Semua siswa telah berada di area kemah, banyak sekali orang yang berfoto-foto ria tentu dengan pasangannya. Ternyata dari mereka banyak pacaran yang sesekolah dengan mereka."Anak-anak dengar Ibu. Untuk laki-laki kalian siapkan tenda dan kalian harus kerja sama, dan untuk perempuan kalian ambil kayu bakar di sebelah sana lalu bawa kesini untuk api unggun nanti malam oke. Kalian mengerti?" ucap ibu Syahrini yang lebih terkenal dengan sebutan bu Rini.
"Mengerti bu!" seru murid-murid.
Semua orang berpencar terutama perempuan yang harus mencari kayu bakar, sedangkan laki-laki mendirikan tenda.
"Hisshh, kok bisa sih Bu Rini nyuruh perempuan buat bawa kayu bakar," ketun Nanda sambil memanggut kayu bakar.
"Udah deh Nan diem, berisik tahu!" seru Arsyila.
Arsyila yang sedang memanggut kayu bakarnya mendengar teriakan seseorang, ada wanita yang teriak ketakutan dan menghampiri Arsyila, karena posisi mereka dekat.
"Aaaaa," teriak Arsya.
"Aaa, ulat mamah ulat, hahh tolongin ulat ini," teriak Arsya heboh hampir seluruh badannya heboh tentu dengan kaki dihentak-hentakannya.
Arsya menghampiri Arsyila yang sedang melihatnya, lalu ia memeluk Arsyila. Sedangkan Arsyila hanya kaget dengan pelukan itu. Tapi ... Kenapa rasanya nyaman yah, fikir Arsyila.
"Aahhhh, tolongin ada ulat," rengek Arsya sambil memeluk Arsyila.
Sejenak Arsya memberhentikan teriakannya tatkala ia memeluk Arsyila.
'Kok kayannya aku nyaman banget yah meluk adek kelas ini, kaya ada hubungan darah gitu. Isshh apaan sih nggak mungkinlah,' batin Arsya.
Di sisi lain Azka sedang mencari batu untuk mengganjal tendanya, ia mendengar suara teriakan dari orang yang ia kenal. Azka melihat itu langsung menghampirinya.
"Aahh tolongin Dek, ini ulet geli dehh, nggak mau, nggak mau, nggak mau, hiss huuuhhh huuhh pergi. Aaahh, nggak mau pergi," teriak Arsya histeris masih memeluk Arsyila.
"Kak! Aku juga jijik sama ulat, Syila itu phobia sama ulat, nanti ulatnya pindak ke Syila gimana?" ucap Arsyila dengan rengekan.
"Nggak mau tahu pokoknya itu ulat harus dibuang," ucap Arsya masih dengan rengekan.
"Arsya!" panggil seseorang.
Arsya membalikan tubuhnya dan melepas pelukannya dari Arsyila dan segera menghampiri seseorang itu yang akan menghampirinya.
"Sayang, tolong buang ulatnya aku geli, aku pengen buang, hiks hiks," rengek Arsya yang mulai menangis.
"Oke. Bentar aku cari seseatu dulu yah buat buang ulatnya," ujar Azka lalu pergi.
"Cepetan," teriak Arsya.
"Hiks hiks hiks, Az! Cepetan," teriak Arsya sambil menangis.
"Iyah, iyah ini juga udah kok," ucap Azka.
Azka mulai membuang ulat yang berada dibahu kekasihnya menggunakan daun kering yang ia temui.
Arsya hanya membuang napasnya lalu segera memeluk Azka dengan erat, tentu Azka membalas pelukannya dari Arsya.
"Az, aku takut," ucap Arsya. Yah karena Arsya itu phobia dengan ulat, entah kebetulan atau tidak Arsya dan Arsyila memiliki phobia yang sama.
"Nggak usah takut ada aku," ucap Azka dengan mengelus rambut Arsya.
What? Tidak
Dikejadian itu ada Arsyila yang melihat, tentu! Arsyila berada di sana bahkan tepat mereka berpelukan di depan mata Arsyila.Arsyila hanya memalingkan wajahnya ke arah lain, agar tidak melihat mereka yang berpelukan mesra, mata Arsyila terlihat berkaca-kaca mungkin sebentar lagi ia akan menangis. Ia tidak mau menangis di depan mereka bisa bahaya pasti, Arsyila pergi dari tempat itu meninggalkan kedua kekasih ini bermesraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
Teen FictionArsyila Salsabila adalah seorang gadis yang menduduki kelas X SMA. Ia bersekolah di SMA 1 Pratama di Jakarta, ia pindahan dari Singapura. Awal masuk sekolah Arsyila mengikuti MOS selama 3 hari berturut-turut. Acara MOS itu Arsyila mengikuti sebuah...