Aku cuma memperbaiki Typo, bukan alur ataupun kalimat.Tapi kalo masih typo, ya maafkan. Biasanya, namanya juga manusia.
Darel mengernyit saat merasakan kebas ditangan kirinya, netra nya terbuka secara perlahan.. bisa di lihat semua ada disini kecuali opa dan oma nya? Dan kemana mommy nya ?Kemana mereka pikir Darel. Juga dia ini bukan berada dikamar daddy nya, ini kamar lain Apa ini kamar miliknya? ah lupakan itu dia melihat ke arah punggung dan betapa terkejutnya dia saat ada infus menancap apik disana.
"WOI ANJING KEBAWA! !" Dion yang ada di sebelah Darel reflek memukul pelan mulutnya
"Jangan mengumpat, " ucapnya. Namun tampaknya Darel tak terlalu mengindahkannya, anak itu malah terus berteriak , tak tau bahwa atensi disana mendadak gelap dan suram.
"LEPASIN OYY, SAKIT! TANGAN GW KEBAS BANGSAT!" Darel memberontak namun di tahan oleh Austin dan Dion, sementara Marvin sibuk dengan tangan Darel yang berdarah akibat di tarik paksa oleh empunya.
"Baby diam, jangan berbicara kotor atau daddy hukum kamu hm!?" geram Alex memberi ancaman pada putranya.
"Tapi dad tangan Darel ke- AWW SAKIT ANJING!"pekik Darel saat Marvin malah menusuk tangan kanannya. Dia memandang Marvin kemusuhan. Memandang punggung tangan kanannya yang sekarang malah tertancap jarum.
Sementara Alex, Austin dan Dion menatap Drel tajam rupanya bungsunya memang ingin di hukum pikir mereka. "Teruskan berbicara kotor atau kakak akan menghukum mu baby!" ucap Dion datar, dia tak suka Darel mengumpat.
Rupanya ucapan Dion berhasil membuatDarel bungkam dan merinding, tapi bodo amat tangan kanannya perih oyy saket!. "Ye ga tau apa ini sakit, lihat sampek kebas gini, "seru Darel dan memperlihatkan tangannya yang di infus
Dion menghela nafas sabar, Untung saja stok kesabarannya banyak, jadi tenang.
"Tahan baby, kamu masih sakit nanti kalau sembuh kakak akan belikan apa yang baby mau bagaimana?"tawar Austin.
Darel mencebbikan bibir, rupanya kakak nya ini ingin merayunya? oh tidak semudah itu ferguso.
"Gak mempan yah euw," Sungut Darel.
"Baby kamu masih sakit nak tidur yah biar dad gendong, "ucap Alex sabar
"Ga dad aku ga mau tidur, aku hanya mau infus nya di lepas!" kekeh Darel.
"Berhenti merengek Darel, infus itu tak akan daddy lepas sebelum kamu sembuh!" ucap Alex penuh penekanan tanda tak ingin di bantah, Darel hanya memutar matanya malas.
"Dad kemana mommy?"
"Mommy masih belanja keperluan kamu baby, nanti kesini kok "jawab Alex
"Lalu opa dan oma?"
"Opa oma kembali ke Rusia karena ada beberapa hal yang harus diurus."
"Oh."
Astaga gemes Alex tuh, Pengen tak ikhh. "Nanti mereka balik kesini. Opa juga titip salam loh sama daddy"
"Apa dad?" jawab Darel malas.
"Kalo cucunya nakal suruh hukum saja. " Darel mendengus mendengar nya. Tua bangka itu sama saja hah! Ga ayah ga anak hobinya ngehukum orang aja, heran. Darel memilih bodo amat dan berbaring di kasurnya, Austin yang peka pun mengangkat selimut itu sebatas dada darel.
Sementara Dion terus mengelus pucuk kepala Darel berharap adiknya lekas terlelap, sedangkan Marvin melanjutkan aktivitas yang tertunda. "Keponakan om kok imut banget sih," Gemas Marvin.
"Tentu.. Keturunan siapa dong." Jawaban Alex membuat Marvin mendengus pelan.
"Aku ambil ya kak?"
"Lalu capkan selamat tinggal pada hidupmu, "ucap Alex dingin.