23. Cemburu.

572 91 14
                                    

    Illya menarik nafasnya membuangnya perlahan. Menguatkan mentalnya sebelum akhirnya tangan Illya menggapai knop pintu.

"Yakin mau masuk? Ada anak The Freak lho?" tanya Nichol yang dijawab anggukkan oleh Illya. Sebelum akhirnya membuka pintu ruang rawat Ali. Seketika tubuh mungil Illya menjadi pusat tatapan sinis. Illya melangkah pelan mendekati brangkar Ali. Tak memperdulikan tatapan tak suka beberapa anak The Freak padanya.

"Masih punya muka juga lo cewek pembawa sial," ujar Dewa yang membuat Nichol melangkah mendekati Dewa. Menarik seragam sekolah milik Dewa.

"Jaga mulut lo setan!" Nichol mendorong tubuh Dewa. Jika tidak mengingat ini rumah sakit sudah Nichol buat babak belur laki-laki di depannya.

"Gak usah ribut bisa nggak?" pertanyaan Ali membuat Nichol kembali berdiri di samping Illya. Menggenggam tangan gadis mungil di sampingnya erat.

   Ali mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Menatap satu persatu anak The Freak. Geng yang sudah dipimpinnya, belum cukup lama memang. Tapi rasanya nyaman berada di tengah-tengah mereka.

"Gue mau kasih pengumuman penting," ucap Ali membuat semua anak The Freak menatap Ali. Pengumuman apa yang ingin di sampaikan ketuanya ini?

"Gue sama Lya udah jadian," ucap Ali yang membuat mereka menatap satu sama lain.

"Lo bercanda Li?" Angga menatap Ali tak percaya.

"Ngprank lo Li?" tanya Kirun santai.

"Gak pinter boong lo Li," ucap Adit meragukan ucapan Ali.

"Ayang Beb kan punya Dede jadi gak mungkin lah jadian sama Lya. Ya, 'kan Beb" ucap Ricky seraya bergelayut manja di lengan Ali membuat Ali menatap Ricky tajam. Ricky yang mendapat tatapan tajam hanya menyengir. Lalu mengubah posisi duduknya jadi normal. Sepertinya Ketuanya tak mau diajak bercanda. Tatapannya saja sudah maut seperti itu. Sudah dipastikan ucapan Ali benar adanya.

"Gue beneran pacaran sama Lya," ucap Ali sekali lagi. Membuat anak The Freak menatap Ali tak terima. Lebih tepatnya tidak suka.

"Lo gila Li? Lo, 'kan tau kita gak suka sama gadis pembawa sial itu," ujar Dewa yang membuat Ali mengangkat bahunya acuh, "Ya itu terserah kalian. Mau suka atau nggak yang jalanin hubungan, 'kan gue. Jadi mau kalian suka atau nggak itu bukan urusan gue," ucap Ali tangannya menarik lembut Illya sedikit mendekat darinya. Membuat genggaman Nichol terlepas begitu saja dari tangan Illya.

   Ali menepuk brangkar di sampingnya. Meminta Illya duduk di samping brangkarnya. Membuat Illya duduk di samping Ali.

"Li, lo gak pikirin perasaan kita?" tanya Angga yang dijawab gelengan oleh Ali, "Nggak. Lagian gini yah, konsepnya gue pacaran buat diri gue sendiri. Bukan buat shere sama kalian. Jadi buat apa gue pikirin perasaan kalian. Pacaran buat privasi bro bukan publik," ucap Ali membuat Illya menatap Ali tak percaya. Tadinya Illya kira hubungannya dengan Ali akan ditutupi oleh Ali. Nyatanya Ali mengumumkannya begitu saja. Tak peduli ini akan menjadi boomerang untuk Ali dan anak The Freak nantinya.

"Tapi Li, kita gak mungkin bisa nerima ketua kita jadian sama orang yang gak kita suka," ujar Dewa membuat Kevin menatap Dewa. Kevin tak bisa bicara apa-apa lagi. Yang Ali katakan benar adanya. Pacaran untuk privasi bukan publik. Jadi tidak perlu persetujuan banyak orang. Kevin mungkin akan sedikit menerima Illya kerena Kevin tau Illya sahabat dari kekasihnya Milla.

"Ya udah, bubarin aja The Freak. Gampangkan hidup tuh gak usah dibikin susah," ujar Ali membuat anak The Freak bungkam. Mereka tak mau The Freak bubar, tapi untuk memperlakukan Illya seperti mereka memperlakukan Ali juga tak mungkin.

"Kalo gak bisa nerima pacar gue. Setidaknya gak usah ngerjain pacar gue. Itu aja yang gue minta," pinta Ali to the point.

"Ada yang mau kue gak?" tawar Illya ingin menenangkan suasana yang terlihat menegang karena ucapan Ali.

"Mau Ayang Beb," ucap Ricky mengambil sekotak kue yang disodorkan Illya. Lalu memakannya, "Ada yang mau gak? Enak lho," tawar Ricky membuat mereka menggapai tasnya masing-masing. Lalu pergi dari ruang rawat Ali. Kecewa atas keputusan Ali yang seolah sudah tak punya solidaritas lagi.

"Sombong amat ditawarin gak mau. Ya udah, gue makan sendirian aja," ujar Ricky dengan mulut penuh dengan kuenya.

"Enak aja, gue mau kali Ky," ujar Nichol duduk di sofa samping Ricky. Mulai memakan kue di tangannya. Matanya menatap Ali dan Illya. Harapannya dibuat pupus oleh pengakuan Ali di depan anak The Freak.

"Apa gue masih punya harapan buat dapetin lo," ucap Nichol membatin. Mata coklat gelapnya menatap Illya yang mulai belajar bersama Ali. Rasanya hatinya terasa terpecah belah. Saat mata hazel Illya yang malah sangat fokus menatap Ali.

"Liatin rumusnya," pinta Ali dingin membuat Illya memanyunkan bibirnya, "Gak ada manis-manisnya. Pake sayang kek biar romantis," gumam Illya membuat Ali menaikan sebelah alisnya, "Ngomong apa tadi?" tanya Ali yang membuat Illya menggeleng cepat, "Gak ngomong apa-apa kok," jawab Illya membuat Ali mengangguk. Lalu kembali mengajari Illya. Walaupun gadis itu malah hanya fokus menatap wajah Ali sedari tadi.

"Sampe sini paham gak?" tanya Ali yang membuat Illya menyengir. Lalu menggeleng membuat Ali menepuk dahinya. Membaringkan tubuhnya.

"Soalnya dari tadi nahan laper. Jadinya gak fokus. Makan kue dulu yuk," tawar Illya saat melihat wajah frustasi Ali.

   Ali mengangguk malas. Walaupun hatinya sangat gusar meladeni gadis mungil di sampingnya.

  Ali mengubah posisi tidurnya kembali duduk. Menerima kue yang disodorkan Illya. Lalu memakannya.

"Mau disuapin kok malah makan sendiri," ucap Illya membatin. Memakan kuenya kesal. Pacar barunya ini seperti tidak peka atau tidak mau disuapi Illya?

"Pelan-pelan makannya," ucap Ali menasehati Illya yang sedang memakan kuenya rakus.

Ali menggampai segelas air putih. Lalu memberikannta pada Illya. Saat Illya terbatuk karena tersedak kue yang dimakannya, "Di bilang juga pelan-pelan," ucap Ali saat Illya sudah menyelesaikan minumnya.

   Tangan Ali menggapai beberapa helai tisu. Menarik dagu Illya mengelap sisa air dan kue yang berada di sudut bibirnya.

   Illya menatap Ali. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Illya memejamkan matanya menetralkan perasaannya. Berlama-lama bersama Ali membuatnya seperti kehilangan asupan oksigen.

"Kenapa tutup mata?" tanya Ali membuat Illya membuka matanya perlahan. Persekian detik tatapan mata Ali dan Illya bertemu. Sebelum akhirnya Ali memutuskan kontak mata mereka.

   Ali memegang dadanya, "Bisa-bisanya jantung gue gak seselow ini. Ada yang gak beres nih sama jantung gue. Nanti gue tanya Dokter deh," ucap Ali membatin.

"Kenapa ada yang sakit?" tanya Illya yang dijawab gelengan oleh Ali, "Gak papa."

"Ya udah, lanjutin belajarnya yah," ucap Ali yang dijawab anggukkan oleh Illya.

   Ali mulai menjelaskan satu persatu materi. Berharap sedikit banyak bisa masuk otak Illya. Sedangkan di sana di tempat duduknya Nichol mati-matian menahan cemburunya. Nichol tau tak seharusnya dirinya cemburu pada Illya yang notabenya pacar Ali. Rasanya tak lucu cemburu pada orang yang bukan siapa-siapa dirinya. Harusnya Nichol tau diri yang dicembuinya adalah pacar Ali. Jadi jika bermesraan itu hak mereka, tapi nyatanya Nichol tak menerima kenyataan yang sangat menyakitkan baginya.

"Susah banget ngilangin rasa cinta gue sama lo Lya. Bahkan gue cemburuin lo sama Ali. Padahal semua rasa itu gak pantes ada dalam diri gue," ucap Nichol membatin matanya tetap berpusat pada Illya dan Ali.

🍃🍃🍃

By : Triana Alicius.

Hay aku up seneng gak? Nungguin gak? Mau lanjut atau gak?

Jangan lupa vote dan komennya ditunggu banget. Maaf baru sempet up sebenernya mau dari kemarin up tapi satu dan lain hal jadi ngeret up deh😓

Boleh minta pendapat tentang part ini? Kasih reviuwnya dong😓

Yang udah vote, komen, follow dan promosiin cerita aku makasih banget yah. Pembaca gelap mampir ke lapak komen yuk😉 aku tunggu lho. Seneng baca komen pembaca buat semangat naik. Andai aja semua pembaca komen. Pasti udah seneng banget deh. Tapi sayang cuma andai😁

Oke udah dulu yah cuap-cuap dari aku sampai jumpa lagi😉

Jumlah 1240 kata.

Partner Belajar [Novel Ready Stok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang