Part 21

13K 1.1K 28
                                    

16 Desember 2020

•••

"Manorama, dari mana aja kamu?" Baru datang, Manorama sudah disembur wanita yang merupakan ibunya tersebut. "Temen-temen kamu gak ada yang tau, yang lain juga, dari mana kamu?"

"Gak dari mana-mana, Mah. Cuman hang out sendiri." Manorama memalingkan wajah, enggan menatap wanita di hadapannya. "Lebih baik daripada aku bunuh diri kesekian kalinya, kan?"

"Masuk lewat belakang, pakai pakaian terbaik kamu, Henry dateng. Dia mau ajak kamu jalan-jalan juga."

"Henry?" Manorama menatap tak percaya. "Ugh ...."

"Cepat! Dia calon suami kamu!"

Manorama mau tak mau menurut saja, ia menuju pintu belakang sementara sang ibu kini menghampiri Henry yang ada di ruang tamu.

"Henry, akhirnya Manorama datang," kata wanita itu.

"Oh, ya? Dia di mana, Tante?"

"Sebentar, dia lagi make up, tahulah cewek pasti dia pengen terbaik buat laki-laki yang dia suka. Apalagi mau diajak jalan-jalan, kan?" Wanita itu tersenyum hangat. "Tunggu sebentar, ya, Nak Henry."

"Ah, baik, Tante."

Tak butuh waktu lama, Manorama pun datang di hadapan mereka, Henry terkagum melihat kecantikan gadis yang kini dibalut gaun hitam serta penampilan yang elegan dan bahkan tak banyak riasan di wajahnya. Henry berdiri dari duduknya dan Manorama tersenyum paksa.

"Ya sudah, kalian berdua hati-hati di jalan, ya!"

Henry mengulurkan tangannya dan Manorama menyambut dengan terlihat senang hati, meski di dadanya ada rasa enggan di sana.

"Kami berangkat, Tante."

Dan mereka berdua pun melangkah keluar rumah, memasuki mobil abu-abu milik Henry yang kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau ke mana?" tanya Manorama.

"Kamu mau ke mana?" Henry bertanya balik. "Aku udah lama gak ke Indonesia, jadi enggak terlalu hafal."

"Ah, begitu ...." Manorama manggut-manggut. "Kamu mau ke kafetaria favoritku?"

"Tentu."

Manorama menunjukkan kafetaria favoritnya kepada pria itu, dan ia pun mulai menghubungi seseorang. "Apa boleh aku ngajak temen-temenku?"

Wajah Henry terlihat kecewa, meski kemudian ia tersenyum. "Iya, oke aja."

"Thanks, ya. Kamu pengertian, deh!" Manorama memeluknya, dan Henry terlihat tak kecewa lagi. Wanita muda itu tersenyum senang, begitu gampangnya menghasut pria tersebut. "Mereka juga bawa pacar masing-masing."

"Ah, double, triple dating?"

"Four, sih. Jadi rame." Manorama tertawa pelan.

Namun, sesampainya di lokasi, bertepatan mobil teman-temannya hadir, kafetaria yang dimaksud dalam keadaan tutup. Manorama keluar dengan kecewa bersama teman-temannya dan pasangan masing-masing.

"Ah, sayang banget kafenya tutup," kata Sophia, sebal. Mereka terlihat kecewa. "Eh, omong-omong, cieee yang akhirnya punya gandengan!"

Manorama diam-diam memutar bola mata meski tersenyum hangat.

"Kenalin, dong!" goda Holland.

"Ah, iya, nama dia Henry."

Henry pun menyalami mereka satu per satu, memperkenalkan dirinya pada teman cewek dari Manorama. Holland, Hannah, dan Sophia. Dengan pasangan mereka Derek, Louis, dan Marvel.

"Oh, ya, jadi kita semua ke mana, nih?"

Manorama menggedikan bahu. "Entahlah."

"Ah, mending ke resto langganan keluarga gue, enak-enak makanannya lho." Hannah angkat suara. "Gimana?"

"Sure."

Dan mereka pun menuruti keinginan Hannah karena tak ada pilihan lain, ke restoran yang dimaksudnya. Manorama, meski terus bertopeng ia bahagia akan hal ini di dalam kepalanya ia merasa tak nyaman.

Ia mengingat ... masalahnya akhir-akhir ini. Hingga kemudian ia melamun seraya memandang ke jendela, tak mempedulikan Henry yang asyik berbicara.

Bahkan, kala sampai di lokasi, ia masih saja melamun sampai-sampai kala melihat pria yang menggendong bayi tengah berbicara dengan seorang gadis pegawai restoran tak jauh dari sana ia berpikir itu Brendon dan Gaege.

Matanya membulat sempurna.

Itu memang Brendon dan Gaege!

Tepat kala mereka keluar dari mobil, percakapan keduanya kini berakhir, dan Brendon beranjak pergi menjauh bersama Gaege di pelukannya. Manorama tak melepas pandangan bahkan kini menatap pegawai itu.

"Kamu ngeliat apa, Manora?" tanya Henry heran.

Manorama menunduk sejenak, kemudian menoleh ke Henry dengan senyum palsu. "Aku gak papa, ayo kita masuk, yuk!"

Manorama memikirkan gadis pelayan itu, siapa dia? Siapanya Brendon? Manorama sebenarnya tak peduli soal hubungan mereka tetapi di sisi lain ... jika ada hubungan antar Brendon dan gadis itu, maka tentu anaknya akan masuk ke sana.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

NERD DADDY [Brendon Series - Q]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang