"Huft sayur lagi?"keluh Darel.
"Itu sehat untukmu baby" ucap Brianna.
"Ish nih ya mom.. yang ijo ijo begini itu makanannya kambing tau!"seru Darel kesal. Hadeuh, tiap hari dia makan rumpu kan jadi sebal.
"Makan baby!"ucap Alex tegas pertanda tak ingin di bantah.
Darel menghela nafas dengan ogah ogahan dia memakan makannan yang di siapkan untuknya. Sungguh Darel tak suka dengan makanan dedaunan seperti itu dia bukan kambing pikirnya.
Mereka makan dalam diam hanya terdengar dentingan bunyi sendok karena memang keluarga william menjunjung tinggi etika saat sedang makan.
Beberapa saat kemudian semua sudah selesai makan hanya saja belom ada yang beranjak dari meja makan mereka memutuskan untuk menunggu bungsunya yang terlihat tak semangat sebab menu makan malamnya.
Setelah 15 menit kemudian Darel selesai dengan makanannya, dan saat ingin beranjak Darel di kejutkan oleh kakak keduanya yang tiba tiba menggendong nya ala koala dan membawa dia ke kamarnya.
Tentu saja Darel berontak, sampai akhirnya dengan nada suara Austin yang dingin, membuat Darel akhirnya bisa diam, Dia juga lelah berontak.
Darel juga lagi malas, masa harus ada makanan ijo itu di setiap menu makanannya, enek juga lama lama.
Austin yang melihat Darel terlihat lesu pun mengernyit heran apa segitu tak sukanya adiknya itu pada sayuran bukankah itu makanan menyehatkan?
Setelah sampai di kamar Austin duduk di sofa single dengan Darel di pangkuannya, awalnya Darel turun namun kepalanya malah dituntun ke dada bidang Austin.
"Kenapa hm?" tanya Austin tapi hanya dijawab gelengan oleh darel.
"Gak papa. "
"Kau tau kakak paling ga suka di bantah baby!" ucap Austin dingin.
Yaelah kakaknya ini suka sekali marah deh, bukan hanya kakaknya semua penghuni rumah keknya suka sekali marah, dengan memasang muka sok datar-yang emang datar- nya itu.
Menyebalkan pikirnya.
"Jawab saat kakak bertanya Darel!" ucap Austin penuh penekanan tanda tak ingin di bantah
"Iye iye elah, aku cuma ga suka sayuran puas!" seru darel.
"Kenapa? bukankah sayuran itu menyehatkan."
"Tapi tetep aja aku ga suka apa apaan pahit gitu hilih lagian kan aku juga bukan kambing ngapain makan makanan yang macam itu, " kesal Darel.
Bukan menjawab Austin di buat gemas dengan wajah kesal adiknya.
Austin yang awalnya ingin marah luluh begitu saja, Austin menghadiahi kecupan di seluruh wajah darel yang membuat sang empu menatap horor Austin.
"Ish kakak!"
"Hm?"
"Ish udah berhenti melakukan itu!" kesal Darel sambil mengusap pipi yang sudah di ciumi oleh Austin.
"Ini namanya tanda sayang."
"Hilih modus jangan-jangan kakak homo yah?"sinis Darel.
"Hushh mulutnya. " Austin memukul pelan mulut Darel yang seenak saja berbicara.
"Sstt yaudah sekarang tidur kakak temenin. "
"Yaelah ga ngantuk juga," ucap Darel.
Seolah tuli Austin malah berdiri dan datang dengan sebuah piyama. Membaringkan Darel di tempat tidur setelah megangganti baju adiknya dengan piyama.