25 Desember 2020
•••
Setelah memikirkan ungkapan Victor dengan matang dan merasa pilihannya tepat, Ryan pun memilih kembali ke tempatnya. Menemui sahabatnya di masa lalu, Brendon. Ada rasa dilema karena takut Brendon mengalami goncangan batin yang menghancurkan mentalnya lagi tetapi rasa ingin mereka seperti dulu lagi serta sadar, Brendon pasti akan mengingat segalanya ... ia tahu pilihan inilah yang tepat. Victor memberikan alamat basement mereka yang ada untuk tempat persembunyian selepas kena grebek, tetapi Ryan masih merasa ragu untuk ke sana.
Ia ingin ke sana, tetapi ia malu sendirian.
Jadi, ia memutuskan menuju ke tempat kerja seorang karib yang Ryan ingat sangat akrab dengan Brendon karena pernah satu pekerjaan. Prilly. Memori Brendon yang pastinya akan diingatnya karena tak ada kenangan buruk. Ryan pun ke sana dan tanpa babibu menuju ke kasir, ia sudah lupa wajah Prilly jadi segera saja ia bertanya.
"Salah satu dari kalian ada Prilly?" tanyanya, menunjuk mereka bergantian sebelum pelayan itu bertanya duluan.
"Prilly? Dia ...." Salah satu pelayan angkat suara, tetapi menggantung kalimatnya.
"Dia kenapa?" Ryan bertanya, kesal digantung.
"Dia enggak hadir hari ini, dan bos besar bilang kalaupun dia datang kami harus ngasih tau kalau dia dipecat." Mata Ryan membulat sempurna.
"Dipecat? Kenapa?"
Mereka menggeleng, wajah sedih itu kentara terlihat dari wajah mereka.
"Kami juga enggak tahu, tapi keknya karena dia bentak seorang cewek kaya raya sama kekasihnya ...." Ryan mengerutkan kening.
Ia berpikir soal itu, bingung.
"Sial ...." Ryan mengumpat. "Kalian tau cewek kaya sama pacarnya itu siapa?"
"Mereka pelanggan, kami enggak tahu." Mereka bertukar pandang. "Tapi Prilly keknya kenal dia, soalnya dia marahin cewek itu. Katanya dia nyulik ... siapa bayi gitu?"
"Namanya Gagege sama Brandon, keknya," jawab lainnya asal. Mendengar namanya sekalipun agak keliru, segera membuat Ryan membulatkan mata sempurna.
"Gaege, sama Brendon!" tegur yang lain.
"Nah, Gaege itu diculik si cewek cantik kata Prilly dari bapaknya, Brendon. Dan hancurin hidupnya gitu." Ia menggedikan bahu. "Terakhir kami liat, Prilly ngejar mereka, tapi tahu setelahnya terjadi apaan dia gak balik-balik. Kami khawatir."
"Manorama ...." Ryan menggumam. Jelas sekali pasti dia biang masalahnya. Ia harus cepat karena Prilly pasti dalam kesulitan. "Kalian tahu alamat rumah dia, enggak?"
"Mm ... maaf, Tuan, sebelumnya Anda ini siapa, ya?" tanya mereka balik, meski Ryan bukan tipe yang mencurigakan tetap saja mereka merasa harus antisipasi.
"Nama gue Ryan, gue sahabatnya Brendon, sahabat Brendon sahabatnya gue juga. Brendon lagi sakit dan nyariin dia," dalih Ryan. Meski ia yakin itulah yang terjadi pada sobatnya yang hilang ingatan itu. Akan mencari sahabat yang ia ingat saja. Ryan harus menyelamatkannya.
"Ah, begitu ...."
Setelah mendapatkan informasi alamat Prilly, segera Ryan ke sana, dan nyatanya ia sudah didahului dua orang pemuda yang berhadapan langsung dengan seorang ibu-ibu. Tepat di depan rumah di mana Prilly menyewa.
"Jadi, Prilly udah minggat dari sini, Bu?" tanya pemuda itu. Ryan yang siap ikut percakapan segera memilih bersembunyi.
"Iya, dia udah minggat, bawa barang, ninggalin kunci sama uang sisa sewa. Keknya dia tau bakalan diusir juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD DADDY [Brendon Series - Q]
Romance18+ Berita kehamilan Manora menyebar luas di kampus, tetapi dengan kemampuan orang tuanya yang merupakan sosok terpandang semuanya bisa dibungkamkan. Dan kemudian, mereka akan memberikan hukuman pada sosok yang menghamili anak semata wayang mereka...