"Lu jangan diem di situ bego, entar ketahuan," ucap Darel pelan pada Alvin.
"Lu juga anjing, bukan cuma gue!" balas Alvin tak terima.
"Kalian berdua jangan berisik!" teriak Garry yang sudah tak tahan melihat keduanya.
"Kau juga berisik bangsat!!" balas Alvin dan Darel berbarengan.
"KETEMU KALIAN!"
Ketiganya menoleh saat teriakan pak Budi dari belakang mereka.
Yaps benar, ketiga curut itu sedang bersembunyi dari kejaran pak Budi yang sepertinya masih dendam akan kelakuan ketiganya.
"Sial, kita ketahuan!" ucap Alvin.
"Gara-gara lu sih, berisik," balas Garry kesal.
"Ga usah bacot, mending kita lari!" sergah Darel yang di angguki oleh keduanya lalu lari dari sana.
Saat fokus berlari, ketiganya tak menyadari bahwa mereka terpisah. Saat ini Darel berlari di lorong sepi, ada beberapa anak yang berkeliaran mungkin mereka bolos karna memang bel masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu.
Bruk!
Darel menabrak sesuatu dan berakhir dirinya terjatuh dengan pantat mencium lantai.
"Awshh, kalo jalan pake mata dong!" kesal Darel.
"Dimana mana orang kalo jalan pake kaki, bukan mata baby," ucap seseorang yang di tabrak Darel yang tak lain dan tak bukan adalah Alex bersama Bima di belakangnya.
Alex langsung mengambil Darel untuk di gendong yang tentu saja mendapatkan ucapan tak terima dari sang empu.
Darel terus meronta minta di turunkan. Oh ayolah, dia adalah badboy, apa kata anak-anak sekolahan ini kalau tahu dirinya seperti ini? Untung saja sepi.
"Diam baby!"
"Dad lepas dong, malu entar kalo di lihat teman-teman ku."
"Tak kan ada yang membullymu, tenang saja. Jika ada yang berani mengucapkan kata tak enak, daddy akan beri dia pelajaran," balas Alex. Dia terus berjalan ke arah ruangan khusus dengan fasilitas memadai yang ada di sekolah ini yang dia atur sendiri untuk kenyamanan bungsunya.
"T-tapi da-" Ucapan Darel terpotong oleh suara Alex.
"Berhenti membantah, baby," ucap Alex.
Setelah sampai di ruangan itu, Alex mendudukkan Darel di sofa yang sudah di sediakan sementara Bima mengambil apa yang di suruh Alex.
"Kau tau apa kesalahanmu baby?" tanya Alex dan Darel menggeleng polos. Alex menghela nafas.
"Mengerjai guru—ah itu tidak penting, kamu melewatkan 20 menit makan siang mu baby!" desis Alex.
"Maaf, tapi kan itu gara-gara pak Budi. Siapa suruh dia ngejar aku, kan aku jadi ga bisa makan siang, coba aja kalo pak Budi menerima dengan ikhlas hati," cerocos Darel tak terima.
Ya lagian mana ada yang menerima ikhlas hati saat di jahili, Darel bodoh! Mana sama 3 curut murid laknat.
"Tak ada yang akan menghukumnya baby, lagian mana ada orang di jahili ikhlas apa lagi sama kamu dan 2 curut nakal itu," ucap Alex gemas. Darel yang mendengar itu mnegerucutkan bibirnya yang membuat Alex menarik bibir Darel yang mendapatkan pekikan dari sang empu.
Niatnya mau marah karna Darel melewatkan jam makan siangnya, namun sialnya kemarahan itu hilang dalam sekejap saat melihat wajah menggemaskan milik Darel.
"Kau akan di hukum baby," ucap Alex yang membuat Darel mendengus tak terima.
"Aku ga terima! Ini bukan salah ku, ini salah pak Budi," kekeuh Darel.