"Hyu-Hyung..." Jungkook menggoyang-goyangkan bahu Taehyung. Seokjin dan Namjoon berusaha menahannya. "Kook, biarkan dia dulu," cegah Namjoon.
Namun, Jungkook berhasil meronta. "Hyung, itu garis di mesinnya bergelombang lagi!" seru Jungkook langsung pada intinya. Semua member yang ada di sana sontak mendongak melihat mesin EKG, dan benar saja, garisnya tidak lagi lurus.
Taehyung beralih memperhatikan Jimin. Ia berharap ini benar-benar terjadi. Ia berharap sahabatnya kembali. Taehyung menjatuhkan kepalanya di dada Jimin dan sesekali memukulnya pelan. "Bangunlah tolong..." pintanya.
Sepertinya, Jimin masih mau hidup dan bersama saudara-saudaranya. Hoseok yang melihat tangan Jimin sedikit bergerak pun segera menggenggamnya. "Jimin, ayo semangat. Kau harus membuka matamu, ya."
Kini, tangis bahagia memenuhi ruangan setelahnya. Namjoon bersama Yoongi berlari memanggil Sungbin yang masih ada di depan. "Hyung! Jimin!"
.
.
.Kedua sahabat itu pergi ke rumah kremasi untuk menemui Jeonhwa dan kebetulan ada Sungbin juga di sana. "Sungbin Hyung."
Sungbin berbalik dan tersenyum sedih. "Kalian berdua rupanya. Bagaimana kabar kalian? Jimin kau baik-baik saja? Y-ya~ kenapa jadi kau yang menangis, hm?" Sungbin bingung dengan Jimin yang tiba-tiba memeluknya dan menangis sesenggukan.
"Kenapa kau malah bertanya seperti itu pada kami? Kami yang mestinya bertanya itu padamu. Bagaimana kabarmu, Hyung?"
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."
Pletak!
"Hyung masih saja membohongi diri sendiri!"
"Sakit, Jim! Kau berani denganku sekarang?" Sungbin mengusap dahinya yang baru dijitak Jimin.
Mereka bertiga berbincang-bincang cukup lama. Taehyung mengatakan bahwa sebelumnya mereka ingin menghubungi Sungbin jika saja tidak melihat ada mobilnya di parkiran. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang dan Jimin mengajak Taehyung pergi ke restoran yang pernah mereka kunjungi waktu itu, tak lupa ia juga menelepon member lain untuk ikut bergabung bersama mereka.
Jimin dan Taehyung melambaikan tangan mereka setelah melihat yang lain. "Di sini! Di sini!" teriak mereka, dibalas lambaian tangan yang tak kalah heboh dari Seokjin, Hoseok, dan Jungkook.
"Eits, sebentar," tahan Jimin lalu menatap Taehyung. "Kau bawa dompetmu, kan?" tanya Jimin yang mengingat peristiwa itu.
"Iya, dong! Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dua kali," jawab Taehyung yakin. "Kau juga bawa uang, kan?"
Jimin menatap Taehyung datar. Ingin sekali mengetuk kepala sahabatnya dengan keras sekali saja agar menjadi lebih normal. "Ya iyalah! Kalau aku tidak bawa uang, siapa yang membayar bunga untuk Jeonhwa dan jajanmu tadi?!" sinisnya.
"Apa maksudmu 'kesalahan yang sama dua kali'?" tanya Yoongi.
"Itu artinya-, hhmphh!" Jimin dibekap Taehyung saat akan membocorkan rahasianya. "Kim Taehyung!" kesal Jimin.
"Tidak, kok, Hyung. Jangan khawatir!" cengir Taehyung.
Hari ini, keduanya terlihat sangat tampan, lebih tampan dari biasanya. Jimin memakai topi snapback hitam sedangkan Taehyung mengenakan topi beanie yang keduanya merupakan barang pemberian Sabin dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS -VMin- [END]
FanfictionAda alasannya ketika seorang sahabat memusuhimu Dia tidak akan marah begitu saja, pasti ada alasannya Meski begitu, semarah apapun dia... Dialah yang selalu siap menerima kita apapun kondisinya Dan dia yang mendengarkan bahkan rela mengorbankan sega...