Kicauan burung terdengar sedang bernyanyi merdu, matahari juga sudah terbit dari arah timur, menampakan cahayanya.
Seorang pemuda sedang duduk di kursi kantin, ia nampak sedang mengaduk makanannya. Siapa lagi kalau bukan Azka Reyhan Adiwijaya.
"Woyy, napa lu?" tanya Hizaz yang baru datang dengan Raffi.
"Iyah kenapa Bro?" tanya Raffi.
"Nggak papa," ucap Azka menggeleng dan langsung pergi.
"Eh tuh anak kenapa?" tanya Hizaz kepada Raffi, dan Raffi cuma mengedikan bahunya.
Di sisi lain seorang gadis cantik bersandar di tembok depan kelasnya, ia sedang melamun sesekali melihat orang yang sedang main basket.
"Kok bisa yah cowok yang dijodohin Bunda itu Kak Azka," gumam Arsyila.
'Kok bisa sih aku dihjodohin sama orang yang aku benci. Kak Azka itu udah permaluin aku di depan orang, dan sekarang aku malah nikah sama dia. Tapi, kenapa yah aku kayanya seneng mau nikah sama dia. Apa aku cinta sama dia? Ikh tapi itu gak boleh, aku harus benci sama dia,' batinnya.
"Woyyy," teriak Nanda di telinga Arsyila.
"Aaa, kolam kecemplung kucing ," ucap Arsyila karena kaget.
"Ikhh latah banget nih mulut," ucap Arsyila sambil menepuk mulutnya.
"Emang ada yah kolam kecemplung kucing, kalau kucing kecemplung ke kolam baru ada," ucap Nanda sambil tertawa.
"Udah diem deh. Ngapain kesini?" tanya Arsyila sambil ketus.
"Diihh kaya nggak suka ajah," jawab Nanda.
"Udah akh yu masuk sebentar lagi bel," sambung Nanda.
Bel istirahat pun berbunyi bersamaan dengan para siswa yang keluar dari kelasnya.
Di kantin, Arsyila bertemu dengan sosok laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, berdua dengan seorang wanita. Siapa lagi kalau bukan Azka dan Arsya tentunya.
Arsyila hanya memasang muka cuek terhadap mereka, sedangkan Azka memasang muka datar yang biasa ia tunjukan kepada orang-orang.
'Hati gue panas banget yah lihat dia berdua sama pacarnya,' batin Arsyila.
'Ngapain harus ketemu sama nih orang, ene'k banget lihatnya,' batin Azka sambil menatap Arsyila sedangkan Arsyila hanya memalingkan wajahnya.
'Enak juga kalau gue kerjain,' batin Azka.
"Sayang, kamu pesen apa?" tanya Azka kepada Arsya.
"Aku pengen mie ayam ajah Az," jawab Arsya.
"Oke. Bu saya pesen mie ayam dua sama air teh nya yah 2," ucap Azka kepada ibu yang menjaga kantin.
"Sayang kamu belum makan?" tanya Azka.
"Belum. Cuma pagi tadi aku cuma sarapan roti," jawab Arsya.
"Kamu cantik banget hari ini," ucap Azka sambil membelai rambutnya.
"Bisa ajah kamu," ucap Arsya. Sedangkan Azka hanya membalas dengan senyum termanisnya.
Di sisi lain Arsyila melihat kejadian itu, dan membuat Arsyila muak dengan gombalan Azka kepada Arsya.
"Udah akh yuu Nan, kita pergi. Di sini udaranya panas tahu," ucap Arsyila sambil meraih tangan Nanda.
"Ikhh kita mau kemana?" tanya Nanda tetapi tidak direspon oleh Arsyila.
Azka hanya tersenyum menang melihat wajah Arsyila yang penuh dengan cemburu.
'Gue bakal buat lo, lebih menderita lagi di saat kita menikah. Karena gue benci sama loh, karena lo udah bikin gue khianati hubungan gue sama Arsya,' batin Azka sambil menatap kepergian Arsyila.
Sepulang sekolah Azka dan Hizaz pulang bareng, sedangkan Raffi bawa mobil sendiri.
"Eh gimana semalem lamarannya, lancar nggak?" tanya Hizaz diiringi tawa.
"Apa sih lo? Malah gue sebel soal semalem. Tahu nggak wanita yang dijodohin sama gue?" tanya Azka sambil posisi menyetir.
"Siapa emang?" tanya Hizaz balik.
"Arsyila Salsabila Putri Prahara," ucap Azka dengan wajah datar.
"What? Jadi lo dijodohin sama mantan yang jadian 3 detik itu," ucap Hizaz nggak percaya. Sedangkan Azka hanya memasang wajah datar.
"Ya ampun beneran lo dijodohin sama adik kelas tuh? Emang jodoh lo sama dia, dia cerewet lo dingin. Hahaha," ucap Hizaz sambil tertawa terbahak-bahak.
Azka hanya menatap tajam sahabatnya itu, sambil muka datar dan dingin. Sedangkan Hizaz yang menyadari tatapan tajam dari Azka, dia cuma pura-pura memainkan handphonenya, dan sibuk dengan chattannya padahal tidak ada satu orang pun yang mengechat, dasar so sibuk nih Hizaz.
"Az, si Arsya buat gue yah," ucap Hizaz dengan polosnya yang masih sibuk dengan handphonenya.
Azka yang mendengar itu langsung memberhentikan mobilnya, dan menatap orang yang sedang duduk di pinggirnya.
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue nggak segan-segan buat habisin lo," ucap Azka dengan menekan setiap katanya.
"Selow Bro, gue cuma bercanda jangan dianggap serius. Lagian lo pengen ngehancurin persahabatan kita yang hampir 14 tahun," ucap Hizaz dengan nada selow.
"Heh omongan loh itu, seakan-akan lo bakal nikung gua," ucap Azka yang kembali ke posisi awal, dan menyalakan mesin mobil kembali.
"Nggak bakal gue nikung temen sendiri," sahut Hizaz.
Azka hanya pokus memandang ke depan tanpa bicara apapun lagi. Mereka pun melanjutkan perjalanan tanpa hambatan lagi.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
Teen FictionArsyila Salsabila adalah seorang gadis yang menduduki kelas X SMA. Ia bersekolah di SMA 1 Pratama di Jakarta, ia pindahan dari Singapura. Awal masuk sekolah Arsyila mengikuti MOS selama 3 hari berturut-turut. Acara MOS itu Arsyila mengikuti sebuah...