(Friends) 6, Ego

1K 100 17
                                    

Tidak lama berselang setelah MV dirilis, BTS menggelar jumpa fans di salah satu stadion terbesar di Seoul. Di malam sebelum hari H, Namjoon, Seokjin, Yoongi, dan Hoseok lagi-lagi berkumpul untuk membicarakan sesuatu.

Mereka berempat bicara tentang sakitnya Jimin dan pertengkarannya dengan Taehyung.

"Menurut kalian... Taehyung tahu soal ini?" tanya Namjoon. "Aku merasa aneh karena Tae tidak bisa marah dalam jangka waktu yang lama tanpa alasan yang jelas kecuali jika dia sudah tahu Jimin sakit."

"Tapi, kupikir.. Tae tidak tahu. Bisa juga seperti apa yang Namjoon katakan, tapi..."

"Jadi, maksud Hyung, Taehyung tidak mengerti apa-apa tentang ini?" Hoseok menoleh ke kanannya di mana Seokjin duduk di sana.

Seokjin menganggukkan kepalanya pelan. "Tetap saja, mau Taehyung tahu atau tidak, jangan bicarakan apapun di depannya masalah Jimin dan dirinya."

"Aku punya firasat kalau akan ada kejutan di ulang tahun Jimin besok. Tapi, aku tidak yakin itu hal yang baik," sahut Yoongi tiba-tiba.

Besok tanggal 13 Oktober yang berarti ulang tahun Jimin. Big Hit memang sengaja mengadakan jumpa fans bertepatan dengan hari lahir pria bermarga Park itu.

~~~

Sayangnya, saat mereka bertujuh akan berangkat sore ini, Jimin mendadak kurang sehat. Badannya sedikit panas sejak pagi. "Hyung~ aku mau ikuuuut! Ikut, ikut, ikut, ikuuuuttt!" rengek Jimin. "Hyuuuuungieee!"

Lihat saja, bahkan mungkin bagi ARMY, Jimin menjadi lebih menggemaskan dari maknae Bangtan jika sudah merengek seperti ini. Yah, bagi ARMY saja. Tidak bagi member yang lain. Seokjin dan Hoseok saja sudah lelah diikuti Jimin yang terus mengekori mereka ke mana-mana.

Sang leader sedang ke studio nya sebentar, jadi Jimin akan menerornya saat dia pulang nanti.

Yoongi? Jimin mana berani mengganggu hyung pucat nya yang satu itu.

"Ah, Hyung~ mau ikut! Ikut, Hyung... Hyung... Jimin tidak mau ditinggal di rumah! Jangan ditinggal! Tidak mau sendirian! Sendirian itu membosankan! Pokoknya ikut! Mau ikut! Aaaah!"

"Ya ampun, Jimin..." Hoseok memijit keningnya melihat Jimin duduk di lantai layaknya seorang anak bayi yang merajuk karena tidak dituruti. Bibir Jimin maju sekian senti seperti anak bebek.

"Hyung ku yang baik, ayolah..." pinta Jimin memelas. Ia bahkan sekarang tiduran sambil kakinya menendang-nendang ke sana ke mari.

"Tidak tahu, ah."

"Ihh, Hyung... jawab dulu!" Jimin duduk kemudian menahan tangan dan kaki Hoseok membuat pria kelahiran Gwangju itu gemas sendiri.

"Iya, iya, baiklah! Sudah, diam dulu, mengerti?" Akhirnya Hoseok mengalah. "Nanti aku bilang ke Namjoon dulu, tapi kalau tidak diizinkan ya sudah," tegasnya.

"Harus boleh! Kalau tidak, aku marah!"

"Kau mau aku melakban mulutmu?!" ancam Hoseok.

"Aku lepas lakbannya," sahut Jimin enteng.

"Aish, jinjja!"

FRIENDS -VMin- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang