Part 43

10.3K 1.1K 106
                                    

7 Januari 2021

•••

"Akhirnya, bocah itu bisa kita singkirkan, Manorama!" kata sang ayah. "Meski teman-temannya bebas, tapi seenggaknya cecunguk utamanya sudah ditangkap."

Manorama menggeleng. "Pah!" Ia menangis. "Aku mau ngomong sesuatu sama Papah!"

"Ada apa, Manorama? Mau ngomong apa?"

"Tentang kebenaran di malam reuni itu," kata Manorama, matanya berkaca-kaca. "Sebenarnya ... yang sebenarnya terjadi adalah ...."

Manorama menceritakan apa yang terjadi malam itu, tetapi kali ini tak ada kebohongan di sana, tak ada apa pun yang dibuat-buat dan ayahnya mendengarkan dengan saksama sekaligus syok.

Sangat syok.

Dan tanpa disangka, ia menampar wajah Manorama. "Kenapa kamu berbohong Manorama?! Kenapa?!" teriak sang ayah kesal. "Tapi ... apa pun yang terjadi, Papah tidak salah, tetap Brendon yang menghamili kamu. Dan Ryan, sudah menerima ganjarannya dikirim ke neraka."

Manorama mengusap pipinya. "Tetap apa yang Papah lakuin itu salah, Pah! Kenapa Papah enggak sadar juga?!"

Ayahnya menatap nyalang putrinya, siap menamparnya lagi tetapi terhenti. Manorana menangis.

"Papah enggak bisa semena-mena sama siapa pun sekalipun Papah punya kuasa! Enggak ...." Manorama mendongak menatap ayahnya. "Dan Papah enggak seharusnya mendidik aku dengan pemikiran begitu, Pah! Aku sadar dengan kenyataan yang menimpaku! Ini karma, Pah!"

"Diam, Manorama!"

"Ini karma untuk apa yang kita lakukan sendiri, Pah. Semuanya." Manorama merintih, ia menunduk sendu. "Mamah ...."

"Hentikan, Manorama! Hentikan! Cukup!"

"Brendon itu cowok baik, Pah." Manorama menangis. "Dia bahkan rela ngorbanin nyawanya demi nyelametin kita, dia rela lakuin apa pun demi aku dan Gaege, dia ...."

"Tidak sebanding dengan hal buruk yang dia lakukan ke kamu!"

"Dia gak pernah berbuat buruk ke aku, Pah! Dia enggak sengaja!" Manorama membela. "Dia bahkan menyelamatkan nyawa Papah! Dan Papah malah memberatkan segala hukum ke dia! Papah tidak tahu terima kasih?!"

"Kamu mengatakan ini karena kamu cinta dengan Brendon, kan?" Ayah Manorama mengangkat sebelah alisnya. "Benar, bukan?!" bentaknya.

"Iya, aku cinta sama Brendon!" Manorama mengakui. "Dia ... dan segala kebaikannya yang menyadarkanku! Aku cinta sama dia!" Ia terisak. "Gaege memerlukan dia, Pah ...."

"Kamu!" Ayahnya siap mengangkat tangan menamparnya lagi, ketika tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi. Aktivitasnya terhenti dan ia menjawab panggilan itu. "Halo?"

Dan itu ternyata ... dari pihak rumah sakit.

"Baik, saya akan segera ke sana." Panggilan dimatikan sepihak, dengan kesal ayah Manorama menatap putrinya. "Kita ke rumah sakit, Mamah kamu sudah sadar, dan Papah harap kamu tidak membebani Mamah kamu dengan hal-hal menyebalkan tadi. Cukup diam, dan lupakan semuanya, Gaege sudah ada di tangan kamu."

Ayahnya beranjak meninggalkan Manorama yang malah semakin sedih akan hal itu.

"Brendon ...." Meski ia sadar, ia memang tak bisa membebani pikiran ibunya yang baru siuman dari operasi geger otak.

Setelah berpenampilan sebaik mungkin dan menyembunyikan mata sembab dengan make up, bersama Gaege di pelukan, mereka pun menuju ke rumah sakit.

"Sayang ...," panggil ayah Manorama dan dengan pelan, ibu Manorama membuang wajah dari suaminya.

NERD DADDY [Brendon Series - Q]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang