09- Pernikahan

69 9 0
                                    

Satu minggu telah berlalu. Hari ini adalah tepat hari pernikahan Azka dan Arsyila, yang sudah direncanakan di hari-hari kemarinnya.

Berdirilah seorang pria yang gagah dan tegap di depan cermin, dengan baju dan jasnya yang berwarna hitam dan baju kemeja warna putih, tidak lupa dengan peci hitamnya menambahkan kesempurnaan pada diri pria itu.

Siapa lagi kalau bukan Azka Reyhan Adiwijaya, yang akan menikah dengan Arsyila Salsabila Putri Prahara, pada hari ini.

'Gue nggak nyangka, gue bisa nikah secepat ini. Apalagi gue menikah bukan dengan orang yang gue cintai, padahal dihidup gue, cuma pengen nikah sekali seumur hidup bersama orang yang gue cintai Arsya, bukan dia,' batin Azka sambil melihat dirinya dicermin.

"Azka udah siap?" tanya Laras yang tiba-tiba berada di dekat pintu kamarnya.

"Udah Mah," jawab Azka.

"Yaudah yu turun, Hizaz juga datang loh. Temen kamu satu lagi nggak di undang," ucap Laras.

"Nggak Mah, dia lagi sibuk," ucap Azka berbohong, padahal ia tidak memberitahu, cuma Hizaz sajah yang tahu soal pernikahannya.

"Yaudah cepet yu, keburu siang sayang," ucap Laras lalu pergi yang diikuti oleh Azka.

Di sisi lain seorang wanita sedang dipoles wajahnya dengan make up, ia terlihat lesu sekali padahal ini hari pernikahannya. Siapa lagi kalau bukan Arsyila Salsabila, ia memakai gaun panjang yang menutupi tubuhnya, tidak lupa jilbab yang menambah keanggunan pada dirinya.

'Nggak nyangka banget aku bisa nikah secepat ini, padahal aku masih pengen hidup layaknya remaja di luar sana. Mungkin, ini udah takdir kalau aku harus menikah muda,' batin Arsyila.

"Udah Neng. Coba lihat di cermin Neng cantik banget loh pangling," ucap tukang rias itu.

"Cantik apaan? Kok muka Syila kaya badut sih mbak, bisa dandanin nggak," ketus Arsyila sambil mencari tisu.

"Neng itu udah cantik. Diam neng nanti make up nya kehapus," ujar tukang rias.

"Bodo amat," ketus Arsyila masih mencari tisu.

"Syila lagi nyari apaan?" tanya Dira yang sudah berada di kamar Arsyila.

"Tisu Bun," jawab Arsyila.

"Buat apa nak?" tanya Dira.

"Buat hapus make up," jawab Arsyila yang masih cari tisu sampai kolong kasur.

"Ya ampun buat apa sayang, kamu udah cantik gitu," ucap Dira sambil menarik tangan Arsyila.

"Tapi Bun, Syila kaya badut," ucap Arsyila.

"Badut apaan? Udah kamu diam di sini, kalau kamu sampai menghapus Bunda bakal marah," ujar Dira lalu keluar dari kamarnya. Sedangkan Arsyila hanya duduk di kasur sambil memanyunkan bibirnya.

Beberapa menit kemudian, datanglah rombongan calon mempelai pria, mereka telah masuk ke rumah Arsyila. Azka hanya menekuk mukanya dan memasang wajah masam. Lalu Surya ayah Arsyila dan Dira bunda Arsyila menyambut mereka, dan mengalungkan rantaian bunga itu ke leher Azka. Azka hanya tersenyum paksa.

Azka telah duduk dan siap mengucapkan ijab qobul, penghulu sudah tepat berada di depan Azka, yang siap untuk memulai ijab qobulnya. Dan tidak lupa para saksi yang melihat itu, dan Hizaz juga ikut atas saksi itu.

"Baik bisa kita mulai," ucap penghulu. Azka hanya bisa mengangguk pasrah.

Lalu Surya dan Azka berjabat tangan, dan penghulu hanya membimbing mereka.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, dengan putriku Arsyila Salsabila Putri Prahara binti Surya Prahara, dengan maskawin seperangkat alat sholat dan emas 50 gram dibayar tunai," ucap Surya pelapalan ijab qobul tersebut dengan bahasa Indonesia agar mudah dimengerti.

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang