Illya membuang nafasnya lega. Saat bel istirahat sudah berbunyi. Kakinya langsung melangkah ke depan, meletakkan kertas ujian yang sudah diisi seadanya di meja guru.
"Mil kantin yuk," ajak Illya.
"Lya gue mau ke kantin sama gebetan gue. Lo ke kantin sendirian gak papa, 'kan?" tanya Milla yang membuat Illya menatap Milla dengan dahi berkerinyit. Sejak kapan Milla punya gebetan? Milla tak pernah cerita apapun pada Illya.
"Lo punya gebetan? Kok gak pernah cerita sama gue? Siapa orangnya? Gue kenal gak?" tanya Illya bertubi-tubi membuat Milla tersenyum malu. Ini belum saatnya Milla cerita tentang gebetannya pada Illya. Waktunya belum tepat dan lagi ini masih masa PDKT.
"Nanti juga lo tau," jawab Milla membuat Illya berdecak sebal, "Gue maunya sekarang. Bukan nanti. Siapa sih orang yang udah bisa rebut hati seorang Jessica Millanzeya."
"Kepo lo, nanti juga gue cerita. Tapi bukan sekarang. Ini masih tahap PDKT. Gue takut gagal nanti lo ledekin lagi. Ya udah gue pergi dulu. Udah ditunguin nih gue by." Milla berlari keluar kelas meninggalkan Illya. Membuat Illya mengerucutkan bibirnya sebal.
"Awas aja kalo udah jadian gak kasih gue pajak jadian," gumam Illya melanjutkan langkahnya dengan wajah ditekuk.
"Kantin yuk." Illya menghentikan langkahnya. Menatap ke arah sumber suara. Matanya menatap sosok Nichol yang sedang menyenderkan tubuhnya di dinding samping pintu kelasnya, dengan senyum lebarnya membuat Illya tersenyum tipis membalas senyum lebar Nichol.
"Udah lama?" tanya Illya yang membuat Nichol melirik jam tangannya, "Lumayan buat cacing di perut gue meronta-ronta di dalem," jawab Nichol yang membuat Illya terkekeh.
"Ya udah, yuk ke kantin. Kasian cacing di perut lo udah merong-rong sampe kedengeran keras banget," ajak Illya dengan tawa kecilnya membuat Nichol ikut tertawa. Sebelum akhirnya Illya dan Nichol melanjutkan langkahnya ke arah kantin.
Setelah sampai kawasan kantin. Nichol dan Illya mengedarkan pandangannya. Mencari tempat duduk yang kosong.
"Duduk di sana aja yuk. Join bareng Ali sama Nabila," ajak Nichol membuat Illya mengikuti tatapan Nichol. Benar saja tempat duduk di pojok kantin di bagian depan Ali dan Nabila yang hanya terhalang meja kantin kosong. Mata Illya kembali bergerlia mencari tempat duduk yang kosong lagi, tapi sayangnya tak ada yang kosong lagi. Kantin sudah padat penduduk. Keadaan kantin hari ini sangat ramai membuat semua tempat duduk penuh. Mungkin karena takdir yang selalu menginginkan Ali dan Illya bertemu atau hanya kebetulan? Ntahlah.
Illya mengangguk ragu, membuat Nichol langsung menggandeng tangan Illya ke arah Ali dan Nabila.
"Gue join yah. Tempat duduknya penuh semua. Sedih gue orang ganteng gak dapet tempat duduk," curhat Nichol dramatis membuat Ali tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Mengapa sahabatnya ini sangat gesrek? Dan kenapa tak sembuh-sembuh dari dulu?
"Gak usah drama. Tinggal duduk aja," ujar Ali yang membuat Nichol duduk di depan Nabila. Illya hanya diam menatap Ali yang sedang sibuk memakan batagornya. Sepertinya Ali belum menyadari kehadiran Illya.
"Lya duduk sini," pinta Nichol seraya menepuk bangku di sampingnya, lebih tepatnya di depan Ali. Illya melirik Ali sekali lagi. Tatapannya bertemu tatapan Ali yang sedang menatapnya. Sebelum akhirnya Illya duduk di hadapan Ali. Keadaan antara Ali dan Illya sangat canggung sekarang. Sama-sama merasa tak nyaman seperti orang asing yang tak mengenal satu sama lain.
Ali bangkit dari duduknya membuat Nabila mendongakkan kepalanya menatap Ali, "Mau kemana?" tanya Nabila membuat Ali diam sejenak. Ali tak mungkin jujur, ingin pergi karena merasa tak nyaman dengan keadaan canggung dan asing. Antara dirinya dan Illya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Belajar [Novel Ready Stok]
Teen Fiction"Gue gak mau yah patneran sama lo," ucap Illya yang berhasil menghentikan langkah Ali. Lalu menoleh ke arah Illya. Menyenderkan tubuhnya di dinding. Menatap Illya datar. "Seperti yang di bilang Pak Reza tadi. Itu wewenang bokap lo. Kalo lo gak mau p...