.

"Indira pulang pi, hahaha" papi indira menaruh korannya, lalu menyodorkan tangannya untuk disalimi sang anak. "Kenapa kamu ketawa kaya gitu?" lagi-lagi bukannya menjawab indira malah tertawa keras lalu bersembunyi dibelakang tubuh papi nya ketika melihat mami nya masuk kedalam rumah, ah indira lupa menyalimi tangan mami nya.

"Anakmu ini mas, makin hari makin menjadi sifat jailnya"

"Indira?"

"Seru pi, mami juga percaya aja sama dira"

"Salim sama mami dulu sini! Banyak dosa kamu sama mami!"

"Baiklah, nyai roro kribo, hamba mohon maaf"

"INDIRA!!"

"Sabar mi, jangan marah mulu"

"Anakmu itu mas, tarik nafas aku"

"Ya kan manusia kalau nafas emang begitu mi"

"Ga heran aku sama sifat indira, ternyata papi nya sama aja"

Didalam kamar, jay tengah menatap beberapa tugas yang diberikan guru hari ini, biasanya kalau sehabis pulang sekolah jay akan mengerjakan tugas sekolahnya, agar nilai nya tidak kosong.

"Akal sehat gue hilang!!"

"Indira, gue tandain!!"

Penakut vs Penggila •FF JAY ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang