(Friends) 5, The Truth Untold

1K 97 9
                                    

Keesokan sorenya, setelah BTS menyelesaikan semua syuting, mereka berkumpul duduk di sofa bawah. Jimin dan Yoongi lah yang pertama berada di sana, disusul Jungkook, Hoseok, Namjoon, dan Seokjin yang datang berbarengan.

"Hyung, apa Taehyung tidak ikut?" tanya Jimin pada Yoongi. Yoongi menggedikkan bahunya. "Molla, dia bilang sibuk, ya sudah. Kau sendiri juga bilang agar jangan memaksanya, kan."

"Baiklah, Hyung." Jimin juga berpikir ada baiknya jika Taehyung tidak ikut dalam rapat ini.

"Kau mau bercerita apa pada kami, Jimin-ah?" Yoongi membuka pembicaraan setelah hampir semua anggota ada di sana.

Jimin mengambil napas dalam. "Pertama, aku minta maaf... selama ini, aku sembunyikan sesuatu dari kalian. Aku sakit..." Berat rasanya mengatakan hal itu pada yang lain. "Kanker usus besar," lanjutnya.

Semua yang ada tentu saja terkejut, hanya ada satu orang yang biasa saja. Dia sudah tahu soal ini. "Ini karena ternyata ada tumor yang mengganas di sana. Kalian tahu dr.Oh Sungbin? Dialah yang merawatku dan orang yang tahu pertama kalinya. Aku ingin memendamnya sendirian. Tapi, aku tidak bisa bohong pada PD-nim, Sejin Hyung, dan pastinya orang tuaku."

Diam. Tidak satupun ada yang bicara selain Jimin.

"Sebenarnya, sejak kecil, memang ada tumor di dalam sana. Tapi itu tidak pernah ditanggapi serius karena dokter saat itu bilang bahwa itu tidak berbahaya. Sampai akhirnya, aku merasakan ada sesuatu yang ganjil dan perutku sangat sakit."

"Aku mengunjungi Sungbin Hyung. Kalian tahu apa katanya? Aku terkena penyakit itu. Dia menyuruhku untuk meminum obat, hingga sepuluh bulan kemudian aku bosan dan tidak meminumnya lagi."

"Beruntung, enam bulan lalu saat terakhir aku mengunjunginya, Sungbin Hyung bilang kalau kankerku masih di stadium dua. Aku tidak tahu yang sekarang."

"Selama itu, apa tidak ada yang tahu selain kami?" tanya Hoseok.

"Hanya kalian. Geundae, aku memberi tahu Jungkook."

Dengan rasa kaget, semua kakak menoleh ke adik bungsu mereka yang cuma bisa menghembuskan udara dengan pasrah dari hidungnya. "Kapan?" tanya Yoongi.

"Seokjin Hyung, ingat beberapa minggu lalu saat aku dan Jungkook hilang dari rumah?" Bukannya menjawab, Jimin malah balik bertanya.

Yang tertua mengiyakan.

"Saat itu, Jungkook menemukanku pingsan di ruang latihan dan membawaku ke rumah sakit, makanya kami tidak pulang. Di rumah sakit, aku menceritakan semua pada Jungkook, karena itu dia menangis dan matanya bengkak saat di rumah."

"M-mwo?" Seokjin membulatkan matanya.

"Tunggu, apa dari anggota Bangtan, hanya Jungkook yang tahu?" tanya Namjoon curiga. Jimin mengangguk mantap. "Benar-benar hanya Jungkook? Tidak ada lagi? Kau yakin, Jimin-ah? Bagaimana dengan Taehyung?"

"Tidak ada, Hyung... kumohon, tolong percaya padaku."

Namjoon mengangguk. Tapi masih ada rasa mengganjal di hatinya. Ia masih merasa kalau Taehyung ada kaitannya dengan ini. Sangat tidak mungkin jika Jimin melakukan ini sendirian, Jimin tak sepandai itu menutupi kebenaran.

Masih diam. Tidak ada yang bicara lagi.

"Hyungdeul, kalian tidak marah padaku?" Jimin menunduk sembari menyeka pipinya dan memainkan jarinya persis seperti anak kecil yang sedang dimarahi.

Seokjin maju lalu mendekap Jimin erat. "Untuk apa Hyung marah, hum? Yang harus Hyung lakukan sekarang adalah menjaga semua adik-adik Hyung dengan lebih baik lagi," ujarnya lembut, walau Jimin masih bisa mendengar suara Seokjin yang menahan isakannya.

FRIENDS -VMin- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang