"Mom, dad, ngapain?"
Mendengar suara putranya, sontak saja Brianna mendorong Alex. Brianna menatap datar suaminya yang tak tau malu dan tak tau tempat itu.
Alex yang di pandang demikian hanya menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Kami sedang memperlihatkan sebuah kasih sayang baby."
"Kasih sayang?"
"Hm seperti ini," ucap Brianna sambil mengecup pelan pipi dan bibir plum Darel.
Darel menatap Brianna horor. Ciuman pertamanya! Ciuman yang harus nya di berikan pada calon pacarnya nanti di ambil mommy nya.
Astaga, bibir nya sudah tidak perawan lagi. Darel menangis dalam hati, untung saja yang menciumnya itu mommy nya. Kalo saja itu daddy-nya dia harus mandi kembang 7 hari 7 malam.
"Hilih bilang aja mau mesra-mesraan. Awas aja yah, kalau sampek bikin anak lagi," sarkas Darel.
ucapan Darel membuat Brianna mau pun Alex tersenyum canggung.
"Err, baby mending mandi dulu yah habis itu turun ke bawah," ucap Alex yang di angguki Darel. Lalu dia pergi dari kamar Darel sebelum kena sembur istrinya. Tipe-tipe suami takut istri ya gini.
"Dad, bisakah kau berhenti memanggilku babi, itu terdengar menggelikan jika daddy yang memanggil!" teriak Darel karna Alex sudah keluar.
Mendengar putranya berteriak. Sontak saja Brianna memukul pelan mulut Darel, "Hus dilarang teriak," peringat Brianna.
"Nah, sekarang katakan pada mommy kenapa pipimu memerah?" tanya Brianna sebelum Darel melangkah untuk mandi. Dia memang sudah tau perihal itu tapi dia ingin kejujuran anaknya.
"Ini tadi di tampar mom," ungkap Darel jujur.
"Sama siapa baby, hm?" tanya Brianna lembut sambil mengusap pipi Darel.
"Biasa, sama tante girang," ucap Darel.
"Tante girang?"
"Iya tante girang. Bajunya saja kekuarang bahan, make up menor, ck dia itu sebenarnya mau kerja apa mau jadi simpanan om-om?!" seru Darel menggebu gebu.
Brianna terkekeh, "Omo-omo baby nya mommy jagoan." Mencubit gemas pipi Darel yang membuat sang empu memekik.
"Mom berhentilah memanggilku Babi!"
"Baby bukan babi."
"Apalah itu, terdengar aneh. Aku sudah besar mom."
"Bagi kami kamu masih kecil sayang," jawaban Brianna membuat Darel menghela nafas.
"Tadi mommy dengar dari kakakmu, kamu berbohong?" tanya Brianna memastikan dan di balas anggukan oleh Darel.
"Jangan lagi berbohong pada kami sayang, kami tak mau kamu kenapa-napa. Jadi kamu harus jujur pada kami jika kamu tak ingin di hukum." Kalimat terakhir Brianna membuat Darel memutar bola matanya malas.
"Iya, ga janji tapi."
"Pintarnya jagoan mommy." Mengusap pelan rambut Darel. "Sekarang mandilah dan pergi ke bawah untuk makan malam," ucap Brianna dan mengecup kening Darel.
"Okay mom." Setelah mendapat kan jawaban Darel, Brianna keluar dari kamar putranya.
Darel yang melihat mommy nya keluar, bangun dan mencari benda persegi canggihnya dan mencari kontak yang disana tercantum nama Alvin.
"Halo Vin, di mana?"
"Di tempat tongkrongan bro."
"Wah di tempat biasanya kan?"