-01-

9.3K 901 63
                                    

Warn!!
Bxb
Yaoi
Homopobic 🚫🚫

**

Haechan harem
Haechan uke zone
-Lee Haechan
-Mark Jung
-Jung Jeno
-Jung Sungchan

**

Selamat membaca semuwwaa~
Jangan lupa Vote dan Comment yaa~

  -May🐣🐣

**

   Pagi itu suasana rumah masih terasa damai. sampai,

"Adek, bangun kebo. dah pagi nih"

Hendery menggedor kamar Haechan dengan tidak santai nya, tapi itu bahkan tak membuat sang pemilik kamar terusik dari tidur nya .

"Dek lo gak bangun juga, gue dobrak nih pintu"

"Hemm, berisik lo bang"

Haechan bahkan hanya bergumam saat mendengar ancaman dari Hendery. Tiba tiba Hendery punya ide jahil untuk membangun kan adik nya.

"Dek, ada Sungchan tuh di depan"

Dan dengan ajaib nya tak sampai satu detik terdengar suara pintu terbanting. Hendery lalu tersenyum puas dan turun kebawah ke Ruang makan.

"Pagi Mae, Dad"

"Pagi Der, udah bangun adikmu"

Johnny menyahut sambil menyesap kopinya dengan santai. Ten hanya melirik lalu kembali melanjutkan acara memasak sarapan nya.

"Udah kok, Dad. Liat aja"

Hendery hanya berdoa sambil menghitung dalam hati karna sebentar lagi akan ada maung galak.

Dan benar saja tak sampai dua menit dia berhitung, Haechan turun dengan senyum manis yg mengembang.

"Pagi Mae, Dad, Bang Der,--"

Merasa ada yg ganjal Haechan pun celingak celinguk mencari orang yg katanya sedang menunggu nya itu.

"Loh, Dad. Sungchan mana"

Hendery lalu meringis sambil melirik takut pada,  Johnny yg terlihat bingung dengan pertanyaan anak bungsu nya.

"Loh, Dek. Emang dia bilang mau kesini "

Johnny menatap Haechan bingung sambil meletakan koran nya, Haechan lalu menghampiri Hendery dan mencekik nya.

"Lo ya bang, usil banget. Gue udah dandan rapi juga"

Hendery hanya berteriak ampun pada Haechan, yg sekarang terlihat sangat ganas.

"Udah, adek abang. Jangan berantem lagi, kalau masih berantem Mae balik nih mejanya "

Mendengar ancaman Ten yg tak main main, membuat Haechan dan Hendery dengan cepat kembali ketempat duduk masing-masing. Johnny yg melihat itu pun hanya bisa menggeleng kecil, melihat tingkah kedua putra nya.

Haechan lalu memakan sarapan nya dengan mata yg tetap memandang Hendery dengan tajam, sambil mengerucutkan bibir nya dengan kesal.

"Adek mau bareng siapa berangkat ke sekolah nya"

Johnny bertanya sembari tersenyum melihat tingkah menggemas kan anak bungsu nya saat sedang kesal.

"Yg jelas gak bareng ama ni abang dakjal"

Mata Haechan berkilat emos sambil menodongkan garpu ke arah Hendery dengan tidak santai nya.

"Heh, gue abang lo yg sopan, Chan"

"Nyenyenye"

Setelah menyelesaikan sarapan nya dengan cepat dia, berpamitan pada Ten dan Johnny untuk pergi kesekolah.

"Bye Dad, Mae. Echan berangkat dulu"

Ucapnnya sambil memberikan kecupan manis pada kedua pipi orang tua nya. Haechan yg melihat Hendery memajukan wajah nya sambil menutup mata itu pun, langsung saja terpikir untuk membalas kejahilan abang nya itu.

Hendery yg melihat Haechan tak kunjung memberi nya kecupan pun lantas membuka mata nya dan,

"Haechan, gue belum"

Dan dengan cepat Haechan berlari meninggalkan Hendery yg menggerutu karna diabaikan nya.

**

  Tujuan Haechan tidak lah jauh dari Rumah nya, mungkin hanya berjarak 3 buah saja.

Haechan sudah bersiap dengan ancang ancang akan berteriak sampai, tiba tiba ada tangan yg menahan mulutnya.

Membuat Haechan malah tersedak air liur nya sendiri, Jeno yg melihat itu pun hanya bisa tertawa terbahak bahak saat melihat ekspresi terkejut mengemaskan dari Haechan.

"Gila lo, kalau gue mati gimana"

Haechan melotot kan kedua matanya dengan ganas, yg mana malah membuat Jeno menutup kedua mata itu dengan tangan nya.

"Gelap woii, elah"

Karna kesal Haechan pun memukul tangan Jeno dengan keras yg mana membuat Jeno menjadi berteriak kesakitan.

"Sakit, embul"

"Biarin, wlee"

Haechan lalu memeletkan lidah nya pada Jeno, yg mana membuat Jeno memutar malas matanya.

"Ngomong ngomong Pangeran gue mana nih, kok gak kelihatan"

Haechan melihat sekeliling dan nihil tak ada tanda tanda yg membantu nya. Dengan percaya diri nya Jeno malah berkata.

"Pangeran yg mana dulu nih, Mbul. Yg ganteng gak ketulungan kayak gue atau kayak bekantan, noh kalau dia ada didalam "

"Mark maksud lo"

"Siapa lagi, Mbul. Selain tu monyet"

Haechan lalu menjawab dengan tidak santai nya,

"Lo bilang, Apa. Pangeran, iya Pangeran kodok. Elo juga!! "

Haechan juga berteriak tiba tiba pada Mark,  yg bahkan baru datang untuk mengambil motor nya.

"Udah, buruan telat entar kita!!"

Haechan berteriak yg mana membuatmu Jeno langsung melajukan motor nya dengan cepat.

Meninggalkan Mark yg masih dalam keterkejutan akibat teriakan Haechan padanya tadi,

"Astaga untung masih sayang, untung mantan, untung gemesin, kalau gak udah gue loakin aja tu si Mbul"

Mark lalu segera menjalankan motor nya, dan menyusul Jeno yg sudah di jalan menuju kesekolah.

**

  Di jalan Haechan tak henti henti nya menggerutu saat motor Jeno mengerem mendadak,

"Lo, kalau mau mati muda jangan ngajak ngajak dong"

Tangan Haechan pun juga ikut memukul pundak Jeno,

"Astaga, Chan. Diem gak lo, gue turunin juga nih dipinggir jalan"

"Oh, elo berani"

Jeno yg mendengarkan itu pun hanya tertawa renyah,

"Iya. Enggak enggak kok, udah pegangan dulu. Gue mau ngebut, hampir telat kita"

Walau setengah tak rela tangan Haechan pun sudah melingkar manis di perut Jeno, dan tanpa Haechan sadari Jeno tersenyum lebar dalam diam nya.

**

Makasih yg udah Vote dan Comment,
Selamat membaca Chap selanjutnya~

-Sunghyuck-

I'm straight (Sunghyuck) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang